Chapter 3: Date

5.3K 544 34
                                    

Disclaimer: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, tidak ada unsur kesengajaan dan hanya kebetulan semata.

WARNING: BL, Boyxboy, Gay stories, Omegaverse, Mafia AU.

| Chapter 3: Date |

Nieuwe Stad, Distrik 1

RASHA melangkahkan kakinya masuk sambil melihat ke arah sekelilingnya. Pameran yang dimaksud oleh Alex berlokasi di Kristal Van Kennis, salah satu conference hall milik keluarga Ankawijaya. Tempat itu memang rutin menjadi tempat pameran dan festival kebudayaan setiap tahunnya. Karena rutinitas hariannya yang padat, Rasha sudah lama tidak pernah datang ke tempat ini. Terakhir kali ia mengunjungi tempat ini adalah saat ia baru berusia 13 tahun. Waktu itu Rasha datang bersama keluarganya untuk menghadiri sebuah pameran foto besar-besaran yang disponsori oleh keluarga Ankawijaya. Saking lamanya tidak pernah menginjakkan kaki kesini, Rasha sekarang merasa asing.

"Rasha?" panggil Alex pelan mendapati omega itu sedang melihat ke arah sekeliling sambil setengah melamun. "Kok bengong? Sini, sini. Booth temanku ada di sebelah situ."

Rasha menoleh ke arah Alex dan tanpa berkata apa-apa ia berjalan mendekat ke arah alpha itu. "Disini terlalu ramai. Jangan lama-lama." ujar Rasha pelan. Dari dulu ia memang tidak suka keramaian. Selain suara bising mudah membuatnya terusik, ia tidak tenang berada di tempat terbuka seperti ini. Rasha tidak bisa mengontrol siapa saja pengunjung yang datang kemari dan siapa saja mengenalnya.

"Jadi maunya di tempat sepi aja?" goda Alex sambil nyengir.

"You know I didn't mean that." geram Rasha sambil melotot.

Alex hanya tertawa kecil lalu mengalungkan tangannya di bahu Rasha dan berjalan pergi. Omega itu dengan cepat langsung menepis tangan alpha yang menggantung di bahunya. Rasha menatap Alex dengan tajam, "Apa-apaan ini?" tanya Rasha.

"Kenapa? Kita kan lagi ngedate. Nggak boleh?"

"Nggak."

"Hmm, ya udah deh. Kalau gitu, ini aja."

Alex lalu menggandeng tangan Rasha dan memasukkan tangan omega itu ke dalam saku jaketnya. Belum sempat penerus Mahapraja itu protes, Alex sudah keburu menyeretnya pergi. Rasha menghela nafas dan akhirnya pasrah. Ribut dengan Alex hanya akan mengundang perhatian yang tidak diinginkannya. Ia pun mengikuti kemana langkah Alex pergi sambil mengawasi sekelilingnya dengan waspada.

"Rasha, cobain deh." ujar Alex sambil tiba-tiba menyodorkan bola-bola ayam ke depan mulut Rasha. Omega itu menatap makanan itu dengan skeptis, membuat Alex tertawa dan menambahkan, "Oh come on, look," Ia segera melahap bola-bola ayam itu lalu nyengir. "Tuh, lihat kan? Nggak apa-apa. It's perfectly safe."

Ragu-ragu, Rasha membuka mulutnya. Ia pun mengunyah bola-bola ayam itu pelan. Matanya membulat. Ia tidak menyangka rasa dari bola-bola ayam itu lebih enak daripada yang ia kira. "Enak." ungkap Rasha sambil berdeham pelan.

"Kubilang juga apa!" ujar Alex sambil nyengir. Entah kenapa ia merasa senang melihat raut wajah Rasha yang berubah. "Ayo, kita cari makanan lainnya sebelum ke tempat temanku. Kamu suka makanan apa?"

"Nggak ada preferensi. Yang penting bisa dimakan."

"Lho, masa nggak punya makanan favorit?"

THE BΩSS [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang