Chapter 4: Bite

6.1K 522 91
                                    

Disclaimer: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, tidak ada unsur kesengajaan dan hanya kebetulan semata.

WARNING: BL, Boyxboy, Gay stories, Omegaverse, Mafia AU. Sexual explicit contents.

A/N:

Yha, katanya udah nggak bisa diprivate lagi ya sekarang? Mau ngepublish malu, nulis ulang mager juga.

Hampir 2/3 chapter ini isinya bagian enaena. Seriusan, sepanjang itu. Kalau nggak nyaman, diskip juga nggak apa-apa. Gue bakalan bikinin summary di chapter depan.

Gue udah berusaha menulis ini dengan bahasa sehalus mungkin supaya nggak kayak cerita stensilan, tapi mentoknya cuma bisa segini. Realita memang nggak pernah seindah angan.

Sebelum lanjut, tolong sekali lagi dibaca warningnya.

Further reading at your own risk.

| Chapter 4: Bite |

Nieuwe Stad, Distrik 1

JARAK yang memisahkan Rasha dan Alex sepenuhnya hilang ketika alpha itu menarik wajahnya dan menciumnya perlahan. Ciuman kecil di bibir Rasha berubah dengan cepat menjadi lumatan sebelum ia menyadarinya. Alex menyelusupkan lidahnya masuk ke dalam rongga mulut Rasha, mencicipi apa yang bisa ia kecap. Alex dapat merasakan rasa susu dan sedikit rasa manis dari kecapan otot luriknya. Sembari masih menyicipi rongga mulut Rasha, sebelah tangan Alex menahan wajah Rasha agar tetap sedikit mendongak seperti sekarang, sementara tangannya yang lain menarik pinggul Rasha mendekat hingga berhimpitan dengannya.

Punggung Rasha terdorong hingga menempel pada kaca jendela berlapiskan gorden di belakangnya ketika dominasi Alex atas tubuhnya makin menjadi-jadi. Hingga akhirnya, alpha itu menarik wajahnya menjauh. Dengan nafas tersengal dan dada yang naik turun, Rasha mengamati setiap pergerakan kecil yang diambil oleh Alex.

Nafas Rasha terhenti di tenggorokan ketika ia melihat Alex berlutut di depannya sambil menurunkan resleting celananya. Keterbatasan pengalaman dalam situasi ini membuat Rasha langsung salah tingkah, sekalipun ia berusaha untuk tidak memperlihatkannya.

Tanpa seizin sang omega, Alex menanggalkan setiap helai kain yang semula membungkus tubuh Rasha. Alpha itu memandangi tubuh Rasha setengah takjub, seakan pemandangan di depannya saat ini adalah pemandangan terindah yang pernah ia lihat sepanjang eksitensinya. Melihat sepasang mata Alex yang memandanginya hingga nyaris tak berkedip, jantung Rasha semakin berdebar. Ada sebuah antisipasi yang membuat nafasnya semakin memburu.

"Don't just stare, you fucking pervert." umpat Rasha pelan, berusaha menyembunyikan rona merah di wajahnya. Ia kemudian menggigit bibir ketika merasakan slick yang mengalir semakin banyak dari orifisiumnya. Feromon Alex yang menguat semakin merangsangnya.

Alex menarik nafas panjang tanpa sedetik pun mengedipkan mata. Kulit Rasha yang tampak putih berbanding kontras dengan nipple-nya yang berwarna merah muda. Alpha itu lalu menjatuhkan pandangannya ke bawah dimana ia melihat kaki Rasha sudah basah oleh slick yang mengalir. Tanpa sadar, ia menelan ludah. Belum pernah ia melihat slick sebanyak itu dari seorang omega. Dan lagi wangi yang berasal dari slick itu sungguh memabukkan. Seperti heroin personal yang khusus dibuat untuk mengaburkan batas antara insting primal dan akal sehatnya.

THE BΩSS [BXB]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz