Empat Belas

7.7K 289 22
                                    

Setelah Rea pergi bersama ketiga sahabatnya ke mall, Rea pulang terlebih dahulu dengan memesan taksi online.

Awalnya Desma, Laras dan Vika heran karena saat Rea menyelesaikan urusannya di toilet, Rea langsung ijin pulang terlebih dahulu dengan alasan capek.

Namun mereka tetap menganggukan kepala pertanda Rea boleh pulang terlebih dahulu dan perempuan itupun langsung keluar dari mall dan memasuki salah satu taksi yang sudah ia pesan.

Sebenarnya alasan Rea pulang terlebih dahulu karna ia tidak ingin bertemu Reno di mall. Rea yakin pasti Sheila pergi ke mall bersama Reno, maka dari itu Rea ingin segera pergi dari mall karena malas jika harus bertemu dengan lelaki itu.

***

Saat keluar dari mall, Rea langsung memasuki salah satu taksi yang sudah dipesannya dan duduk dibangku belakang sambil menatap keluar jendela yang ada di samping kirinya selama diperjalanan.

"Sudah sampai, Mba," ucap supir taksi paruh baya yang berada dikemudi. Namun tidak ada jawaban dari Rea. "Mba sudah sampai, Mba," lanjut si supir dengan suara yang sedikit nyaring agar Rea tersadar dari lamunanya.

Rea masih memikirkan apa yang harus ia lakukan. Rea tidak menyangka bahwa Sheila melakukan hal itu demi kelancaran rencana sepupunya.

Rea harus mengatakan apa kepada Reno agar lelaki itu percaya dengan perkataannya. Bukti. Mungkin sebuah bukti harus Rea dapatkan. Tapi darimana?

Pikiran-pikiran itu membuat Rea pusing hingga suara berat seseorang membuat dirinya tersentak dan membuyarkan lamunannya.

"Eh... i... iya pak. Terimakasih. Ini uangnya." supir taksi itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan remaja yang menjadi penumpangnya ini.

"Lagi galau ya, Mba?" tanya supir paruh baya itu yang memiliki umur sekitar 40 tahunan.

"Nggak kok, Pak. Lagi banyak pikiran aja," ujar Rea sambil tersenyum.

"Jangan terlalu larut dalam kesedihan, Mba. Jika beban fikiranmu terlalu berat dan memiliki banyak masalah, dekatkan diri kepada Allah. Meminta petunjuk agar diberi kemudahan dalam menyelesaikan masalah itu." pesan supir paruh baya itu dan langsung mendapat senyuman dan anggukan kepala dari Rea.

"Iya, Pak. Terimakasih," jawab Rea sebelum keluar dari taksi yang sudah mengantarnya sampai kerumah dengan selamat. Rea masuk ke halaman rumahnya setelah dirasa taksi itu menjauhi pekarangan rumahnya.

Saat Rea sudah memegang knop pintu rumahnya, pergerakan Rea harus terhenti karena suara seseorang memanggilnya dari arah gerbang.

Rea membatalkan niatnya membuka pintu dan membalikkan badanya agar mengetahui seseorang yang sudah datang kerumahnya pukul tujuh malam.

Rea memicingkan mata menatap kearah perempuan yang pernah dilihatnya, tapi Rea tidak mengingat dimana ia bertemu dengan perempuan itu. Rea menghampirinya, namun ia hanya diam di depan gerbang dengan raut wajah yang menunjukkan kepanikan. Mungkin.

"Maaf siapa ya?" tanya Rea saat sudah berada didepan perempuan itu.

"Hikss... Hikss... Hikss..." Rea menyatukan kedua alisnya bingung karena perempuan dihadapannya hanya menangis terisak dan terlihat sedikit panik.

"Kamu siapa?" perempuan itu langsung memeluk Rea erat dan menangis sesenggukan.

Jujur, Rea pernah melihat perempuan ini. Tapi Rea lupa dimana Rea pernah bertemu dengannya. Rea membalas pelukan perempuan itu dan membiarkan dia menangis dibahunya.

"Reno... Reno.... Hiks" Rea langsung mendorong perempuan itu agar terlepas dari pelukannya dan menatap perempuan itu dengan wajah panik saat ia menggumamkan nama Reno.

"Kamu kenal Reno? Apa yang terjadi?" tanya Rea tidak sabar saat perempuan dihadapannya ini hanya menangis dan tidak kunjung memberikannya jawaban. Benar-benar membuat Rea sangat jengkel.

Rea menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan kata katanya. "KATAKAN APA YANG TERJADI PADANYA!?" bentak Rea yang langsung membuat perempuan di hadapannya tersentak kaget dan mendongak menatap kearah Rea yang sebelumnya hanya menunduk dan menangis.

"Dia ... mabuk dan hampir melecehkanku." Rea sangat kaget dengan ucapan perempuan yang ada dihadapannya. Tidak mungkin Reno melakukan hal ini.

"Kamu siapa? Apa hubunganmu dengan Reno?" tanya Rea penasaran. Untuk apa Reno melakukan hal ini kepada seorang perempuan. Ini tidak mungkin.

"Aku sahabat Reno. Aku diajak dia pergi ke salah satu club malam. Awalnya aku menolak ta ... tapi dia me ... me ... memaksaku. Saat dia mabuk, dia hampir menciumku dan memba-"

"Stop! Hentikan! Reno nggak mungkin ngelakuin hal menjijikan seperti itu!" potong Rea cepat karena tidak percaya dengan ucapan perempuan dihadapannya ini.

"Aku sahabat Reno. Apa kamu tidak mengenaliku?" Rea hanya menggelengkan kepala pertanda ia benar-benar tidak mengenali perempuan yang sekarang berdiri dihadapannya. "Aku Claudia Kirana. Sahabat Reno." sambung perempuan itu.

Rea membelalakan kedua matanya. Jadi, dia yang bernama Claudia? Tapi, darimana Claudia tau rumahnya? Dan mengapa Claudia langsung menghampirinya?

"Lalu, dimana Reno sekarang?" tanya Rea was-was.

"Aku nggak tau. Club nya dekat dari sini. Waktu aku keluar dari club, aku lihat kamu turun dari mobil. Jadi aku langsung kesini," jelas Claudia kepada Rea yang sejak tadi mengrenyit bingung.

"Darimana kamu kenal aku?"

"Reno pernah cerita tentang kamu. Jadi aku tau." Rea hanya menganggukan kepalanya.
"Em, Rea, kamu bisa nggak nyuruh Reno keluar dari Club itu? Aku takut kalo harus ketemu dia lagi," ujar Claudia sedikit memohon.

"Tapi kalau Reno ngelakuin hal itu juga ke aku gimana? Dia kan dalam keadaan mabuk," tanya Rea.

"Nggak akan. Kamu kan sahabat yang berharga buat Reno." Rea menaikkan satu alisnya karena Claudia menekankan kata 'sahabat yang berharga'.

"Oke. Aku akan bawa Reno keluar dari Club. Dan aku juga akan mendesak Reno supaya meminta maaf sama kamu Claud," ujar Rea dengan gaya seakan ibu yang ingin memarahi anaknya dan langsung mendapat kekehan kecil dari Claudia.

"Oke. Kalau gitu aku pulang dulu. Terimakasih ya."

"Kamu nggak mampir kerumahku dulu?" tawar Rea kepada Claudia.

"Enggak. Terimakasih. Aku harus pulang. Aku belum siap kalo harus ketemu Reno," ujar Claudia dan langsung pergi dari hadapan Rea.

Rea menutup gerbang rumahnya dan melangkahkan kaki menuju club yang dimaksud Claudia.

Sebenarnya Rea tidak suka dengan tempat seperti itu. Tapi sahabatnya sekaligus orang yang dicintainya berada di tempat itu. Rea tidak ingin terjadi sesuatu pada Reno.

Tapi setau Rea, Reno juga tidak menyukai tempat seperti itu. Tapi kenapa Reno datang ketempat sesat yang mendatangkan dosa?

------------
TBC

REANA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang