Suspendisse ~3

156 83 133
                                    

HAPPY READING|JANGAN LUPA VOTE

|Bagian tiga|

•°•Damn it! Cukup hanya dibumi, tidak perlu aku dan dia ada di satu zona dan ruangan ini juga•°•

~ferisha Jesslyn

***

Sorry For Typo gais
Komenin aja kalau ada😘

Deringan alarm dari jam beker terdengar begitu keras memenuhi ruangan yang bernuansa kuning kalem. Risha yang tersadar dengan deringan itu segera mengarahkan tanganya untuk menekan tombol mati yang ada di benda itu. Ia terduduk disenderan kasur masih dengan selimut yang menyelimuti bagian kakinya. Matanya di kedip-kedipkan agar nyawanya mulai sadar. Risha bangun dari tempat tidurnya dan bergegas pergi ke kamar mandi. Dalam waktu 15 menit Risha sudah keluar dari kamar mandi dan segera menggunakan seragam sekolahnya. Kini ia sudah berdiri didepan cermin untuk memastikan penampilan sudah cukup baik untuk pergi kesekolah.

Tersenyum! Itu yang dilakukan oleh Risha untuk mengawali harinya ini. Tanpa menunggu, Risha melangkahkan kakinya menuju ruang bawah sambil menenteng ransel berwarna orange muda.

"Eh kak Leon! Mau turun juga?" Saat akan menuruni anak tangga, Risha bertemu dengan kakaknya dari arah kanan yang sudah bersiap untuk pergi ke sekolah sama sepertinya.

"Ihh cantik-cantik ko oon sih?" Leon mengacak rambut adenya ini karna gemas mendengar pertanyaan yang dilontarkannya. "Yaiya lah Ris. masak mau naik keatas? emang mau naik kemana lagi? ini kan ruangan paling atas,"

Risha menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ya kan bisa aja lo mau naik atas genteng, lo kan ga normal!" Candanya.

Mata Leon langsung melotot sempurna kearah Risha. "Yee... enak aja! Durhaka lo sama kakak sendiri, gue yang ganteng gini dibilang ga normal. Parah!" Ucap Leon tak terima dikatakan seperti itu oleh adenya.

"Najis!" Mereka akhirnya tertawa bersama hingga tawanya terhenti oleh suara membentak.

"Risha, Leon! Turun atau tidak makan hari ini?!"

"Bu-bunda?" suara Risha terbata-bata saat melihat kebawah sudah ada Bundanya.

"Ayo Ris kita turun sebelum bunda marah" Risha langsung menganggukan kepala karna Leon sudah menarik tangannya untuk menuruni anak tangga.

Sampainya mereka berdua di bawah, mata bundanya sudah menatap tajam kearahnya. Risha hanya menunduk tidak berani menatap bundanya sedangkan Leon hanya menatap dingin kearah bundanya itu.

"Tenang Ris. Bunda lagi dalam keadaan sadar kok." Leon berusaja menenangkan adiknya. Ia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Risha.

Risha mengangguk. Ia akan mencoba membuat bundanya dalam keadaan yang masih bisa mengatur emosi. Setidaknya sampai dia dan kakaknya berangkat ke sekolah.

"Pagi Bunda." sapa Risha dengan senyum paksaan.

"Pagi. Cepat kalian duduk Bunda udah siapin sarapan," jawab Rina yang menyuruh anaknya duduk untuk sarapan. Mereka berdua menggangguk bersama dan menuju ke meja makan.

Satu yang masih bisa Risha rasakan dari seorang ibu. Bundanya masih mau menyiapkan sarapan untuk ia dan Leon. Selepasnya, jiwa seorang ibu tidak bisa ia rasakan sejak dulu.

"Sebentar lagi Bunda mau pergi. Bakal sampai malam, atau mungkin sampai besok. Kalian jaga rumah, jangan keluyuran."

"Mau kemana lagi Bun?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SuspendisseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang