Bagian 1

1K 16 0
                                    

Gubrakk !!

Sial. Hari ini pertama kali nya aku kerja lagi setelah sekian lama menganggur. Dan parahnya aku kesiangan. Ga sengaja kakiku yang ga punya mata ini menabrak meja sebelahku.

"Siapa sih yang naruh meja disini ??"

"Orang mejanya daritadi di situ. Kamu aja yang buru buru.. lagian udah tau hari ini kerja semalem streaming film mulu," sahut Karla adikku.

"Berisik ih. Mama aku berangkat ya.. Vito udah jemput nih," pamitku pada Mama yang sibuk masak di dapur.

Vito. Dia tunanganku. Rencana dalam waktu dekat ini kita akan menikah.

"Ya ampun Aira buru buru banget ? Ga sarapan ? Ajakin Vito sekalian," Mama menghampiriku di ruang tamu.

"Ga usah Ma.. udah mau telat nih."

"Ya udah ati ati berangkatnya"

"Berangkat ya Ma."

"Ma.. Vito anter Aira dulu."

"Iya ati ati kalian."

------------------------------------------------------------
Aira

Sesampai di kantor aku duduk di kursi tunggu. Hmm.. sebenernya sih hanya perusahaan kecil. Cuma daripada nganggur terus di rumah jadi aku ambil kerjaan ini. Ya.. lumayan buat nabung nikah.

"Pagi. Anak baru ya ?" Sapa wanita setengah baya sembari mengulurkan tangannya. Aku refleks berdiri dan menjabat tangannya. "Pagi. Iya aku Aira," sahutku.

"Udah tau aturan di sini ?" Tanyanya.

Hmm.. masuk aja baru hari ini masak langsung tau aturan ? Emang aku cenayang ??

Dia yang melihatku kebingungan langsung tersenyum. "Sini ikut aku."

Dia mengajakku ke ruang absen dan  mengajariku untuk mengisi daftar hadir tiap kali datang ke kantor. Disitu aku berpapasan dengan seorang cowok. Aku tersenyum padanya dan dia membalas senyumku.

"Udah ga usah digoda. Dia masih kecil,"sahut wanita tengah baya yang tadi saat berkenalan denganku sempat bilang kalau namanya Dania.

"Apaan sih mbak, orang cuma bales senyum doang," sahut cowok itu dan pergi.

Aku dan Mbak Dania juga pergi dan mengikuti briefing. Ada beberapa info yang harus didengar. Jadi tadi aku dikasih tau kalau bisa 5 menit sebelum masuk udah harus ada di kantor.

Aku satu ruangan dengan Mbak Dania dan Nanda dia dua tahun lebih muda dari aku. Huff untung ada satu temen yang sebaya. Jadi ga canggung2 banget.

Pertama masuk aku hanya diberi perkenalan tentang kerjaan yang akan aku kerjakan selama disini. Yaa.. susah2 gampang. Karena aku pernah kerja di bagian yang sama jadi ga begitu sulit buat ngikutin.

-----------------------------------------------------
Jam pulang pun tiba. Bahagianya aku sebentar lagi aku ketemu sama kasurku yang empuk. Ya setelah sekian lama ga kerja badan rasanya kaget dibikin bangun pagi dan duduk 8 jam memandang komputer.

"Eh ciee udah dijemput,"sahut cowok yang tadi pagi ketemu aku di ruang absen. Aku hanya tersenyum. Aku sepintas baca name tag namanya Wily.

"Iya mas. Pulang dulu," sahutku dan berlari menemui Vito.

"Hai.. udah lama ya ?"

"Ga kok.. baru bentar.. pulang apa makan nih ?" Tanya Vito.

"Terserah.. makan dulu juga gpp.. laper nih.. tadi cuma makan roti." Aku memegang perutku dan memanyunkan bibirku.

"Dasar dah gede manja. Ya udah yuk makan dulu."

Aku senyum dan segera naik ke motornya meninggalkan kantor.

----------------------------------------------------------
Wily

Imut. Gemesin.

Kata itu yang bisa mewakili anak baru itu. Dia ga gendut. Tapi ga kurus juga. Yang aku suka pipinya yang tembem. Pingin aku cubit.

Aku ketemu dia di ruang absen. Dia senyum. Senyumnya manis. Tapi sayang waktu aku mau sapa dia ada Mbak Dania. Dia langsung menyindirku. Sehingga aku mengurungkan niatku buat menyapanya. Mungkin nanti waktu pulang aku bisa menyapanya lagi.

------------------------------------------------------------
Saat aku balik dari makan siang, ada cowok yang sedang duduk di motornya. Aku menghampirinya, siapa tau ada perlu dengan orang kantor.

"Maaf mas.. cari siapa ?"

"Oh.. ga kok aku baru nunggu pacarku disini."

Hmm.. pacar ? Setauku aku pasti kenal semua pacar..suami..maupun istri karyawan disini. Jangan2.. pacar si tembem anak baru itu.

"Pacarnya Aira ?" Tanyaku.

"Iya mas."

Checkpoint.

Patah hati deh. Udah punya satpam dia. Eh tapi masih pacar. Mungkin masih bisa ditikung.

"Oo.. paling bentar lagi pulang mas. Ya udah aku tinggal dulu banyak kerjaan." Dia menganggukan kepala. Aku buru2 masuk kantor karena jam istirahat juga udah selesai daritadi.

Waktu jam pulang aku berpapasan dengan Aira. Aku hanya bisa meledeknya. Dan muka dia memerah. Dia tersenyum. Senyum itu buat aku susah lupa.

Dia berlari manja menuju ke pacarnya. Aku melihatnya dari jauh. Entah apa yang dibicarain dia sempat membuat wajah manyun dan selang beberapa saat tersenyum lagi. Dan mereka meninggalkan kantor.

---------------------------------------------------------------

cukup segini dulu ya. coba dong dikomen gitu, kasih saran. dimaafin kalo bahasanya masih belum bagus. maklum amatiran. ini sebenernya based on true story dari seorang temen. trus karena ceritanya lumayan menantang :D jadi aku bikin novelnya.

Semoga suka yaa.. please rate kasih bintangnya (berasa ojol) :D :D :D

Sebuah RasaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ