Chapter 2 : A Silly Job

393 83 4
                                    

_Cupid : True Love "A Silly Job"_



"Baiklah, aku akan melakukan apapun dan menerima resikonya." Sahut Yein akhirnya.

"Kau harus mempertemukan seseorang dengan cinta sejatinya. Minimal kau harus mempersatukan tiga pasangan cinta sejati dalam waktu satu bulan."

"APA?" pekik Yein heboh. Bagaimana bisa? Satu bulan, tiga pasangan?

"Sesuai kesepakatan. Melakukan apapun dan menerima risikonya. Risikonya adalah... Kau akan mati dan tak akan pernah hidup di kehidupan selanjutnya kalau sampai kau gagal menyatukan tiga pasangan sejati dalam satu bulan."

.

.

.

Sebuah cafe tua dekat rumah sakit hari ini tidak terlalu ramai oleh pembeli sementara waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Orang-orang hanya berlalu-lalang tanpa berniat mampir ke dalam cafe. Mereka lebih memilih makan di cafe modern yang elegan. Padahal menu di cafe tua itu tidak kalah lezat dengan cafe modern lainnya.

Setelah puas memandang keluar jendela dengan tatapan kosong, Jungkook kembali menatap secangkir coffee latte yang isinya tinggal setengah di atas meja. Ia menyesap coffee latte kemudian meletakkannya kembali dan menatap lelaki yang duduk di hadapannya. Sahabat sekaligus senior beda jurusan di kampusnya yang sudah lulus dua tahun lalu.

"Dia belum sadarkan diri juga?" tanya Min Yoongi. Lelaki yang lebih tua empat tahun dari nya itu seorang detektif yang menangani kasus tabrakan beruntun yang dialami Yein tiga bulan lalu.

"Belum." jawab Jungkook singkat. "Soal kasus itu.."

"Tenang saja." Potong Yoongi sebelum Jungkook melanjutkan kalimatnya. "Tabrakan beruntun tersebut sudah di tetapkan sebagai kecelakaan. Tidak ada tersangka atas kasus itu. Lagi pula keluarga Jung Yein sudah membayar ganti rugi pada keluarga korban. Para keluarga korban sudah mengambil jalur damai" jelas Yoongi.

"Aku yang salah. Kalau saja aku berhasil mengejarnya, dia tidak mungkin mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi saat cuaca buruk." Sesal Jungkook. Penyesalan itu terus menggerogoti hatinya. Semuanya karena kesalahpahaman.

"Lupakan saja. Menyesalinya tidak akan mengubah semua yang sudah terjadi." ucap Yoongi. Tidak lama ponsel lelaki itu bergetar. Yoongi segera merogoh sakunya, mengambil ponselnya kemudian mengangkat panggilan. "Halo...... Apa?..... Baiklah aku kesana." Setelah menutup panggilan, Yoongi segera berdiri.

"Siapa? Ada apa?" tanya Jungkook yang ikut berdiri.

"Kekasihku. Dia masuk rumah sakit." jawab Yoongi. Ia menatap Jungkook cemas. "Tidak masalahkan kalau ku tinggal?"

Jungkook mengangguk. Yoongi pergi setelah menepuk bahu Jungkook. Soal kekasih Yoongi, Jungkook belum pernah melihatnya. Ngomong-ngomong soal kekasih, ia jadi teringat Yein. Ia kembali duduk dan mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Aku merindukanmu, Jung Yein.

.

.

.

Hari ini Yein belum menemukan seseorang yang bisa melihatnya. Ia sudah berkeliaran di sekitar rumah sakit selama Sembilan belas jam. Sampai hafal ia setiap sudut rumah sakit itu. Apa ia harus mencarinya di luar lingkungan rumah sakit? Hampir satu hari ia membuang sia-sia waktunya hanya untuk mengelilingi rumah sakit. Menyebalkan.

Yein memutuskan untuk menemui tubuhnya di ruang rawat inap. Saat ia tiba di depan pintu, ia terkejut ketika Jungkook keluar dari ruang rawatnya menembus tubuhnya. Ia belum terbiasa dengan tubuhnya yang sekarang. Kalau saja ia bukan hantu gentayangan, mungkin mereka sudah bertabrakan. Yein memperhatikan Jungkook yang kini berdiri di sebelahnya sambil berbicara dengan seseorang diponselnya.

CUPID : TRUE LOVEWhere stories live. Discover now