IX - About Zilly

58 17 0
                                    

"Halo, saya Zilly Adelaide, akan menceritakan semuanya kepada anda."

"Berhenti main-main."

"Kau tidak asik, Shane."

Shane hanya mematung tanpa kata dengan tatapan seriusnya ke arah Zilly, membuat wanita itu menghela napas karena dipelototi sahabatnya.

"Tapi aku ada satu permintaan."

"Hmm?"

"Mulai sekarang panggil aku Zee, okay?"

"Zee?"

"Itu nama panggilan yang berharga dari Ibuku."

"Yasudah, cepat ceritakan. Waktu kita tidak banyak tahu. Kau tidak takut tiba-tiba Cliff ada disini?"

***

Aku adalah seorang traveler. Kecintaanku terhadap wara-wiri kesana kemari membuatku rasanya ingin membeli dunia. Namun pada hari itu aku lengah. Lelah yang melanda karena seharian menapakkan kaki ke berbagai tempat berhasil membuatku tertidur dengan lelap saat di bis. Aku tidak tahu kemana kendaraan persegi panjang tersebut membawaku.

Aku melangkahkan kaki dengan ragu sambil memperhatikan dengan detail pohon-pohon pencakar langit yang menjulang di hadapanku. Hutan ini tidak pernah kudatangi sebelumnya. Karena memang pada dasarnya aku sangat suka dengan alam, hutan ini terlihat tidak buruk. Perlahan aku memasuki hutan sebelum langit menghitam.

Ada seorang pria disana, yang sepertinya sedang mengais tanah.

Setelah kuperhatikan lebih lanjut, pria itu memiliki sayap hitam di punggungnya.

Aku yang mulai tertarik memutuskan untuk menahan napas dan bersembunyi dibalik ranting-ranting besar untuk memata-matai pria tersebut.

Ia mematahkan sayap hitamnya dan punggungnya mengeluarkan darah yang sangat banyak. Sementara aku hanya bisa menahan suara kaget yang keluar dari mulutku dengan tangan. Kemudian sayap itu dikubur dalam-dalam di tengah hutan. Aku sama sekali tidak memercayai apa yang kulihat. Jika berpikir ini mimpi, aku tidak akan merasakan sakit setelah mencubit kedua pipi kenyalku ini.

Ini kenyataan. Manusia dengan sayap itu memang benar-benar ada.

"Sudah selesai mengintipnya?"

Aku berbalik dan mendapati pria dengan sayap yang telah dipotong itu tepat di depanku sekarang.

Belum sempat menjawab karena mulutku terlihat kelu, tubuhku melayang karena diangkat oleh pria dengan tampang congkak ini. Aku meronta agar diturunkan namun usahaku sia-sia.

"Turunkan aku!"

"Diamlah. Kenapa kau mengintipku?"

"Aku hanya penasaran apa yang kau lakukan dengan sayapmu."

"Berpura-puralah kau tidak pernah melihat kejadian itu atau hidupmu dalam bahaya."

"Baiklah, tapi tolong turunkan aku!"

Pria itu akhirnya menurunkanku di depan sebuah rumah yang terlihat seperti istana. Langkah kakinya sangat cepat sehingga aku hanya merasa keluar dari hutan dalam hitungan detik.

"Tempat apa ini?"

"Ini kediaman Sang Ratu. Kau warga baru kan disini?"

SHANE : My Different World [COMPLETED]Where stories live. Discover now