Epilog : Setelah Tahun 1995

2.1K 252 23
                                    

Mingyu menempati meja kerja di ruangan barunya setelah dilantik menjadi pejabat tingkat satu. Berkas-berkas di hadapannya menunggu--menumpuk di atas mejanya dan minta ditanda tangani.

Pekerjaan Mingyu mudah saja. Dia sudah tidak lagi banyak kerja di lapangan, semua tugasnya tinggal duduk lalu memerintah. Tidak menguras tenaga tetapi menguras pikiran.

Dan Mingyu tidak lagi punya penyokong, tidak ada Wonwoo dan tidak pula ada Minghao.

Hanya ada Mingyu sendirian, sementara si kembar sudah memiliki keluarga masing-masing.

Mingyu memang mempekerjakan pembantu, dia hampir tidak pernah lepas dari pembantu sejak menikah dengan Wonwoo. Tetapi pembantu bukan orang yang bisa meramaikan hatinya, dia hanya bisa meramaikan taman yang Wonwoo tinggalkan dengan bunga-bunga berwarna-warni.

Lalu Mingyu dapat dinas ke Finlandia.

Kanan kiri Mingyu--pejabat sederajat-- bukanlah orang-orang yang senang bercanda. Mungkin karena terlalu lelah berpikir mereka jadi gampang marah--karena Mingyu juga demikian.

Tidak ada Seungcheol yang tenang dan bijak, mantan saingan Mingyu itu ada di kantor lain. Tidak pula ada Hansol dan Seokmin yang tidak pintar-pintar amat, jadi jabatannya tidak terlalu tinggi.

Tidak ada orang yang akan menghiburnya, hanya ada Mingyu dan kenangan tentang Helsinki.

Untung saja kota tujuan kali ini bukan Helsinki. Sialnya dia akan tetap menjejakkan kaki di Helsinki.

Sekembalinya dia dari Finlandia, untuk yang kedua kalinya, tentu saja rasanya berbeda dari kepulangannya dari Finlandia yang pertama.

Tidak bersama Wonwoo dan si kembar, hanya dirinya sendiri.

Dan si kembar menyambutnya di bandara.

Woojin dan Woonam bagaimanapun juga terlihat seperti tiruan Wonwoo, Mingyu baru sadar mereka punya senyum Wonwoo juga.

Mungkin sebenarnya itu adalah senyum orang bahagia yang tidak bisa Mingyu lakukan.

Woonam menyetir, Mingyu duduk di depan bersamanya dan Woojin duduk di kursi belakang.

Mingyu tidak banyak bertanya dia akan dibawa pulang kemana, karena dia merasa sudah tidak punya rumah lagi.

"Kita ke rumah Nam, anaknya baru lahir jadi sekalian saja semua keluarga kumpul." Kata Woojin.

Tanpa Wonwoo, apanya yang bisa disebut kumpul keluarga?

Para muda-mudi yang baru punya anak akan terlihat bahagia, karena mereka punya pasangan, Woojin dan istri, Woonam dan istri, lalu ada anak kembar Woonam.

Dan Mingyu berakhir duduk bersebelahan dengan cucu pertamanya, anak sulung Woojin. Anak itu mewarisi iris kelam Wonwoo.

"Kakek jangan sedih, adik bayi kan baru lahir."

Anak kecil itu bukan sesuatu yang benar-benar Mingyu pahami. Tapi kalau Wonwoo, sepertinya dia paham sekali soal anak kecil.

Karena tempat berpulang seorang anak adalah mereka yang melahirkannya, "ibu".

Makanya Mingyu menyempatkan diri mampir ke rumah ibunya.

"Kau masih muda, kenapa kelihatan duapuluh tahun lebih tua, Gyunyu?" Tanya ibunya.

"Aku tidak tahu." Jawab Mingyu. Mungkin karena dia kehilangan Wonwoo, tapi tidak mau mencari Minghao.

"Kita sudah tua, kita harus bisa bertahan hidup sendiri sebelum kita juga menghilang." Pesan ibunya.

"Ibu tidak harus bertahan hidup sendiri kalau mau tinggal dengan Gyu." Ujar Mingyu.

Ibunya menggeleng, Mingyu masih tidak mengerti.

Tidak lama setelah kunjungan terakhir Mingyu, ibunya pergi.

Pesan terakhirnya untuk Mingyu adalah bahwa ia harus dapat bertahan hidup sendiri.

Tapi untuk apa Mingyu bertahan hidup kalau sudah tidak ada Wonwoo, mencari Minghao pun dia sungkan dan kini ibunya juga sudah tidak ada.

Tekanan darah Mingyu meninggi dan dia dilarikan ke rumah sakit.

Begitu Mingyu sadar, dia bertemu dengan dokternya.

"Sudah merasa baikan, Mingyu-ssi?" Tanya dokter alpha itu. Nametag-nya bertuliskan Yanjun Wen.

Tamat

Terimakasih sudah membaca

Pegawai Pemerintah [Meanie]; Remake!Место, где живут истории. Откройте их для себя