Bagian 5

403 7 0
                                    

Pulang sendiri gimana ?

Pesan dari Vito saat aku sudah menunggu sampai satu jam di kantor.

Baru aja mau balas teleponku berdering.. dari Vito..

"Ya hallo."

"Gimana ? Pulang sendiri mau ? Aku ada kerjaan hari ini harus selesai"

"Lama ?"

"Iya. Kalau mau tunggu bentar aku anter kamu nanti aku balik kantor lagi."

Aku diam sejenak. Kasian juga sih kalau dia bolak balik gitu.

"Ga usah deh. Aku balik sendiri gpp."

"Bener ?"

"Iya gpp. Nanti aku kabari kalau udah sampai rumah."

"Tapi udah sore banget. Bener ga aku jemput dulu ?"

"Udah gpp lagi. Aku juga udah gede."

"Ya udah ati - ati pulangnya ya. Maaf ga bisa jemput."

"Iya."

Segera aku mematikan telepon dan membuka aplikasi ponsel untuk memesan ojol.

"Loh Ai kok belum pulang ? Udah sore banget loh."

"Eh Mas Wily. Iya ga bisa jemput pacarku."

"Oh.. mau aku anter ?"

"Ga usah mas makasih. Aku udah pesen ojol kok."

"Oh ya udah. Aku temeni ya."

Dia duduk di sebelahku. Aku sibuk memainkan ponselku dan Mas Wily juga hanya diam melihat - lihat sekeliling hingga ojolku datang.

"Mas aku duluan ya."

"Oke. Ati - ati." Sekilas aku melihat Mas Wily tersenyum.

Aku membalas senyum dan berjalan menuju ojol.

-----------------------------------------------

Malem say. Baru apa ? - Wily

Baru saja aku selesai mandi dan membuka ponselku. Disitu ada chat dari Mas Wily. Dan bahasanya ya ampun kalau sampai ketahuan Vito bisa perang dunia lagi.

Aduh mas. Ngapain sih pake manggil say segala. Kan mas dah tau aku udah punya pacar. -Aira.

Ga sampai beberapa menit Mas Wily membalas chat aku.

Loh. Kenapa ? Kan cuma manggil aja. Ya tapi kalau aku sampai suka sama kamu ya itu lain cerita. -Wily.

Haha.. jangan deh mas. Kan mas udah punya istri juga. -Aira.

Bercanda kali Ai. -Wily.

Chat terakhir dari Mas Wily cuma aku baca dan aku segera menghapus chat itu. Bahaya kalau sampai ketauan Vito.
--------------------------------------
Baru aja aku selesai hapus chat teleponku berdering.. di ponselku terlihat nama Vito yang menelpon.

"Dimana?" 

"Iya di rumahlah kenapa ?"

"Keluar makan yuk."

"Udah malem, aku nemeni kamu aja ya."

"Ya udah, siap - siap aku jemput bentar lagi."

"Oke."

Aku segera mengganti baju tidurku dengan kaos dan celana jeans hitam. It's simple. Aku turun ke ruang keluarga menunggu Vito.

"Ai, mau kemana ?" tanya papa yang masih menonton TV.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang