Chapter 9

6.8K 1K 25
                                    



Seokjin terdiam ketika hangat menjalari hatinya, bukan bermaksud mengintip, tapi pintu kamar anaknya memang agak sedikit terbuka. Menampilkan Taehyung yang sedang mengecup dahi Jungkook dengan sayang. Ah, kalau Taehyung bahagia hanya dengan mengetahui Jungkook masih hidup, Seokjin tidak ingin menghalang-halangi langkah keduanya.

Taehyung menyampirkan jas kerjanya ke badan Jungkook yang hanya dilapisi kaos. Memeluk tubuh ringkih itu satu kali lagi sebelum tertawa sendiri. Jungkook yang tidak mengerti, hanya menepuk punggung Taehyung.

"Kenapa tertawa? Kau seperti orang gila." Taehyung menghentikan tawanya, bukan karena Jungkook mengatainya orang gila, tapi Taehyung hanya benar-benar merindukan Jungkook yang ketus seperti itu. Aih manisnya, Taehyung takut lupa diri.

"Aku memang sudah gila, kau penyebabnya. Itu adalah tindakan kriminal, kau harus dihukum seberat-beratnya." Taehyung merindukan Jungkook yang ketus seperi tadi, juga merindukan Jungkook yang menatapnya polos seperti ini. Kadang Taehyung tidak mengerti, kenapa Jungkook bisa seinnocent ini?

"Dihukum?" Taehyung menutup mulutnya yang sudah akan mengeluarkan tawa menggelegar. Biarlah, dia sangat menikmati Jungkook yang seperti ini.

"Yah, beri tahu aku hukumannya." Taehyung memegangi perutnya, karena tawanya kini sudah tidak bisa ia tahan. Keluar begitu saja, sampai Jungkook mendelik ke arahnya.

"Putus lah dulu dengan si bihun yang mengaku kekasihmu itu."

"Sehun hyung," Jungkook membenarkan nama yang terlontar dari mulut Taehyung.

"Oh, kau tidak suka panggilanku untuknya?" Jungkook mengerucutkan bibirnya, oke Taehyung kalah telak dan meninggalkan Jungkook sendiri di kamar anak kakaknya. Taehyung mendengar suara teriakan "samchon di sini? Aku melihat sepatunya."




Di sini lah Jungkook sekarang, kafe dekat kantor Taehyung. Sehun ingin bertemu dengannya, ingin menjelaskan semuanya. Jungkook berharap Taehyung akan mencegahnya, tapi pria itu menyuruhnya pergi dengan santainya. Katanya agar Jungkook tidak mendengar dari satu pihak saja.

Sehun terlihat sedang merapikan rambutnya karena ternyata di luar sedang gerimis. Setelahnya Sehun buru-buru mencari keberadaan pria imut bergigi kelinci yang sudah menunggunya sedari tadi.

"Maaf, kau sudah menunggu lama?" Jungkook hanya menggelengkan kepalanya, lalu menyeruput milkshake coklat yang sudah dipesannya.

"Kita langsung pada intinya saja, apa yang kau harapkan lagi dari Taehyung? Bahkan saat kau membutuhkannya dia tidak ada di sana." Jungkook mengangguk santai, waktu terasa sangat lama Jungkook merindukan pria yang kini sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"Kau benar-benar tidak ingat? Aku memang sungguh tidak melakukan apapun setelah mengganti pakaianmu. Aku hanya langsung pulang karena kau tertidur pulas sekali. Kau tidak lihat bagaimana aku memperjuangkanmu?"

Jungkook masih tidak bersuara, sebenarnya tangannya sudah mengepal di bawah sana. Pria di depannya ini benar-benar membuat Jungkook naik pitam, dengan berbohong hanya untuk bisa bersama dengannya? Apakah bisa dinamakan hubungan sehat? Jungkook rasa tidak.

"Kau tidak melihat pengorbananku untukmu selama ini? Jungkook malam itu aku yang membawa mu sampai apartemen."

Jungkook merapikan duduknya, bahkan pria di depannya enggan melihat matanya ketika sedang berbicara. Jelas sekali, sedang berbohong. Jungkook sudah tidak bisa meredam kekesalannya lagi.

Feel again | vkook✅Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz