Bagian 3

512 10 0
                                    

Aira

pagi ini aku ga telat lagi, tapi kepagian. :D Ya mending gitu deh daripada telat tiap hari. aku menuju ke ruang absen dan menunggu di kursi tunggu. ada beberapa karyawan yang sudah datang. karena aku belum begitu kenal maka aku hanya diem. 

"Dorr, bengong aja."

dari suaranya aku kenal siapa dia. aku menengok ke belakang dan benar kan dia lagi.

"Pagi Mas Wily." 

Dia mengambil posisi duduk di sebelahku. 

"Gimana mas ?"

"Gpp kok cuma mau duduk disini. ga boleh?" tanyanya dengan muka memelas.

Ih.. bikin ilfeel sumpah. playboy banget nih orang.

"Oh, ya duduk aja gpp kok, bentar lagi juga aku mau briefing." 

Aku segera beranjak dari duduk menuju ke ruang pertemuan. belum sampai aku melangkahkan kaki, tanganku dipegang olehnya. refleks aku menarik tanganku sedikit keras.

"Aww." aku mengaduh karena ternyata dia juga memegang terlalu kencang.

"Eh sorry Ra. aku ga bermaksud...." Dia mulai panik.

"Aku gpp kok, duluan ya mas." Aku setengah berlari menuju ke ruang pertemuan.

--------------------------------------------------------------

Wily

aku melihat dia sedang duduk di kursi tunggu. tumben dia dateng pagi. oke. kesempatan buat kenal lagi nih. aku menghapirinya. Aku sengaja mengagetkannya. tapi ternyata dia ga respon apa - apa. dia hanya menoleh ke belakang dan sepertinya dia tau kalau yang datang itu aku. dia hanya menyapaku dengan muka datar. Aku duduk di sebelahnya. niatnya sih hari ini aku mau minta nomernya ya siapa tau bisa kenal lebih dekat sama tembem. saat aku mengobrol sepertinya raut muka dia ga begitu menyenangkan, dan dia berdiri dari tempat duduknya. entah karena aku ga suka kalau ada yang mengabaikanku, refleks aku pegang tangannya.

Dia tekejut dan menarik tangannya lagi. aku panik karena dia mengaduh. jangan - jangan aku terlalu keras pegang tangannya. baru aja aku mau minta maaf dia keburu pergi.

"Hei, ngelamun Wil,"sahut cewek di belakangku. Sekilas dia melihat Aira berjalan cepat ke ruang pertemuan. "Abis kamu apain tu anak ? jangan macem - macem loh Wil. inget istri di rumah,"sahut Mbak Mella. "Apa sih mbak, udah ah aku mau ke ruanganku dulu." 

--------------------------------------------------------------------------------

Aira

"Ai, kamu tadi di deketin sama Wily ?" sahut Mbak Mella saat kita sedang makan siang. dia satu lantai sama aku tapi beda ruangan. "Mas Wily ?" 

"Iya, dia udah punya istri. dia playboy, kamu ati - ati aja," sahut Mbak Mella lagi.

What ? Istri ? Kirain masih single. dari mukanya memang ga keliatan sih kalau udah punya istri. kalau masalah playboy sih aku udah tau dari waktu ketemu dia. 

"Oo.. iya mbak." aku hanya menjawab seperlunya. lagipula aku juga ga deket - deket sama dia.

"Biasa kalau ada anak baru pasti dia deketin, dulu kliennya aja sampai dia pacari," sahut Mbak Mella lagi. tukang gosip beraksi. memang sih Mas Wily itu di bagian pemasaran lebih tepatnya dia Marketing jadi tiap saat pasti ketemu orang. kalau aku kan bagian keuangan jarang ketemu sama orang. ya aku sebenernya ga begitu suka gosip sih, tapi kalau lagi kumpul gini pasti deh ada aja gosip yang dibicarain sama Mbak Mella. jenuh juga kadang. pingin sekali - kali aku makan di luar. 

-------------------------------------------------------------

"Nanda." aku berlari mengejar Nanda yang sudah keluar kantor. "Eh, Ai kenapa ?" "Anu.. besok makan di luar yuk. aku bosen makan di kantor." "Oo.. ya besok kita ijin Mbak Dania atau Mbak Mella ya, soalnya kadang ga boleh." "Lah kok ga boleh kenapa ?" "kadang Bu Boss nyari, jadi ya kita ga bisa keluar sembarangan." "Ooo.. kan Bu Boss baru pergi kan. Aman dong." "Iya sih, ya besok tanya dulu aja sama Mbak - mbak." "Hm ya udah deh." "Ya udah aku pulang dulu ya." "Oke ati - ati ya Nda."

seperti biasa aku menunggu Vito. sebenernya aku udah pernah bilang sama dia kalau aku bisa naik ojol, tapi alasannya selalu masalah hemat uang karena kita mau nikah blaa..blaa..blaa.. jadi terpaksa aku harus menunggu dia pulang kerja, sendirian di kantor.

"Nah kan ketemu lagi." Aku menoleh dan mendapati Mas Wily sudah berdiri di dekatku. "Nunggu lagi Ra?" Aku hanya mengangguk. "Duduk ya aku." Aku mengangguk lagi. "Yaelah Ra, ngomong lah, sariawan kamu ?" Aku melihat raut mukanya sedikit jengkel karena aku cuekin.

"Iya mas kalau mau duduk ya duduk aja, kan ini tempat umum."

"Ketus amat kamu Ra."

Aku hanya tersenyum kecil.

"Oo ya Ra aku boleh minta nomermu ?"

"Hmm aku ngomong sama pacarku dulu ya mas."

"Ya elah ngasih nomer kok harus minta sama pacar sih Ra."

"Ya soalnya kadang dia yang bawa ponselku, kalau dia boleh ya nanti aku kasih deh."

"Hmm ya udah deh terserah kamu aja. Eh tuh pangeranmu udah dateng."

"Ihh apa sih mas, ya udah aku pulang dulu mas."

--------------------------------------------------------------
Segini dulu ya ceritanya. Biar ga bosen hihi.. apa udah bosen ?? Kurang seru yaa ??? Pokoknya ikuti aja trus critanya. Oh ya mungkin di bab bab berikutnya nanti aku ulas tentang Vito. Biar dia ada peran juga disini.

Okee deh dibaca yaa.. trus rate yaa.. makasihhhh.. :* :*

Sebuah RasaWhere stories live. Discover now