Chapter 1 : Sleeping Beauty

617 93 23
                                    


_Cupid : True Love "Sleeping Beauty"_


Mau sampai kapan kamu tertidur, Tuan Putri?

Lelaki berumur dua puluh dua tahun duduk dikursi sebelah tempat tidur yang ditempati seorang pasien wanita. Pasien wanita yang sudah tiga bulan mengalami koma. Ia mendongakkan kepalanya menatap langit-langit ruang rawat inap yang setiap hari ia kunjungi tiga bulan terakhir. Memejamkan matanya sesaat. Kemudian kembali menatap wanita yang berbaring tak sadarkan diri di atas tempat tidur. Wanita yang seharusnya menjadi istrinya tiga bulan lalu. Wanita yang amat sangat dirindukannya. Matanya, suaranya, senyumnya, tawanya, semuanya dari wanita itu amat sangat dirindukannya. Ia menggenggam tangan dingin itu.

Aku masih menunggumu.

Srek.

Pintu ruang rawat itu terbuka. Lelaki itu segera menoleh untuk melihat siapa yang datang. Wajahnya yang sedari tadi sendu, kini berubah dingin. Dua orang wanita yang dikenalnya itu berhenti di depan tempat tidur pasien. Menatap wanita yang belum siuman itu.

"Bagaimana keadaanmu, Kookie?" tanya seorang wanita yang seumuran dengannya.

"Aku tidak mau melihatmu." ucap Jungkook mengalihkan pandangannya menatap keluar jendela. Ia tidak mau melihat wanita itu. Wanita yang membuat kesalahpahaman terjadi. Wanita yang membuat calon istrinya terbaring selama tiga bulan ini.

"Jungkook-ah.. bukankah ini takdir? Kamu dipertemukan kembali dengan Choi Yuju, orang yang kau cintai dulu. Takdir mengatakan kalau kau tidak akan bisa bersama dengan gadis itu." ucap seorag wanita yang lebih tua darinya. Wanita berumur empat puluh tujuh tahun itu adalah ibu kandungnya sekaligus salah satu orang yang menentang hubungannya dengan gadis yang ia cintai.

Jungkook menoleh menatap wanita yang tak sudi ia anggap sebagai ibu kandung. Ditatapnya wanita itu dengan tatapan dingin. "Takdir? Apakah kau pantas berbicara soal takdir dan cinta? Yak, tahu apa kau soal takdir dan cinta sementara otakmu penuh dengan uang, uang, dan uang!" ucapnya emosi sampai harus mengontrol suaranya agar tidak mengganggu kekasihnya.

"Kau sadar tidak? Sikapmu semakin kurang ajar padaku setelah bertemu dengan Yein sialan itu." ucap Ibunya.

"Memangnya selama ini kau sudah mendidikku dengan benar? Bahkan sebelum bertemu dengan Jung Yein, tidak, Lebih tepatnya setelah aku lahir, aku hanya dibesarkan oleh Bibi Kim. Selama ini aku hanya diam, diam menuruti semua kemauan manusia seperti mu. Lantas apa pernah sekali kau mau menuruti kemauanku? Aku tidak memintamu memberikanku mobil, apartemen, ataupun perusahaan melainkan Jung Yein. Hanya menikah dengan Jung Yein dan hidup bahagia dengannya. Memang aku salah?" kesal Jungkook. Ia kembali menatap keluar jendela sementara tangan kanannya menunjuk ke arah pintu. "Pintu keluar ada disana. Semoga hari kalian menyenangkan."

Ibunya menatap Jungkook kesal. Namun ia tersenyum sinis ke arah Jung Yein yang belum sadarkan diri. Kemudian ia melangkah keluar ruang rawat itu.

"Kookie.." ucap Yuju.

"Aku tidak suka panggilan itu. Apalagi dirimu. Keluarlah!" usir Jungkook.

"Soal dulu, aku amat sangat menyesal. Aku meninggalkanmu saat itu karena kuliah di LA. Aku tidak sanggup untuk berpamitan denganmu. Aku tahu kau pasti marah. Tapi mau bagaimana lagi?" jelas wanita itu kemudian mendekati Jungkook dan mengusap bahunya. "Tidakkah kau mengizinkanku untuk mengisi hatimu lagi? Tidak adakah ruang untukku di dalam sana?" tanyanya.

"Aku yakin, sebelum kau menanyakan itu, kau pasti sudah tahu jawaban apa yang akan kau dengar." Ucap Jungkook datar.

Yuju menghela napas. Ia menjauhkan tangannya dari bahu Jungkook. "Kau bisa kembali padaku kapanpun kau mau." Ucapnya.

CUPID : TRUE LOVEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora