Part 46

29.6K 4K 166
                                    


Mau bacaan seperti apa yang kamu fikirkan, yuk sama-sama menulis, karna jika memaksakan tulisan Saya maunya seperti pemikiran kalian itu tidak akan terjadi, karna Saya lebih tau apa yang kalian tidak tau, bukankah Tuhannya sebuah bacaan ditangan penulisnya😂😂😂

Tinggalkan jika sudah bosan, karna saya tidak pernah menyuruh membaca.

Terima kasih yang masih setia, kalian pasti paham, hidup didunia nyatapun akan kita temui titik jenuh dalam menjalaninya, cerita yang saya tulis juga sama, meski hanya imajinasi, namun jangan jauh-jauh melenceng dari kejadian nyata. 😂😂😂😂😂😂😂😂😂

Terakhir, tidak ada bagian yang menceritakan Zhi istri solehah, jadi hormati keputusan Zhi😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

----------------*****------------------

Beberapa Tahun kemudian

Atthar Pov

Huh. . . Aku memejamkan mataku sembari menikmati sejuknya lingkungan sekitar, tepatnya disebuah taman yang tak jauh dari kampusku. Tugas akhir dan pekerjaan menjadi topik utama diotakku, namun ada yang lebih mendominasi fikiranku yakni perasaan gelisah yang entah dari mana asalnya.

Tidak terasa menghitung hari lagi aku akan menuntaskan perjuanganku disini, syukur pada Tuhan, aku bisa menyelesaikan gelar Doktorku dalam kurun waktu 4 tahun.

Ada banyak perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dengan Australia, untuk S3 di Australi, para mahasiswa mayoritas berasal dari negara-negara maju, untuk itu sejak datang di kampus pertama kali, aku sudah harus mandiri, tidak ada teman, hanya ada supervisor dan selebihnya belajar sendiri. Artinya aku harus bisa membagi waktu sebaik-baiknya, membagi waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja, karna walau tengah menempuh pendidikan, tugasku dikampus tetap aku kontrol, mustahil ada yang menggaji jika aku tidak memberi jasa. Bukankah kita akan mendapat hak setelah melakukan kewajiban.

Membuka mataku, aku kembali melihat ponselku, poto kedua manusia penyemangatku terpampang sebagai layar wallpaper, poto ini diambil ditaman yang sama dengan tempatku saat ini berada.

Tahun pertama kuliah, aku yang pulang ke Indonesia, tahun kedua, keduanya yang aku boyong ke Australi, tahun ketiga aku lagi yang pulang , dan tahun keempat giliran keduanya lagi yang kesini menghadiri kelulusanku dan juga sekalian menjemputku. Keduanya disini semuanya pasti paham, sikecil dan istriku.

Mengenai kepulanganku, kami memang sudah menyusunnya jauh-jauh hari, dan pulang setahun sekali juga keputusan aku dan Zhi.

Sikecil, aahh dia tidak lagi kecil saat ini, umurnya sudah tujuh tahun, dan dia sudah duduk dibangku kelas 2 SD. Banyak hal yang sudah aku lewati tentang tumbuh dan sekolah anak itu, harusnya pertama masuk TK ataupun SD aku mendampinginya, namun semuanya tidak bisa aku lakukan karna keadaan. Aku hanya bisa melihatnya melalui poto yang istriku kirim, istriku, menyebut kata istri membuat rasa rindu ini semakin menjadi dan akupun membuka galeri poto yang semuanya berisi poto sikecil dan dia.

Aku melihat poto terakhir yang dia kirim beberapa bulan lalu, dia terlihat lebih kurus dari terakhir kami bertemu, aku meng'zoom poto tersebut, dan setiap kali melihat matanya dipoto ini entah mengapa rasanya aku ingin menangis, tapi aku tidak tau menangis karna apa. Perasaan Yang aku rasa entah mengapa, sama dengan persaan saat melihat alm. Menutup matanya untuk terakhir kalinya, aku berharap takkan ada lagi kehilangan dalam hidupku.

Beberapa bulan terakhir komunikasi kami juga tidak begitu lancar, karna sebelum kesini ia memang sudah memintaku untuk fokus pada tugas akhir, dan bukan salahnya meminta seperti itu, karna salahku yang menjadikannya tempat berkeluh kesah tentang pusingnya memikirkan tugas akhir. Ia hanya memberi kabar sehari sekali melalui pesan, dan sangat jarang mengangkat telponku akhir-akhir ini, kalaupun ada yang mengangkat, jika tidak mama, ya papa, sesekali sikecil. Pesannya selalu sama, fokus selesaikan tugas akhir biar kami cepat berkumpul, alhasil beberapa bulan ini aku benar-benar memfokuskan fikiranku pada tugas akhir, keluar masuk perpustakaan, bahkan kadang aku lupa menghubungi siapapun termasuk Zhi, namun pesan penyemangat selalu aku baca yang membuatku semangat menjalani hari.

Mawar BiruWhere stories live. Discover now