Suspendisse ~2

159 91 101
                                    

HAPPY READING | JANGAN LUPA VOTE



|Bagian Dua|

•°•Bagaikan narkoba. Kesempatan berada didekatmu, telah membuatku candu untuk menginginkanya lagi. •°•

~Varrel Rovalno

***

Sorry For Typo gais
Kalau ada komenin aja;)

20.40

Tak henti-hentinya jari lentik Risha mengetik tombol yang ada dilaptopnya, bahkan waktu semakin malam. Belum lagi ia harus dibarengi dengan hujan deras diluar sana. Ia meruti nasibnya yang  tidak mendengarkan kata kakaknya ketika menyuruhnya membuat tugas di rumah saja jangan di kedai Starbucks ini. Tapi karena Kedai Starbucks ini adalah tempat favorite Risha, jadi ia akan pergi kesini setiap harinya untuk masalah tugas ataupun masalah pribadi lainya.

Risha sedikit melirik jam di tanganya. "Ck! Jangan sampai aku pulang di waktu yang gak tepat lagi." decak Risha.

Andai hari ini adalah hari malaikat untuknya sekali saja agar ia terhindar dari Bundanya yang akan membuat dirinya semakin tidak mempunyai pertahanan untuk bersabar.

"Kalau aku pulang di waktu yang gak tepat, udah dipastikan akan dapat hadiah mengerikan. Ahh! Bisa saja akan lebih parah dari pada sebelumnya. Patah?! Atau mungkin aku akan mati?! Sudah lah, aku gak peduli lagi."

Apa yang akan terjadi dengan Risha nantinya? Mungkin saat pulang nanti semua akan terlihat jelas.

"Sedikit lagi! Ayoo cepat..." kini tugas yang sangat banyak ini sudah hampir selesai dalam hitungan menit lagi dan... "yeahhh! Selesai!"

Huftt... akhirnya tugasnya selesai juga. Tubuhnya terlihat sangat lelah namun matanya berbinar-binar karna sudah menyelesiakan tugas sebanyak ini. Ia meregangkan semua tubuhnya sambil mendorong tangannya seperti habis bangun tidur.

Pandanganya menyapu seluruh sudut ruangan yang ada di dalam kedai itu, tinggal beberapa orang saja yang ada disana. Kebanyakan orang-orang yang datang kesana memilih ruangan atas agar bisa menikmati keindahan alam dari atas sana, dan sebagian lagi memilih duduk dikursi luar. Biasanya yang memilih diluar hanya untuk menikmati Wi-fi gratis di kedai itu.

Tatapanya berhenti di salah satu meja yang berada didepan pojok kedai. Meja itu adalah meja kerumunan cowok-cowok keren yang sedang berbincang-bincang, ntah apa yang dibicarakan oleh mereka Risha tidak peduli karna tatapanya terfokus ke satu cowok dengan rambut yang basah.

"Pikiranya terlalu sempit. Hujan lebat dan dia milih keluar buat kumpul sama teman-temannya. Mengesankan!"

Cowok yang dimaksud olehnya sudah tentu cowok yang bertabrakan dengannya tadi. Tapi ia belum mengetahui nama cowok itu.

Sejak kapan aku mengkritik orang lain? Apalagi dia orang asing. Ahh... bodo amat lahh!

Dringgg.... Dringgg....

Dahinya berkerut saat melihat ponselnya menyala dan berisi nama Kak Leon!

Biasanya jika kakaknya nelpun ada sangkut pautnya dengan keadangan rumah.  Jangan-jangan Bundanya marah karna dirinya belum ada dirumah. Gawat!

"Kak Le kenapa nelpun? Dirumah baik-baik aja kan?"

"Gue gak bisa jemput lo Ris, mau jenguk temen gue ke rumah sakit," terdengar suara bass laki-laki dari sebrang sana.

SuspendisseWhere stories live. Discover now