1 - Just Dreaming

13K 921 61
                                    

• • •

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• • •

Hyunjin memeluk Jihyun kuat kuat menatap cemas ke arah ruang Operatie kamer. Ia ingin pintu itu cepat terbuka dan ia ingin segera masuk dan melihat keadaan calon istrinya.

Hyunjin mengecup kening jihyun berkali kali karna sepertinya jihyun juga merasakan kecemasan yang sama. Hyunjin berdiri tepat disebrang pintu ruangan jeongin, menatap dengan penuh khawatir mengabaikan keningnya yang sudah berkeringat bahkan mengabaikan sakit diperutnya karna dirinya tidak memakan apapun sedari pagi.

Hyunjin menyesal karna meninggalkan jeongin pagi tadi. Ia benar benar menyesal karna membuat jeongin berjuangan sendirian lagi. Jika ia tau bahwa jeongin akan bangun tadi pagi mungkin dirinya tidak akan pergi dan meninggalkan jeongin sendirian bertarung nyawa.

Menyesal.

Untuk yang kesekian kalinya hyunjin membuat jeongin menderita.

Untuk kesekian kalinya Hyunjin membiarkan jeongin merasakan sakit sendiri.

Entah sudah berapa banyak luka yang sudah hyunjin buat pada pria manis itu. Mungkin jika hyunjin ada diposisi jeongin, ia tidak akan mau bertahan untuk Seseorang yang hanya bisa memberikan luka padanya.

Andai saja, Tadi hyunjin menolak untuk pergi dari kamar jeongin. mungkin walaupun jeongin membuka mata hanya sebentar setidaknya ia bisa melihat mata indah yang selalu ia rindukan selama ini. Ia bisa menghapus air mata jeongin.

Ia bisa memberikan semangat pada jeongin. Dan memberikan senyum terbaiknya.

Itu semua Just Dreaming. Mungkin gak akan jadi kenyataan. Karna nyatanya, jeongin membuka mata karna terjadi pendarahan di otak nya yang mengakibatkan jeongin mengalami kaget yang luar biasa dan shock berat. Dan akhirnya, cintanya memejamkan matanya kembali. Tertidur dengan damai kembali. Dan hyunjin, akan sabar menunggu sampai saat indah itu datang.

“Papa..” Jihyun menarik narik dasi berwarna hitam milik hyunjin. Terlihat jelas jika anak laki laki itu cemas melihat keadaan ayahnya.

Jihyun memegang kedua pipi hyunjin yang sudah basah dengan air mata, Lalu menghapus beberapa tetes air yang keluar dari mata hyunjin, “—Papa—”

—Jangan nanis–” Suaranya sangat lucu, Aksen bicaranya pun seadanya. Hyunjin tersenyum menatap wajah anak nya yang sangat mirip dengan wajah jeongin. Sangat mirip. Seperti foto copy tetapi memang sifatnya cenderung mirip dengan hyunjin.

“Enggak sayang, Papa ga nangis” Ingin rasanya hyunjin berteriak marah pada Tuhan,

Apa Tuhan tidak melihat jika dirinya dan Anaknya sangat membutuhkan jeongin?

Apa Tuhan tidak bisa merasakan kesakitan yang menjalar disetiap ia mengingat kenangan saat mereka bersama dulu?

Apa Tuhan tidak tahu, Jika hyunjin sangat merindu. Sangat Rindu.

–Nenek, Papa Nanis” Jihyun menoleh memandang Mama Hwang dan Juga keluarga Hyunjin dan keluarga jeongin yang sudah berkumpul disana. Mereka menunggu jeongin membuka matanya. Mereka menunggu saat dimana mereka bisa melihat jeongin tersenyum kembali.

Mama Hwang tertawa dalam tangisnya. Lalu menghampiri Jihyun yang seperti bingung melihat semua orang menangis disana. “Papa kamu kan cengeng sayang” , Mama Hwang mengendong Jihyun mengajaknya untuk melihat Jeongin dari jendela kamarnya. walaupun memang tidak terlalu jelas karna terhalang tirai tetapi setidaknya Jihyun bisa melihat sosok Ibu nya samar samar.

“Kamu liat ga? Dia Mama kamu” Mama Hwang menempelkan tangan kecil Jihyun ke kaca jendela lalu menangis lagi. Jihyun sendiri tidak mengerti mengapa Nenek dan keluarga lainnya menangis.

“–Mama Lagi Bobo?” Jihyun memandang bayangan jeongin samar samar dari luar. Walaupun terhalang tirai tetapi jihyun bisa melihat Ibu nya tidur dengan damai. Dengan beberapa suster dan satu dokter yang entah sedang melakukan apa didalam sana.

“Iya, dia lagi bobo sayang”

Tangis hyunjin pecah disaat mendengar perkataan lugu dari anaknya. ia benar benar tidak bisa membayangkan jika jeongin tidak bisa melewati nya kali ini? Hidup tanpa jeongin bagaimana hyunjin akan bisa. Hari harinya akan selalu dihantui rasa bersalah. Dan hyunjin benci mengingat bahwa wajah anaknya sangat mirip dengan wajah jeongin. Hyunjin tidak mau memikirkan banyak hal sekarang, Semakin lama jeongin membuka matanya maka semakin besar pula rasa bersalah dan rindunya pada jeongin.

“Jihyun, pulang ayo sama paman?, mandi dulu baru ketemu mama iyah?” Minhyun bangkit dan menghampiri Jihyun yang sejak beberapa menit tadi tidak bisa melepaskan pandangan dari Mama nya. Karna sekarang sudah sore jadi Minhyun mengajak Jihyun untuk pulang.

Pria jangkung itu menggendong Jihyun dan mengecup pipi bulatnya,“Ntar, kita doa in mama dirumah ya?” lalu Anak laki laki itu mengangguk mengerti.

Hyunjin masih diam enggan mengucapkan sepatah kata pun. Ia masih ingin menangis dan memarahi dirinya sendiri, “–Papa,,Aku pulang bial mama cepet bangun” .

Hyunjin menoleh dan berusaha memberikan senyuman pada anaknya. Setidaknya, ia tidak boleh terlihat lemah didepan anak kecil. “Yaudah, kamu jangan nakal ya, Doa in biar mama cepet bangun oke?”

Cup.

Satu kecupan mendarat dibibir hyunjin. Jihyun mencium bibir ayahnya lalu tertawa melihat ekspresi kaget dari hyunjin, “–Papa! Mama pati bangun. Jie mau doa buat mama!”

Lalu mereka pergi meninggalkan Hyunjin sendiri. Semua keluarga hyunjin maupun jeongin pulang terlebih dahulu, karna memang waktunya sudah sore dan masih banyak keperluan yang harus mereka kerjakan.

Hyunjin menolak untuk pergi dari rumah sakit, ia masih ingin menunggu jeongin dan melihat jeongin kembali pulih. Hyunjin bersyukur karna Wanita Jalang yang membuat jeongin sakit sekarang sudah ada dipenjara. Dan hyunjin masih belum tau, siapa yang membantu Jennie untuk masuk ke dalam rumah jeongin.

Padahal seingatnya, Semua penjuru rumah sudah dijaga ketat oleh satpam dan pihak kepolisian, itu semua usul dari Bang Chan.

Selain Bang Chan, Tidak ada yang tau password kamarnya jeongin. Dan, bagaimana Jennie bisa mengunci pintu dari dalam? Semua penjuru di kamar jeongin sudah dipasang kamera tersembunyi juga memakai password disetiap jendela kamar juga pintu.

Yang membuat hyunjin heran, saat dilihat dari rekaman cctv, Jennie datang bersama seseorang yang memakai jaket sertas masker berwarna hitam. Pria itu membantu Jennie masuk lewat jendela, otomatis pria itu tau password nya. Tapi mana mungkin? Karna yang tau password itu hanya Dirinya dan bang chan.

Hyunjin meremas jaket tebalnya, tangan satunya mengepal keras.

Atau mungkin

Yang membantu Jennie itu..





Bang Chan?



—To be continued—

Wadoo siapa ya yang bantu Jennie:'((((

We Got Married Season2 [Hyunjeong//Straykidz]Where stories live. Discover now