PART 13

91.2K 6.9K 102
                                    

FARA

Aku menyendokkan pasta carbonara di hadapanku dengan enggan.

Bagaimana bisa aku menikmati makanan ini jika ada sepasang mata sedari tadi tidak berhenti menatapku intens?

Aku menghela nafas dalam, "Pak, bisakah kita selesaikan terlebih dahulu makan malam ini?"tanyaku akhirnya

Revan menaikkan alisnya bingung, "Loh? Memang dari tadi saya ngapain?"tanyanya pura-pura polos

Aku mendengus seba  dan kembali berusaha mengabaikan tingkah atasanku tersebut. Namun, tidak dapat dipungkiri jantungku berdegup cukup kencang.

30 menit telah berlalu sejak makan malam kami di salah satu restaurant Italia tak jauh dari apartement.

Aku masih duduk tegap, mencoba tenang, sedangkan di sebrang Revan terus menatapku tajam.

"Saya masih nunggu loh, Far."

"Nunggu? Nunggu apa, Pak?"

Revan mencibir, "Penjelasan atas prilakumu siang tadi."

Aku terdiam, seharian mencoba mencari alasan yang tepat atas kejadian siang tadi di ruangan Revan. Namun, aku masih belum mendapatkan penjelasan yang dapat meyakinkannya.

"Fara, apakah selama ini sudah banyak hal kamu sembunyikan dari saya?"tanya Revan, terdengar nada kecewa dalam ucapannya

Aku langsung menggeleng cepat, "Bapak tau saya tidak pernah ada maksud buruk."jawabku cepat 

"Lalu sekarang apa? Kenapa saya merasa dibodohi? Saya bahkan tidak tau apa yang sebenarnya terjadi."tuturnya frustasi

Aku terdiam.

Revan mengambil gelas berisi wine miliknya dan meneguknya sekaligus. Mengingatkanku akan kejadian di Sumba 2 minggu yang lalu,

Revan hendak menuangkan kembali wine ke dalam gelasnya, namun aku langsung mencegahnya.

"Besok pagi Bapak ada  meeting dengan investor"ingatku

Revan menoleh, "Apa pedulimu?"

Aku tercekat mendengar ucapannya,

"Kamu tau, Fara? Kamu satu-satunya wanita yang saya percaya di dunia ini. Tidak ada satupun hal yang saya sembunyikan dari kamu. Tapi, kenapa kamu tidak melakukan hal yang sama padaku?"tanyanya sedih

Aku terdiam.

Aku melakukan ini demi kebaikanmu. Segala hal yang aku lakukan hanyalah demi kebaikan dan kesehatanmu.

Revan menghela nafas panjang, "Mari kita pulang."ajaknya sambil bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan restoran

"Kamu yang menyetir, Fara."ucapnya lemah sambil melemparkan kunci mobil kepadaku.

Aku menangkap kunci mobil dengan tepat, dan berjalan perlahan di belakang Revan.

Aku bahkan bisa merasakan perasaan terluka yang dia rasakan saat ini.

Namun, aku lebih memilih tetap menyembunyikannya dibanding membiarkan dia lebih terluka dari saat ini.

Aku mengantarkan Revan sampai kedalam kamarnya, dia tidak bergeming dan banyak berkomentar.

Revan berjalan menuju kamar mandi di dalam kamarnya, aku langsung menyiapkan baju tidur untuknya dan menyimpannya di meja dekat wastafel.

Aku merapikan tempat tidurnya, menyalakan lilin aromatherapy, menyiapkan segalas air hangat lalu meletakkannya di atas nakas samping ranjangnya.

She's My SecretaryWhere stories live. Discover now