Part 14 : Timbul Masalah

55 9 0
                                    

Matahari begitu cerah pagi ini secerah suasana hati Shafiya yang sedang menunggu Dikta datang menjemputnya. Suara klakson mobil Dikta terdengar dari luar pagar, Shafiya langsung bergegas menghampiri Dikta.

"Hai" sapa Shafiya.

"Hai, udah siap?" Tanya Dikta.

"Udah dong" jawab Shafiya penuh semangat.

"Yaudah yuk masuk"

Dikta membukakan pintu mobil untuk Shafiya.

"Terimakasih"

Dikta hanya membalasnya dengan senyuman setelah itu Dikta masuk ke dalam mobil dan bergegas menuju SMK Cakrawala.

Selama perjalanan tidak ada obrolan diantara mereka berdua. Dua-duanya terlihat canggung jika berdekatan seperti ini. Untuk menghilangkan kecanggungan Shafiya memutuskan memulai obrolan.

"Kok sekarang bawa mobil terus?"

"Lagi pengen aja"

"Terus motor kamu?"

"Biarin aja motor gue istirahat dulu. Lagi juga gue gamau lo kepanasan kalo naik motor." Balas Dikta lalu tangan kirinya mengusap lembut kepala Shafiya tanpa menoleh. Satu gerakan yang selalu membuat Shafiya merasa nyaman di dekatnya. Shafiya menoleh, melihat Dikta yang tersenyum membuat Shafiya terpesona sampai tak berkedip.

"Biasa aja liatin gue nya. Ganteng gue gaakan luntur kok, udah permanen."

Ucapan Dikta barusan membuat Shafiya tersentak dan langsung membuang pandangan nya kearah jendela mobil.

'Pede banget sih Dikta' batin Shafiya

Tak ada obrolan lagi hanya ada suara Daniel Caesar dan H.E.R yang menyanyikan lagu Best Part. Lagu yang cukup cocok untuk suasana hati Shafiya saat ini.

Cinta datang karena terbiasa bukan? Dan sekarang, Shafiya mulai terbiasa dengan kehadiran dikta dihidupnya. Tinggal menunggu kapan cinta itu tumbuh sepenuhnya untuk Dikta.

Sampai sekolah Dikta langsung mengantarkan Shafiya menuju kelasnya. Awalnya Shafiya menolak karena kelasnya dengan kelas Dikta berlawanan arah jika datang dari parkiran. Tapi bukan Dikta namanya jika tidak suka memaksa dan Shafiya hanya menurut saja.

Setelah sampai di depan kelas 11 IPA 1 Shafiya menyemangatkan Dikta untuk belajar dan begitupun sebaliknya. Dikta langsung barbalik menuju kelasnya yang berada di ujung lorong.

****

Hal yang dinanti di sekolah adalah waktunya istirahat. Seperti saat ini yang di alami Ashilla. Berkutat dengan rumus membuat energinya terkuras banyak. Saat Ojan baru saja tiba di depan kelas Shilla ingin menjemputnya, Shilla langsung menarik tangan Ojan menuju kantin. Memesan double porsi batagor untuknya, satu porsi bakso urat untuk Ojan, dan dua es jeruk untuk mereka berdua.

"Kamu belum makan dari kemarin yang?" Tanya Ojan.

"Sebenernya dari minggu lalu aku belum makan" Shilla menelan makanannya kemudian melanjutkan kembali ucapannya "Tadi tuh abis liat rumus-rumus yang buat tenaga aku habis. Makanya aku harus ngisi ulang lagi tenaga aku." Kemudian Ashilla tersedak.

Ojan dengan sigap langsung memberikan es jeruk milik Shilla "pelan-pelan makan nya"

Setelah minum Shilla melanjutkan kembali acara makannya yang sempat tertunda. Ojan hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kekasihnya itu.

****

"Heh elo, sini!".

Shafiya celingak-celinguk mencari siapa orang yang di panggil oleh kakak kelasnya tetapi hanya ada dirinya di lorong ini.

My TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang