Chapter 4

7.8K 1.2K 46
                                    



Taehyung kembali menatap kotak bekal bewarna biru dan hitam itu. Isinya sudah ia lahap siang tadi. Kalau ada waktu untuk sekedar berhenti menatap laptop, Taehyung akan mencuri tatap pada kotak bekal itu, kotak bekal milik pria yang benar-benar membuatnya cinta mati.

Jimin sudah pulang lebih dulu karena memang pekerjaannya sudah selesai, sedangkan Taehyung memilih mengerjakan beberapa kekurangan di kantor. Rumah hanya berfungsi untuk memikirkan pria imut bergigi kelinci saja rasanya.

Dirasa sudah selesai, Taehyung kembali memakasi jas berwarna biru tuanya, berjalan menuju lift dan terpaku di tempat karena seseorang sedang duduk sendiri di kursi dekat pintu masuk. Taehyung enggan melangkahkan kakinya ke arah sana, tapi kalau berbalik juga itu namanya bukan lelaki sejati.

Tapi seseorang itu akhirnya sadar kehadirannya, gigi kelinci sudah tampak dengan jelas. Taehyung tidak usah bepikir dua kali itu siapa. Jungkook berjalan cepat lalu memeluk Taehyung karena yakin Taehyung hanya berjalan sendirian tanpa didampingi oleh sekertarisnya.

Gelenyar rasa senang seperti melonjak dari tubuh keduanya. Walaupun Taehyung tidak bergerak sedikit pun, ia tahu kupu-kupu sedang bertandang ke dalam perutnya. Kepala Jungkook masih dibahu, ini diluar ekspektasi. Benar-benar membuat Taehyung ingin mencium Jungkook di sini, detik ini juga.

"Ma-- maaf Taehyung, aku hanya--" Jungkook berucap pelan, terkejut ketika Taehyung mendorong badannya ke arah dinding kantor. Merapatkan tubuhnya ke arah tubuh Jungkook. Keduanya sudah saling memejamkan mata, tangan Taehyung bertengger manis di pinggang Jungkook.

Bibir tidak juga saling menyatu, padahal kedua tangan Jungkook sudah melingkar di leher Taehyung. Napas Jungkook tertahan, karena detik selanjutnya Taehyung hanya menelusupkan kepalanya ke ceruk leher Jungkook. Taehyung memang tidak bisa melihat, tapi mata Jungkook sudah berkaca-kaca sekarang.

"Kenapa di sini malam-malam?" Suara Taehyung terdengar sangat lembut di telinga Jungkook, dengan kepala yang masih setia bersembunyi di ceruk leher Jungkook. Bibir Taehyung akan terasa seperti mencium lehernya ketika ia berbicara, Jungkook tidak bisa untuk tidak meneteskan air mata.

"Aku merasa seperti orang mabuk, apakah kau benar-benar Jungkook?" Jungkook memukul pelan belakang kepala Taehyung yang sedang terkekeh, lebih tepatnya mengikis rasa ingin memiliki Jungkook satu kali lagi.

"Ayo aku antar pulang," Jungkook tersenyum mengangguk, merelakan kehangatan yang diciptakan dari napas Taehyung di sekitar lehernya.

Taehyung memberhentikan mobilnya di dekat kedai jagung bakar. Tanpa berbicara apapun Taehyung keluar dari mobil, sedangkan Jungkook yang bingung dengan keadaan dingin ikut keluar dari dalam mobil. Jungkook melihat Taehyung yang sedang menunggu jagung selesai dibakar, udara malam yang menusuk tulang membuat Jungkook menggosok-gosokkan kedua tangannya.

"Di sini dingin, tunggu di dalam saja." Jungkook menggelengkan kepalanya, merapatkan tubuhnya pada pria yang lebih tinggi darinya itu. Taehyung menarik Jungkook mendekat, meniup tangan Jungkook beberapa kali. Jungkook mati kutu, berterimakasih pada cahaya lampu yang remang sehingga wajahnya yang memerah tidak terlihat oleh Taehyung.

Setelah selesai, keduanya kembali ke dalam mobil dengan jagung bakar masing-masing di tangan. Jungkook meniup jagung bakarnya pelan, sesekali mencuri tatap pada pria yang duduk di kursi kemudi yang sibuk dengan jagung bakarnya. Jungkook merasa dirinya sudah mati, Taehyung terlalu berbaik hati.

"Kemana aku harus mengantarmu?" Setelahnya Taehyung mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya. Ternyata apartemen Jungkook tidak terlalu jauh dari tempat kedai jagung bakar tadi.

Feel again | vkook✅Where stories live. Discover now