Chapter 8

6.6K 1K 11
                                    



Sehun terdiam di depan kamar apartemen Jungkook. Sedari tadi sudah berteriak memanggil tapi Sehun tidak juga mendapat jawaban, melelahkan saja. Sehun hanya ingin meyakinkan Jungkook, kalau yang merawat dia ketika mabuk kemarin itu dirinya dan bukan Taehyung.

Licik memang, tapi Sehun sudah kehabisan cara. Akan sangat memalukan jika cara yang diajukan oleh sang anak buah ia lakukan, pergi ke rumah Taehyung untuk sekedar menjelaskan semuanya. Memangnya dia siapa bertindak demikian pada orang yang tadi meminta untuk dicarikan pengganti Jungkook itu.

Kalau memang Taehyung sudah tidak mengharapkan kehadiran Jungkook, bukankah Sehun hanya harus meyakinkan Jungkook saja untuk bersamanya? Jawabannya adalah ya dan tidak, mengingat Jungkook hanya menjadikannya pelarian saja.

Harusnya Sehun menunggu lebih lama, karena tepat setelah ia mengeluarkan mobil dari parkiran apartemen Jungkook, pria imut itu membuka pintunya. Berjalan gontai ke arah lift, dengan hanya memakai celana piyama semalam juga kaos yang berwarna senada.

Pikiran Jungkook sudah buruk mengetahui orang lain sudah melihat tubuhnya selain Taehyung. Jungkook merutuki dirinya yang sungguh tidak mengingat apa-apa setelah menenggak beberapa gelas berisikan minuman alkohol.

Ia tidak tahu harus membawa dirinya kemana, yang jelas dia malas bertemu pria berkulit putih yang umurnya lebih tua 3 tahun darinya itu. Hingga langkahnya kembali membawa dirinya ke taman kota. Membeli permen kapas, dengan lirikan dari orang-orang di sekitar mungkin karena pakaiannya.

Samar-samar Jungkook mendengar teriakan khas anak kecil, tapi ini sangat familiar. Walaupun hanya bertemu beberapa kali, Jungkook tahu siapa anak kecil yang sekarang sedang mengoceh di dalam gendongan seorang pria.

Jungkook merunduk, bersembunyi di balik batang pohon yang besar. Tapi telat karena orang yang membawa anak kecil itu kini sudah ada di hadapannya. Jungkook enggan mendongak, padahal orang itu sudah mengulurkan tangan, membantunya untuk berdiri.

"Yah, kenapa adikku membiarkan calonnya di sini sendirian?" Jungkook cepat-cepat mendongak dan memeluk orang di depannya. Dari dulu hingga sekarang, aura Seokjin akan tetap sama untuk Jungkook. Jungkook seperti tengah bercengkrama dengan ibunya kalau bertemu Seokjin seperti ini.

"Aigoo, kau sedang menunggu seseorang di sini? Atau sedang bersama adikku?" Eunwoo yang masih ada di dalam gendongan Seokjin hanya bisa menepuk pundak Jungkook pelan. Anak sekecil itu saja tahu bahwa dirinya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Ayo ikut ke rumah kami, mungkin suamiku sudah menunggu di dalam mobil." Jungkook belum memgeluarkan suara sedari tadi, sifat Seokjin yang pengertian membuat Jungkook tenang karena ia tidak dipaksa menjelaskan.

"Apa Taehyung akan berkunjung?" Jungkook menggumamkan pertanyaannya, entah Seokjin mendengar atau tidak.





"Kemana tuan besar?" Jimin menyembulkan kepalanya ke ruangan Taehyung, melihat pria itu sedang bersiap seperti akan pergi. Kunci mobil sudah di atas tangan, dengan jas yang ia sampirkan di bahu.

"Mau ikut? Appa ingin naik balon udara. Jadi ku kira aku akan pulang cepat." Yang benar saja pria yang berhenti di depan Jimin ini, pasti akan pergi sendiri, Jimin mulai berspekulasi.

"Yah, jangan bercanda."

"Aku sungguhan, kau tau? Aku harus memembahagiakan orang tuaku dulu sebelum aku mau membahagiakan pasanganku." Jimin tersenyum meledek, tapi ada rasa bangga di hatinya yang begitu besar pada sosok yang sudah ia anggap kembarannya.

Feel again | vkook✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang