Chapter 38

1.9K 230 40
                                    

Baekhyun duduk di ruang tunggu klinik milik Sehun. Baekhyun menunduk, apa yang baru saja terjadi tentu masih jelas di benaknya. Bagaimana ketakutan ayahnya sehingga membuat sandiwara – sandiwara konyol yang sayangnya merugikan banyak pihak.

Baekhyun mendongak ketika pipinya terasa dingin. Jongin sedang berdiri di depannya sambil menggenggam air mineral dingin. Baekhyun tersenyum saat melihat senyuman Jongin untuknya.

"Bagaimana Sehun bisa baik – baik saja jika kau murung seperti ini?"

Baekhyun menghela nafasnya, kepalanya terus berdenyut. Tidak mudah menahan diri setelah apa yang dia lalui, hal seperti itu bukan hanya trauma untuk ayahnya namun juga dirinya.

"Manusia es itu baik – baik saja, dia memilih menangani ayahku daripada pergi ke rumah sakit."

Jongin menghela nafasnya. Jongin mengerti bagaimana kekhawatiran Baekhyun. Dirinya pun terkejut saat tiba di tempat yang menjadi saksi kegilaan Tuan Byun dan Sehun. Bagaimana tidak, Tuan Byun di kelilingi darah yang mungkin dari pecahan kaca di bawahnya, sedangkan Sehun, pria psikopat gila itu jauh lebih parah, kemeja putihnya benar – benar menjadi merah di sisi kanan.

Dan yang membuat Jongin berdecak kagum adalah, Sehun benar – benar masih sadar. Pria gila itu hanya meminta kain kasa untuk menutup luka dari tembakan terakhir Tuan Byun, meskipun meleset itu tetap mampu merobek lengan Sehun. Jika itu Jongin, mungkin Jongin tidak akan pingsan karena kesakitan, tapi mungkin dia akan pingsan karena ketakutan. Jongin benar – benar tidak tahu hal apa saja yang sudah di lalui pria albino itu.

"Apa Sehun baik – baik saja?"

"Kau seharusnya masuk ke dalam. Mereka tidak melakukan operasi atau semacamnya, kau bebas masuk ke dalam."

Baekhyun menggelengkan kepalanya. Baekhyun tidak ingin bertemu dengan ayahnya. Ada ketakutan dalam hati Baekhyun, ayahnya itu benar – benar terobsesi dengan hal yang berkaitan tentang dirinya. Lebih tepat disebut kekhwatiran sebenarnya, namun terasa berlebihan untuk Baekhyun. Bagaimana bisa ayahnya merencanakan untuk tetap meminimalisir perhatian publik untuk Baekhyun, sedangkan Baekhyun tentu membutuhkan ruang bebas untuk dirinya sendiri.

Menikahi Jongin memang sangat membantu, ayah Jongin tentu akan menjaga Baekhyun seperti menjaga putranya sendiri. Begitu pula Oh Sehun dan Tuan Byun sendiri. Tapi bagaimana dengan kebahagiaan mereka?

"Apa yang sebenarnya di sembunyikan ayahmu?"

Baekhyun terdiam sejenak, dirinya tidak tahu harus memulainya dari mana.

"Tak apa jika kau belum ingin menceritakan semuanya."

"Ayahku menderita PTSD. Kau tahu, seperti trauma karena kejadian di masa lalu. Dan penyebabnya sama sepertiku. Karena kematian ibuku."

Jongin menepuk bahu Baekhyun perlahan, terkadang Jongin berpikir bahwa Baekhyun tidak pantas hidup dengan kondisi seperti ini. Baekhyun adalah teman terbaik yang pernah dia temui. Tapi memang Jongin hanya berteman dengan Kyungsoo, Baekhyun, dan Sehun.

"Ayahku memiliki bisnis lain, kau tahu kan seperti ayahmu. Dan bisnis itu pernah terjerat kasus, lalu seorang wanita datang menawarkan bantuan. Bodohnya, ayahku setuju tanpa mengatakan hal apapun kepada ibuku."

Baekhyun tersenyum tipis, terkadang saat hidupnya benar – benar terasa berat memang dirinya berharap Baixian datang menggantikan dirinya. Baixian tidak sepenuhnya pergi, beberapa karakter Baekhyun masih di bawah kendali Baixian, namun Baekhyun selalu berusaha keras menahan hal itu agar tidak berlebihan. Dirinya sudah cukup menyakiti Oh Sehun.

"Ibuku berpikir ayahku berselingkuh, dan ayahku hanya diam saja saat dia di bawah kendali wanita itu. Hingga akhirnya-"

Baekhyun terdiam. Dirinya tidak lagi menangis, hanya terdiam. Pria mungil itu tidak mampu melanjutkan kalimatnya. Jongin mengerti, lalu bergerak untuk merengkuh Baekhyun kedalam dekapannya.

HEALERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang