Chapter 20: Ambush

2.5K 320 53
                                    

Disclaimer: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, tidak ada unsur kesengajaan dan hanya kebetulan semata.

WARNING: BL, Boyxboy, Gay stories, Omegaverse, Mafia AU.


| Chapter 20: Ambush |


- 1 hari yang lalu -



Diamant, Distrik 2


HAL terakhir yang Alex ingat adalah sosok Rasha yang berlari ke arahnya. Samar-samar ia juga ingat mendengar suara sang omega yang meneriakan namanya. Namun setelah itu semuanya berubah menjadi hamparan putih tanpa ujung dan ingatannya pun berhenti sampai disitu. Oleh karena itulah Alex tidak paham mengapa ia bisa terbangun di atas ranjang kanopi kayu, di sebuah kamar tidur yang luasnya melebihi luas indekosnya. Alex melihat sekelilingnya dengan asing—berusaha untuk menemukan penjelasan mengapa ia bisa berakhir disini.

Sambil memperhatikan sekelilingnya, Alex berusaha beranjak bangun, namun nyeri pada daerah dada kirinya membuatnya terhenti sejenak. Ia lalu meraba pektoralis kirinya dan mengernyit. Alex menduga ada memar yang cukup serius di daerah thorakalisnya, meski ia tidak ingat apa yang mencederainya.

Ketika itulah ada seseorang yang membuka pintu kamarnya. Alex secara spontan menoleh dan berubah siaga. Matanya memandangi pintu masuk itu dengan awas. Di ujung pintu itu tampak seseorang laki-laki bertato dengan potongan rambut undercut yang tidak ia kenal.

"Ah, akhirnya bangun juga." ujar laki-laki itu terdengar lega sambil berjalan mendekat. "I thought I really killed you." candanya.

"Siapa kamu? Dan ini dimana?" tanya Alex, menuntut penjelasan. Tubuhnya masih dalam posisi siaga.

"Perkenalkan, namaku adalah Ryan. Aku bekerja untuk keluarga Mahapraja." jawab Ryan. Ia lalu melengkapi penjelasannya, "Saat ini kamu berada di Allnat Mansion milik keluarga Ankawijaya."

"Ankawijaya?" tanya Alex, masih tidak paham.

Ryan tampak maklum. Ia lalu berkata, "Kamu ada di Diamant, distrik dua."

Alex lalu menganggukkan kepalanya pelan, berusaha mencerna situasi ini. Ia terdiam sejenak sebelum mendadak beranjak bangun dari tempat tidur—meski setelah itu ia kembali mengernyit sambil memegangi dada kirinya.

"If I were you, I'll move more carefully. You just broke a rib, Alex." ujar Ryan.

Alex tampak tak peduli. Matanya menatap lurus ke arah Ryan yang berdiri di depannya. "I'm looking for someone. Can you help me?" tanya Alex.

"If you are looking for you friend—"

"I'm looking for Rasha. Do you know him?"

Ryan terdiam. Alih-alih menjawab, ia justru bertanya balik, "Kamu tidak ingat apa pun?"

Alex menggelengkan kepalanya. "Yang kuingat hanyalah—" kalimat sang alpha itu pun menggantung saat ia berusaha menyusuri ingatannya. Beberapa saat kemudian ia berhasil mengingat hal terakhir yang terjadi pada sahabatnya. Mata Alex pun melebar. "Adri! Dimana Adri?" tanya Alex, kali ini bernada lebih menuntut.

THE BΩSS [BXB]Where stories live. Discover now