2. Perjodohan

251K 11K 283
                                    

Minggu (10.00), 08 Juli 2018

Bagian dari Trilogy of Love Chaser
1. Is This Love? (Farrel)
2. Since I Found You (Juan)
3. Accidentally Wedding (Fachmi)

----------------------

Carissa menggerutu sambil membawa setumpuk berkas dengan kedua tangannya. Kalau bukan karena permintaan sang Papa, Carissa tidak akan sudi magang di perusahaan Green Land Property Tbk., tempat Fachmi Aditama Effendi menjadi bosnya.

Menurut Carissa, tidak ada lelaki yang kelakuannya lebih bejat dari seorang Fachmi. Entah sudah berapa kali Carissa memergoki lelaki yang sepuluh tahun lebih tua darinya itu berciuman dengan kekasihnya yang selalu berganti tiap hari. Dan Carissa semakin tidak menyukai Fachmi setelah tahu bahwa lelaki itu seorang pemberi harapan palsu. Sudah beberapa kali dia hendak bertunangan tapi mendadak dia membatalkannya tanpa alasan yang jelas. Bahkan Carissa pernah melihat sendiri seorang calon tunangan Fachmi berlutut di bawah kaki lelaki itu, memohon agar rencana pertunangan mereka tidak dibatalkan. Namun dengan tanpa perasaan, Fachmi menyuruh tim keamanannya menyeret wanita itu pergi.

Carissa menghela napas. Mengingat kelakuan Fachmi selalu membuat emosi Carissa memuncak. Akhirnya dia menggeleng pelan, mengenyahkan bayangan si bos, lalu bergegas menuju ruangan si tuan besar Fachmi untuk meminta tanda tangan.

Klek.

Susah payah Carissa membuka pintu karena kedua tangannya penuh. Begitu pintu terbuka, Carissa segera masuk.

"Sudah berapa kali kubilang, ketuk pintu dulu."

Sejenak Carissa tertegun mendapat teguran dari Fachmi yang sedang duduk di balik meja besarnya. Tapi lalu dia hanya mengangkat bahu, meneruskan langkah ke hadapan Fachmi lalu meletakkan tumpukan berkas dengan kasar di meja.

BRUKK.

Gerakan Fachmi yang tampak sedang menulis sesuatu berhenti. Dia mendongak, menatap tajam mata kecokelatan di hadapannya. "Jangan karena kau putri sahabat Papaku, aku akan mengistimewakan dirimu. Jadi, bersikaplah yang sopan padaku." Nada suara Fachmi terdengar dingin.

Ingin sekali Carissa mendengus kesal. Tapi dia menahan diri karena tidak ingin nilainya buruk. Dia bukannya tidak tahu cara bersikap sopan pada atasannya. Yang membuat Carissa tidak suka adalah fakta Fachmi ingin dirinya mengetuk pintu dulu sebelum masuk agar tidak memergoki si bos sinting itu saat sedang bermesraan dengan seseorang.

Ya, Carissa pernah memergokinya. Beberapa kali malah. Itu juga yang membuat Carissa semakin tidak ingin mengetuk pintu sebelum masuk. Biar saja semua orang tahu bagaimana kelakuan si tua mesum ini.

Carissa mencoba menampilkan senyum lalu menanggapi ucapan Fachmi tadi. "Iya, Pak. Maaf atas kelancangan saya."

"Kedengarannya kau tidak benar-benar menyesal."

Memang. "Saya benar-benar menyesal."

Salah satu alis Fachmi terangkat tidak percaya. "Baiklah, terserah."

"Kalau begitu saya permisi dulu."

"Tunggu!"

Carissa yang hendak berbalik, urung melakukannya. Dia kembali berdiri di depan meja Fachmi, menunggu apa yang akan dikatakan si bos.

Fachmi tidak langsung mengutarakan maksudnya. Dia meletakkan bolpoin di atas meja, lalu bersandar dengan nyaman di sandaran kursi, masih dengan tatapan lurus ke arah Carissa. "Apa kau tidak keberatan tinggal di apartemen?"

"Hah?"

"Kalau ada yang mengajakmu tinggal di apartemen, apa kau tidak keberatan?" Fachmi berusaha menyamarkan pertanyaannya.

Accidentally Wedding (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang