Chapter 1

15.4K 1.6K 96
                                    



Appa Kim menghela napas berat di kamarnya, memikirkan sang anak yang lagi-lagi melamun di dekat jendela ruang tamu. Selalu seperti ini semenjak tiga tahun terakhir, semenjak Taehyung melepas kekasih hatinya. Pulang bekerja, Taehyung hanya akan diam di salah satu sofa di ruang tamu dengan pandangan kosong. Appa Kim juga sudah berulang kali memberi saran agar Taehyung membuka hatinya untuk orang lain.

"Taehyung, ini sudah jam 2 pagi kau harus ke kantor esok hari." Jimin, sekertaris sekaligus sahabat dari masa kecil itu memang selalu mengingatkan Taehyung untuk tidur lebih cepat karena besok pekerjaan sudah menunggunya untuk sekedar dikencani olehnya.

"Aku belum ingin tidur, bahkan aku sama sekali tidak mengantuk." Jimin hanya mengangguk, sebesar apapun Jimin ingin membantu Taehyung menangani masalahnya dalam hal melupakan, Jimin tak akan pernah bisa. Taehyung juga tidak pernah mau berusaha.

"Aku pulang, ingat besok ada rapat dengan salah satu pemegang saham pukul 8 pagi."

"Em," Jimin sudah berlalu dengan mobilnya, sedangkan Taehyung masih diposisi yang sama. Taehyung bahkan tidak menyadari kehadiran Appa Kim yang mendudukkan dirinya di sebelah Taehyung.

"Kau tau? Banyak sekali orang yang mengantri untuk menjadi pasanganmu." Taehyung tersenyum sekilas ketika mendengar suara Appa Kim di sebelahnya, mengambil gelas kopi yang ternyata sudah tinggal ampasnya. Dirinya mengeluh dalam diam, besok pasti akan ada masalah lagi dengan perutnya karena terlalu banyak minum kopi.

"Appa ingin bicara apa? Kenapa membawa mereka yang menginginkan aku?" Appa Kim memejamkan matanya, melihat putra bungsunya yang seperti ini membuat dirinya sedih.

"Yah bodoh, kau masih mengingkan Jungkook kembali? Ayolah, dia bahkan meninggalkanmu." Taehyung sedikit terganggu dengan kata-kata yang keluar dari mulut Appa nya, bahkan Taehyung tidak berharap Jungkook datang lagi ke dalam kehidupannya.

"Aku sudah tidak mengharapkannya lagi appa."

"Lalu kenapa kau seperti mayat hidup tiga tahun terakhir ini? Yah, kau tau yang terbaik untuk hidupmu Taehyung." Appa Kim melirik jam dinding, memijat bahu kiri putra bungsunya dalam diam.

"Iya, bahkan appa sudah tahu Jungkook adalah yang terbaik untukku." Semua saran pemberian Appa Kim memang sepertinya tidak akan pernah Taehyung dengar.

"Bahkan mungkin sekarang Jungkook kesayanganmu itu sudah memiliki kekasih, bangkit dan cari yang lain saja Taehyung."

"Tujuan hidupku dari dulu adalah menikahi Jungkook, jadi kalau dia sudah punya pasangan aku tak akan menikah seumur hidupku." Telak, Taehyung meninggalkan appa nya yang tidak lagi berkata-kata, semuanya seperti tertelan habis oleh semua ucapan yang Taehyung utarakan.






Taehyung sampai di kantor lebih pagi, karena ia harus menyiapkan segala sesuatunya untuk rapat hari ini. Walaupun ada Jimin, Taehyung pikir dirinya harus bersikap profesional dengan tidak mengandalkan Jimin terus menerus.

"Oh, bos besar sudah datang?" Kepala sekertaris bisa Taehyung liat muncul di balik pintu ruangannya. Seperti biasa, Jimin yang notabene memang sahabat dari kecil selalu bersikap layaknya teman ketika mereka sedang berdua saja seperti sekarang ini.

"Aku mengantuk dan butuh kopi." Jimin menatap sekilas ke arah sahabatnya yang sedang melakukan pemindaian pada kertas-kertas yang ada di tangannya.

"Hanya kopi yang bisa menyegarkan matamu?" Taehyung menyunggingkan senyum, tahu kemana arah pembicaraan Jimin kali ini. Tapi Taehyung sepertinya akan bersikap tidak tahu.

Feel again | vkook✅Where stories live. Discover now