19; Something Different

5.8K 856 28
                                    

Sekitar jam ke 5-6, kelas mereka diberi tugas untuk membuat Teks Observasi. Mereka telah dibagi 9 kelompok dengan 4 orang dalam setiap kelompok. Masing-masing kelompok diberi 1 bagian atau ruangan di sekolah untuk di observasi.

Beruntung bagi Jungkook, ia sekelompok dengan Eunha juga Jiho serta Mina.

Dan dengan beruntung juga mereka mendapat ruangan kelas untuk di observasi. Jadinya mereka mengobservasi kelas mereka dan tidak pergi keluar kelas seperti kelompok lain.

Setelah mengerjakan tugasnya, Jungkook dan Jiho kemudian melaksanakan rencananya tadi pagi. Jiho juga telah memberi tahu Mina tentang rencananya dan meminta tolong Mina untuk ikutan kompor.

Sebelumnya, di jam ke 1-2, Jungkook sudah memberikan oleh-oleh berupa pembatas buku dan snack untuk gengnya itu. Dan sekarang adalah waktunya untuk menjalankan misi tersebut.

"Ehmmm.... Ho, ini oleh-oleh buat lu" kata Jungkook sambil menyerahkan kotak kalungnya.

"Hah? Apaan nih?" Jiho ikutan acting.

Jiho mengambil kotak kalung itu lalu membukanya dan pura-pura terkejut.

"Ih lucu banget anjir. Makasih lohh" jawab Jiho

Mina memulai actingnya. "Buat gue mana? Kok Jiho doang nih yang dikasih?"

"Sirik aja nih si Minaaaa" kata Jiho sambil ngelirik ke Mina

"Duh. Jangan jangan ada sesuatu diantara kalian???! Masa temen makan temen. Ckckckck"

Jungkook memilih untuk tidak menjawab kata kata Mina. Jiho sedang berpura-pura mengagumi kalungnya. Sesekali ia melirik ke arah Eunha yang sedang memainkan hape nya tanpa memberi respon sedikitpun.

"Yah... Gagal nih kayaknya" bisik Jungkook pelan ke Jiho. Jiho mengangguk

• • •

Disisi lain, Rose sekelompok dengan Yuju dan 2 temannya yang lain. Mereka mendapat tugas untuk mengamati ruang perpustakaan yang letaknya di lantai 2 sekolah mereka.

Rose dan Yuju bertugas untuk mengamati perpustakaan nya secara langsung sementara anggota kelompoknya bertugas mewawancara penjaga perpustakaan sambil mengcopy data buku di perpustakaan.

"Didepan perpustakaan terdapat rak sepatu karena siswa siswi diwajibkan melepas alas kaki sebelum masuk perpustakaan" kata Rose kepada Yuju untuk dicatat olehnya.

"Hmm" jawab Yuju

"Didalam perpustakaan ada 4 buah komputer yang boleh dipergunakan oleh siswa-siswi"

"Hmmm"

Mereka lalu berjalan ke arah pintu perpustakaan.

"Ju, liat deh. Lucu banget kucingnya lagi bobo" kata Rose menunjuk seekor kucing yang tengah tertidur di bawah kursi di koridor depan perpustakaan.

"Iya lucu"

Karena merasa tak mendapat respon yang ia harapkan, Rose lalu masuk ke dalam perpustakaan disusul Yuju. Setelah mencatat informasi yang bisa mereka dapatkan, mereka lalu duduk di lantai perpustakaan yang dialasi karpet.

"Ju, kok lo diem aja sih hari ini?" tanya Rose sambil menyenggol lengan Yuju yang duduk disampingnya.

Memang hari ini Yuju terlihat aneh. Ia lebih diam dari biasanya. Biasanya, pagi-pagi Yuju pasti becandaan sama Dokyeom, cerita-cerita atau joget dan nyanyi gak jelas, dan kalau di perpustakaan, Yuju pasti udah tiduran dan guling-guling seenaknya. Tapi hari ini enggak.

"Gapapa" jawab Yuju. Haduh dasar wanita.

"Beneran?" tanya Rose memastikan.

Yuju mengangguk. Ia lalu memejamkan matanya dan bersandar ke salah satu rak di belakangnya.

Sementara Rose sibuk mengamati Yuju. Yuju yang disampingnya ini seolah-olah bukan Yuju yang ia kenal. Rose yakin pasti ada yang gak beres dengan sahabatnya itu. Rose harus cari tau.


• • •


Disisi yang lainnya lagi, Bambam juga tengah mengerjakan tugasnya itu dengan anggota kelompoknya yaitu Lisa. Dengan sialnya hari ini dua anggota kelompoknya yang lain yaitu Jihyo dan Binnie sedang tidak masuk. Alhasil, Bambam cuma ngerjain tugasnya bareng Lisa.

Mereka mendapat tugas untuk mengamati UKS. Mereka lalu membagi tugas, Lisa mencatat semua nama obat-obatan di UKS sementara Bambam mencatat kondisi fisik UKS.

"Ah Anjay! Capek gua"

Bambam membanting tubuhnya ke kasur UKS karena capek katanya, padahal baru 5 menit ngerjain tugas.

"Dih? Apaan-apaan lo baru 5 menit udah capek. Bangun gak lo?" omel Lisa.

Bukannya bangun, Bambam malah nutupin kepalanya pake bantal. "Gamaooooo. Capek gua" katanya lalu tengkurep.

Lisa yang sebel duduk diatas kasur yang ditiduri Bambam lalu menjewer kupingnya.

"BANGUN!!! MALES BANGET SIH LO? KATANYA MAU MASUK PTN"

Mendengar embel-embel PTN, Bambam langsung bangun. "Iya, iyaa anjaayy. Jangan bawa-bawa PTN lah. Gua jadi makin gak yakin kalo orang semales gua bisa masuk Kedokteran nanti"

Yap, orang selifeless dan se-anjay Bambam ini punya mimpi kuliah di Fakultas Kedokteran. Gak ketebak banget ya?

"Demi apa lo mau masuk Kedokteran? Sama dong!!" kata Lisa yang kaget denger Bambam mau masuk Kedokteran.

"Iya anjay. Kenapa? Kagak ketebak ye? Kagak pantes ya orang macem gua ini bermimpi masuk Kedokteran" kata Bambam yang orangnya emang agak insecure

"Enggak kok. Cuma gak nyangka aja lo mau masuk Kedokteran"

Lisa senang karena menemukan teman se-geng-nya yang mau masuk kedokteran. Karena selama ini teman se-geng-nya yang mau masuk kedokteran baru Yuju. Maka dari itu Lisa merasa senang karena menemukan teman yang bisa ia ajak berjuang bersama.

"Emang banyak kok yang kaget denger gua mau jadi Dokter. Lo juga mau masuk kedokteran emangnya?" tanya Bambam

Lisa mengangguk. "Mau banget! Dari kecil gue udah bermimpi mau jadi dokter. Semoga suatu saat nanti itu bisa terwujud. Soalnya gue juga tertarik kan ya sama kayak bedah-bedahan gitu" jelas Lisa panjang lebar.

"Amin. Gua doain dah semoga lu beneran jadi dokter nanti" Doa Bambam. Ayok aminin guys.

"Kalo lo kenapa tertarik pengen jadi dokter, Bam?" tanya Lisa

Bambam terdiam sejenak.

"Gua.... Gua mau kayak mendiang bokap gua. Dia dokter. Dia hebat. Dulu gua suka dibawa juga ke rumah sakit tempat dia kerja. Gua diajarin cara ngobatin orang, diajak keliling rumah sakit, kenalan sama banyak orang, liat obat-obatan, pokoknya seru deh. Maka dari itu, sampai sekarang, gua pengen bisa nolongin orang dan jadi sosok hebat kayak bokap gua"


Suasana mendadak jadi hening. Lisa sedih dan gak nyangka kalau orang kayak Bambam ini ternyata punya cerita sememilukan ini.

"Tenang, Bam. Ada gua kok disini. Kita harus berjuang bareng buat bisa masuk kedokteran. Janji?"

Lisa mengeluarkan jari kelingkingnya ke arah Bambam yang tengah tertunduk sedih. Membuat Bambam menoleh ke arah gadis itu.

"Janji?" ulang Lisa.

Bambam tersenyum lalu menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Lisa.

"Janji"

Tak mereka sangka bahwa waktu yang sebenarnya diberikan untuk mengerjakan tugas Bahasa Indonesia ini malah menjadi waktu dimana mereka bisa mengenal lebih dalam. Bambam dan Lisa semakin larut dalam obrolan dimana mereka ternyata menemukan banyak kesamaan dalam diri mereka berdua.




----------

hayoloh yuju kenapa.

bamlis mulai berjaya nihhh. ada tim bamlis?

「 ineffable 」; 97 line ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora