2 - Pekerjaan Menyakitkan

48.8K 2.7K 40
                                    


Adara dan Fera saat ini sedang berada didalam mobil menuju tempat kerja Adara. Awalnya Fera memaksa agar Adara pulang saja karena ini sudah siang dan masuk waktu makan siang. Fera saja sudah terlihat sangat lelah. Tapi berbeda dengan Adara yang selalu terlihat bersemangat.

"Pulang ajalah Dar!"Dan itu adalah ucapan ketujuh yang didengar oleh Adara.

"Fera cantik. Gue nggak bisa pulang seenaknya gitu aja. Gue juga udah pernah bilang kan kalo Bos Gue nggak terima pegawainya bolos-bolosan!"Jelas Adara yang membuat Fera membuang nafas gusarnya.

"Yaudah deh. Tapi kalo Lo capek, Lo harus pulang oke?"Ucap Fera sembari tersenyum pada Adara.

"Iya Fer."Jawab Adara.

Sesampainya disebuah toko, Adara turun dari mobil dan langsung menyuruh Fera pulang. Ia tak ingin sahabatnya menyaksikan betapa tersiksanya ia berkerja ditempat ini.

Adara menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dan berdoa agar ia mendapatkan rejeki yang banyak hari ini.

"Permisi Pak!"Ucap Adara yang melihat Pak Gaston -Bosnya- sedang membaca koran.

"Kemana aja kamu Dara!"Tiba-tiba saja pemilik toko itu membentak Adara dan mendekat kearahnya lalu..

Plakkk

Adara terduduk dilantai dan merasakan pedih disekujur tubuhnya. Ia juga merasakan pipinya yang begitu memanas. Tapi ia tak mau menyerah dan selalu saja berbatin.

'Udah biasa'

Adara tak menangis, karena sudah setiap hari ia diperlakukan seperti ini. Semua ia lakukan hanya demi uang tiga puluh ribu.

"Maaf Pak. Saya baru pulang sekolah."Jawab Adara yang berharap tak memancing emosi Pak Gaston.

"Cepat bangun! Lalu bereskan semua barang yang baru masuk! CEPAT!"

"Baik Pak."Adara segera bangkit dan menuju kumpulan kardus berisi barang-barang yang akan dijual.

Jika kalian bertanya, mengapa Adara tak berhenti saja bekerja? Sebenarnya itulah yang Adara mau. Tapi ia tak pernah punya cara lain karena sesuatu yang membuatnya harus tetap bekerja di neraka itu.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, itu artinya pekerjaan Adara telah selesai juga ini adalah jam tutupnya toko.

Adara menghampiri Pak Gaston yang sedang memainkan handphonenya."Permisi Pak."Ucap Adara.

"Kenapa?"Tanya Pak Gaston sengit.

"Pekerjaan saya sudah selesai Pak"Ucap Adara berhati-hati.

"Dasar miskin. Mengusahakan saja!"Ketus Pak Gaston lalu membuka laci dan mengambil beberapa lembar uang.

Adara mencoba menahan air matanya agar tak lolos dan air mata itu keluar sendiri ketika Pak Gaston melemparkan uang-uang itu tepat didepan wajah Adara.

Pak Gaston tersenyum miring."Sudah pergi sana!Mengganggu saja!"Usirnya.

Adara mengangguk dan langsung keluar dari tempat itu dengan sedikit berlari. Adara mencoba menghapus air matanya yang terus mengalir hingga sampailah ia di suatu penjual sate.

"Pak. Satu bungkus berapa?"Tanya Adara kepada pedagang itu.

"Satunya lima belas ribu neng!"Jawabnya.

"Saya pesen satu ya Pak."Ucap Adara

"Iya neng silahkan tunggu dulu ya."Adara mengangguk lalu duduk dikursi yang disediakan.

Adara melihat-lihat jalan raya yang masih terlihat beberapa orang berlalu lalang. Hingga suatu suara menyandarkannya.

"Geser!"Suara bariton dengan sedikit serak terdengar sangat datar dipendengaran Adara.

ADARAWhere stories live. Discover now