Bagian 04

2.8K 383 43
                                    

Jimin merasa lega ketika tubuhnya masuk ke dalam mobilnya yang nyaman. Pelajaran hari ini terlalu menguras tenaga. Untung saja Taehyung juga kelelahan dan memutuskan untuk pulang cepat. Jika tidak, mungkin dirinya sudah kembali berada di tengah tempat yang sama sekali tidak ia kenal.

Mobil itu tengah melaju dengan pelan membelah kota Seoul, ketika mulutnya mendadak ingin mengecap sesuatu yang manis.

"Paman, bisa berhenti di mini market sebentar?" tanya Jimin pada pelayan pribadinya tersebut.

"Tentu, Tuan Muda." paman Shin mengangguk sebelum menepikan mobil di tempat parkir mini market yang kebetulan berada cukup dekat dari posisi mereka berada.

Jimin hendak membuka pintunya sesaat setelah mobil berhenti, namun Paman Shin mencegah, "anda yakin akan turun sendiri, Tuan Muda?"

"Tenang saja, paman. Aku hanya akan membeli camilan, bukan rokok atau sebagainya," jawab Jimin sambil terkekeh pelan keluar dari mobil.

Paman Shin kemudian mengangguk dan tersenyum dengan jawaban Jimin. Ia merasa lega majikannya itu mulai bisa mandiri.

Sesampainya di dalam, Jimin segera meluncur menuju rak makanan ringan, tidak menghiraukan sapaan yang diucapkan oleh penjaga mini market tersebut. Ia memilih beberapa makanan ringan dan gummies, disertai senyum tipis yang selalu ia simpan untuk dirinya sendiri, merasa puas karena menemukan camilan favoritnya.

Dengan tangan yang penuh, ia pun membawa semua belanjaan ke tempat kasir.

"Ada lagi yang bisa kami bantu?" suara datar itu terdengar familier di telinga Jimin, membuatnya mengangkat kepala dan membulatkan mata melihat siapa yang berada di hadapannya.

"Kau yang kemarin, bukan.. Min Yoongi-ssi?" tanya Jimin sambil mengingat-ingat.

"Hmm..." Yoongi menjawab tanpa komentar, membuat Jimin sedikit merasa canggung. "Semuanya 4,000 won."

"Ahh iya, ini..." Jimin mengeluarkan beberapa pecahan 10,000 won dari dompetnya.

"Ambil saja kembaliannya, Yoongi-ssi. Terima kasih." ia langsung melesat keluar dengan belanjaannya karena merasakan ketidakramahan Yoongi. Baru saja keluar tiga langkah dari toko, lelaki yang dihindari memanggil dari belakang dengan cukup keras.

"Hey!"

Jimin otomatis berhenti. Ia menggigit ujung bibir karena takut, sebelum akhirnya memberanikan diri untuk berbalik. Wajah itu masih saja datar, tetapi kini ditambah sedikit raut kesal. Hal tersebut membuat Jimin merasa terintimidasi dan kembali mundur selangkah ketika Yoongi mendekat.

"Apa maksudmu?" tanya pemuda itu sambil menunjukan beberapa lembar uang di tangannya.

"Emm... bukan apa-apa. Aku hanya belum sempat membalas kebaikanmu tempo hari." Jimin menjawab dengan nada pelan.

Wajah itu semakin memandangnya dengan tidak suka.

"Ambil uangmu!" suara Yoongi sedikit meninggi ketika mengatakan hal tersebut, Jimin sontak menunduk.

"T-tapi..." ucapnya takut-takut.

"Kubilang ambil uangmu!" kali ini Yoongi jelas membentak, yang membuat Jimin terlonjak kemudian dengan cepat mengambil uang di tangan pemuda tersebut.

"Kuberi tahu kau bocah kaya. Tidak semua bentuk terima kasih menggunakan uang. Jika kau tidak mengerti itu, lebih baik kau banyak belajar dari sekitarmu. Ahh, aku lupa, bocah kaya tidak suka berbaur dengan sekitar." ujarnya diiringi dengusan di ujung kalimat.

Jimin hanya menunduk mendengar perkataan yang menyakitkan dari mulut Yoongi. Dirinya memang tidak tahu dan tidak mengerti tentang bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain. Selama ini apa yang ia dapatkan selalu instan tersaji di hadapannya. Kadang ia juga menyesali kehidupannya yang seperti ini.

The Untold Truth (ON HOLD)Where stories live. Discover now