Bagian 4

458 13 0
                                    

Hi. Aira.

Ada chat tapi entah dari siapa. Nomer doang. Tapi tau namaku. Orang kantor juga aku udah punya semua. Bales apa ga ya ? Kalau ketauan Vito bisa perang ini.
Di foto profil gambar cowok tapi aku ga kenal. Sedikit familiar sih. Aku balas aja deh.

Iya. Siapa y ?

Ga nunggu lama balesan udah dateng. Buset ini cowok. Ga ada kerjaan lain apa ya ??

Masa ga tau sih. Kan ada DP nya.

Gila aja nih orang. Sarap kali ya. DP ga jelas gitu suruh liatin.

Klo gmw jwb y udh. Aku sibuk.

Cieee. Ngambek. Tambah tembem loh ntr. Aku Wily, Ai.

Ah ya. Itu bener kan. Masalahnya aku familiar sama muka di DP nya. Tapi kok dia tau nomerku ya. Darimana coba.

Mas Wily. Tau nomerku drmn mas ?

Ya elah kn ad grup..Ai.. nomermu kn ada disitu. Gampang nyari kmu DP nya mesra. 😂😂😂😂.

Sialan. Ya aku ga bisa bebas berekspresi juga. Vito ga akan ngebolehin aku ganti DP kecuali sama dia.

Ooo iya dong mas. Harus mesra. Kan bentar lagi aku nikah.

Setelah chat aku terkirim Mas Wily ga bales lagi. Mungkin dia dimarahi sama istrinya. Gara - gara chat sama cewek. Aku juga kenapa ya ngeladenin dia. Ga lagi deh. Ga enak sama istrinya.

----------------------------------------------------------
Vito

"Ai.. makan yuk."

"Iya bentar. Aku siap - siap dulu."

Hari ini hari sabtu waktunya kita buat jalan - jalan setelah 5 hari stres karena kerjaan numpuk. Udah jadi kebiasaan kalau libur pasti kami pergi. Entah jalan.. makan.. nonton.. shopping (kalau ini sih yang suka cuma Aira)

"Mau makan kemana." Aira pacarku yang udah lama banget semenjak kita kuliah sampe sekarang.
Hubungan kita udah sedikit lebih maju. Tapi terkadang aku takut kalau Aira sampe berpaling.

Saat dia kembali masuk kamar ponsel dia tinggal di ruang tamu. Aku iseng buka ponselnya dan liat WA.

Mas Wily ? Siapa ya ? Hmm cukup banyak juga dia chat sama cowok ini. Atau yang kemarin aku liat duduk bareng sama dia.

"Ayo berangkat."

Aku segera menaruh ponsel itu kembali. Mungkin dia udah melihat waktu aku pegang ponselnya. Aku ingin segera tanya siapa Wily. Tapi nanti aja di resto.

"Ok resto biasa aja ya."

"Terserah."

-------------------------------------------------------

Aira

Aku liat dia pegang ponselku. Pasti liat chat nya Mas Wily. Biarin ah lagipula juga ga ada apa apa kok.

"Wily siapa ?"

Nah kan tanya dia. "Bukan siapa - siapa. Cuma temen kantor."

"Ooo. Kan aku udah bilang kalau mau kasih nomer ke cowok ngomong dulu."

Mulai deh posesifnya. Ini nih sifat dari Vito yang aku ga suka. Baru juga jadi tunangannya udah diatur mulu.

"Ya kan aku ga tau dia bisa dapet nomerku darimana. Orang aku juga ga kasih nomerku ke dia."

"Lha trus darimana ?"

Eh. Nyolot dianya. Sialan katanya mau makan sampe di resto bukannya pesen makan malah interogasi. Terus malah marah. Apa yang aku lakuin selalu salah di mata dia.

"Sewot. Aku kan ya udah ngomong gatau
Ya mungkin ambil grup atau dimana gitu."

"Hapus aja nomernya."

"Ya elah kan dia juga temen kerja lagipula ga ada apa apa juga kok."

"Ya udah sini ponselnya. Aku yang bawa."

"Mulai deh. Jadi ga mood makan. Balik aja yok."

"Kenapa ? Kamu ga mau ? Suka sama dia."

"Apa sih. Ya kalau mau bawa ya bawa aja. Udah ah aku mau pulang."

"Ya udah aku anterin."
-----------------------------------------------------
Wily

Hari ini aku sengaja menunggu dia. Jam sudah menunjukan pukul 7.50 hampir jam 8 tapi dia belum dateng juga. Aku jadi cemas apa jangan - jangan ada sesuatu terjadi sama dia. Hampir aja aku meninggalkan kursi tunggu dia datang. Dan mukanya cemberut. Pasti ada sesuatu antara dia sama pacarnya. Samperin ga ya.

"Hai Ai.. cemberut aja. Manisnya ilang loh."

Dia melihatku masih dengan cemberut. Dia hanya tersenyum kecut masuk ke ruang absen lalu pergi ke ruang pertemuan.

Ya udah nanti aja deh ngobrolnya kalau dia pulang. Sepertinya mood nya kurang baik.
--------------------------------------------------------
Aira

Pagi ini aku sebenernya males buat ke kantor. Di jalan aku berantem sama Vito. Dia masih aja permasalahin tentang kejadian kemarin. Sudah dijelasin berapa kalipun juga percuma. Dia ga akan mau denger.

Sampai di kantor aku ketemu sama Mas Wily. Dia berusaha buat sapa aku dan juga gombalin aku. Dan karena mood ku baru ga baik dia aku cuekin.
-----------------------------------------------------------
"Gimana Ai kabarmu sama pacarmu,"tanya Mbak Mella di saat istirahat siang.

"Ya gitu deh."

"Loh kok gitu. Baik baik aja kan ?"

"Iya baik kok."

"Ai ga usah deket deket sama Wily. Dia itu playboy loh,"kata Mbak Mella lagi.

Aku hanya diam. Omongan ini lagi yang dilontarin. Emang aku keliatan kayak mau pacaran gitu sama Mas Wily.

"Ya ampun mbak. Kan mbak udah berapa kali ngomong. Lagipula kan aku juga udah punya Vito. Ehm mbak aku keluar bentar ya. Mau beli sesuatu di supermarket depan kantor."

"Ya udah ati - ati."

"Eh aku ikut dong," sahut Nanda ikut meninggalkan ruang makan.

"Iya udah. Tapi ga usah lama - lama,"kata Mbak Dania.

"Iya mbak,"jawab kita berdua bersamaan.

Setelah kita turun dari lantai dua aku mulai curhat sama Nanda.

"Aku ga suka Nda.. disitu gosip mulu. Cape kupingku dengerinnya."

"Iya gitu deh Ai.. sabar aja kalau disitu. Oh ya moga masalahmu cepet selesai ya. Emang sih banyak yang bilang kalau Mas Wily itu playboy."

"Aku tau cuma aku kan juga ga akan pacaran sama dia. Ga tau kalau besok - besok,"kataku sambil tersenyum jahil.

"Ih ngawur. Udah punya istri Ai. Jangan jadi pelakor," kata Nanda. Kita berdua tertawa bersama.
----------------------------------------------

Cemburu. Susah jelasinnya.. hehe...
Aku harap kalian suka ya sama ceritanya.

Jangan lupa ya di rate di klik bintangnya.

Makasih teman teman.. :* :*

Sebuah RasaWhere stories live. Discover now