Mimpi buruk

4.2K 186 13
                                    

Naruto pov's on

Hatiku kembali risau ketika Ino mengatakan bahwa Hinata menghilang lagi. Hatiku benar-benar kacau membayangkan keadaan gadisku sekarang ini.

Gadisku?? Dasar kau baka Naruto! Saat dia berkata bahwa dia menyukaimu kau malah tidak menjawabnya dan sekarang kau malah mengatakan kalau dia adalah gadismu?

Sepertinya kau mulai gila Naruto..

Kau gila karena gadis itu,,

Cihh kenapa sekarang aku baru mantap dengan perasaanku sendiri?

Kami-sama.. Tolong jaga Hinataku..

Aku mencintainya..

Aku mencintai Hinata..

Kumohon jaga Hinataku dimanapun dia berada..

Aku berjanji aku akan jujur dengan perasaanku saat aku menemukannya..

Naruto pov's off

Naruto tampak gusar mengendarai mobil Tou-sannya. Bagaimana tidak, karena sang Kaa-san selalu memintanya untuk mengendarai mobil dengan kecepatan diatas normal.

"Cepatlahh Naruuu.." untuk yang kesekian kalinya Kushina kembali berteriak.

"Tenanglah Kushina" ucap Minato yang sudah spot jantung di dalam mobil.

"Naaaaruuuuuu..." Kushina kembali berteriak.

"Sabar Kaa-san, aku juga mengkhawatirkan Hinata. Aku juga tidak ingin dia terluka" sahut Naruto tak kalah emosi. Dipercepat lagi laju mobilnya.

"Kami-sama, kenapa engkau menakdirkan aku bersama dengan 2 orang yang emosian sekali??" tanya Minato sambil mengelus dadanya. Naruto dan keluarganya menjadi yang datang kedua setelah Ino, kemudian disusul dengan Sasuke dan lainnya.

"Bagaimana ini bisa terjadi Hiashi-san?" tanya Temari.

"Tadi Hinata pamit untuk pergi ke rumah Ino dan sampai sekarang ia belum kembali" sahut Hiashi.

"Hinatakuuu.." seru Kushina sambil menangis tersedu-sedu.

"Tenanglah Kushina" Minato menenangkan istrinya itu.

"Apa ini ada hubungannya dengan Sabit Darah?" tanya Sakura.

"Iya ini pasti ulah mereka lagi!" tambah Ino.

"Kalian tenanglah dulu" seru Shikamaru.

.

.

.

Hinata membuka matanya yang berat. Gelap.. Ya sangat gelap ditempat Hinata berada. Tangan serta kakinya diikat dan ia didudukkan di sebuah kursi.

"D-dimana aku?" tanyanya. Lap.. Lampu tiba-tiba menyala. Terlihatlah bahwa Hinata dibawa ke sebuah ruangan yang hanya ada kursi disana.

"Kau sudah bangun nona?" tanya seseorang wanita yang Hinata sangat mengenal suara tadi.

"Karin-san"

"Wah-wah kau sangat pandai ya"

"K-kenapa kau membawaku Karin-san?" pertanyaan bodoh memang.

"Aku ingin membunuhmu bodoh, ya tidak sekarang. Akan kubiarkan kau menikmati sisa-sisa umurmu" sahut Karin enteng dan berlalu pergi.

"Tou-san, Neji-nii.." Hinata mulai menangis sesenggukan meratapi apa yang akan terjadi pada dirinya.

"Gomenasai minna" ucap Hinata lagi. Karin berjalan menuju singgahsana sang kakak.

Hime-chan I Love You ||✅||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang