Bagian 4 : -Ask for Trouble-

9.5K 1.1K 20
                                    

"Aku hanya ingin tahu apakah kemampuanmu menggoda pria bisa berhasil padaku."

-Mandala-

"Jadi, intinya Kak Kei salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, intinya Kak Kei salah. Mandala itu pria straight! Dia punya mantan bernama Andrea. Pria itu benar-benar brengsek!" Kenanga meracau untuk yang kesekian kalinya.

"Bukannya bagus kalau dia normal? Artinya pernikahan kalian akan berjalan normal. Lagi pula dia kaya raya," sahut Keira gemas, sementara kedua tangannya aktif mengibas-ngibaskan kipas. Jelas sekali wanita itu tidak nyaman dengan gaun kebaya yang masih dikenakannya.

Segera setelah acara pertunangan usai dan keluarga besar Mandala telah meninggalkan kediaman Mahendradatta, sore harinya Kenanga meminta sang kakak, Keira, untuk menemaninya pergi karena ia tidak tahan jika terus berada di rumah.

Tiga puluh menit merengek, dengan sedikit paksaan, wanita yang lebih tua tiga tahun darinya itu akhirnya bersedia dan membawa Kenanga ke sebuah restoran berkonsep casual dining yang berada di pusat kota. Restoran yang berada satu tingkat di bawah restoran fine-dining ini memberikan suasana yang lebih santai dengan lingkungan yang nyaman.

Kenanga memilih duduk di barstool yang berada di area khusus bar dan memesan bergelas-gelas mojito beraneka rasa. Sementara di sisinya, Keira terus-terusan mengerang sebal sembari memutar mata bosan setiap kali Kenanga mengoceh. Meski begitu, wanita itu belum juga menyerah untuk mengajaknya pulang.

"Kaya raya juga tidak berguna kalau dia tidak ada bedanya dengan pria-pria yang berani menatapku kurang ajar!"

"Ck. Wajar saja pria-pria menatapmu kurang ajar. Bukankah pekerjaanmu bertujuan untuk membuat mereka terangsang?!" Keira mendengkus jengkel. "Kalau menurutku sih ya, Ken ... Seharusnya kamu bersyukur. Dia pria pertama yang bersedia menjadikanmu istri meskipun tahu pekerjaanmu seperti apa. Sejauh yang aku tahu, seburuk-buruknya pria, mereka pasti ingin memiliki istri yang baik. Bukan seorang wanita yang tidak keberatan memamerkan hampir seluruh bagian tubuhnya untuk jadi tontonan pria!"

"Aku tahu!" Kenanga tersenyum sinis sembari menatap gelas mojito yang kelima dalam genggamannya, kali ini rasa raspberry. "Entahlah, mungkin aku hanya merasa tertekan!" Kenanga menghabiskan sisa minuman itu dalam sekali teguk, lantas memesan mojito dengan rasa lain kepada seorang waiter.

"Itu wajar, Ken. Aku juga pasti tertekan kalau tiba-tiba bertunangan dengan pria yang tidak aku kenal sebelumnya," hibur Keira dengan nada yang disabar-sabarkan.

"Kalau begitu kenapa tidak kamu saja yang menikah dengannya? Umurmu lebih matang dariku, kamu juga lebih pintar menghadapi orang ketimbang aku!"

"Apa kamu lupa? Mandala sendiri yang memilihmu."

Kenanga mengerang kesal. Rasa muak membuatnya nekad menaiki meja bar kayu. Sejurus kemudian, ia memandang sekeliling ruang restoran yang mulai dipenuhi pengunjung untuk makan malam.

He's not on My Wishlist (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang