Bagian 05

2.5K 341 32
                                    

"Jim.."

".."

"Jiimm.."

".."

"Jim-"

"Diamlah, Tae! Kau tidak lihat, aku sedang membaca?!"

Bentakan Jimin sukses membuat wajah Taehyung tertekuk muram. Meskipun ia tidak bermaksud demikian, rasa bersalah hinggap di hatinya. Namun Jimin memang sedang fokus belajar untuk mempersiapkan ujian mendatang.

Dan, egonya benar-benar menjulang ke langit hingga ia enggan untuk sekadar meminta maaf. Jimin hanya menggelengkan kepala dan melanjutkan kegiatan membaca yang sempat terhenti. Menghiraukan jari jemari Taehyung yang sedari tadi menunjuk-nunjuk lengannya.

"Ujian masih lama Jim."

"Hm." Jimin hanya bergumam tak acuh.

"Lalu mengapa kau belajar begitu keras, sekarang?"

Gerakan mata Jimin terhenti, menemukan point penting dalam baris kalimat yang segera ia garis bawahi dengan pena merahnya.

"Karena aku tidak ingin gagal." nada suara Jimin terlampau datar sampai-sampai menghentikan kegiatan jemari Taehyung. Kini mata besar itu ikut membaca buku yang sahabatnya baca.

"Kau pernah gagal? Dalam ujian? Bukankah kau jenius?"

"Tanyakan satu per satu." Jimin membalas, masih tak mengalihkan pandangan dari bukunya.

"Aishh! Kau membosankan!" wajah Taehyung sempurna tertekuk dengan tubuh yang kini telungkup di atas meja.

Jimin menghela napas cukup keras untuk suasana kelas yang sepi. Hanya ada beberapa orang di dalamnya. Para guru sedang mengadakan rapat. Dan semua siswa berhamburan ke mana pun mereka mau.

Tangannya kemudian mengambil pembatas buku dan meletakannya di antara lembaran-lembaran kertas penuh bacaan yang menurut Taehyung membosankan.

Kini tubuhnya ia hadapkan ke arah Taehyung. Dan menatap intens, "Aku tidak boleh gagal."

Taehyung hanya membalas orang yang kini menjadi sahabatnya itu dengan tatapan bingung. "Tidak boleh? Memangnya kenapa?"

Jimin hanya memutar bola matanya, malas. Mengambil earphone yang telah tersambung dengan ponsel di saku seragam.

"Kau tahu Jim? Semua orang pernah gagal, terutama dalam ujian. Jenis kegagalan yang paling wajar bukan, untuk anak sekolah seperti kita?" Taehyung menjeda kalimatnya. Mengambil sebelah earphone milik Jimin yang kemudian ia pasang di telinganya. Ikut menikmati musik didengarkan sang sahabat.

"Lagi pula, bagaimana kau tahu rasanya keberhasilan, jika tidak tahu apa itu kegagalan?"

Jimin mulai malas mendengar ocehan Taehyung yang menurutnya sangat mengganggu, "kau tidak mengerti Tae."

"Di bagian mananya? Setidaknya kegagalan itu diperlukan sekali seumur hidup. Kau tahu? Kecuali jika ada yang mengekangmu atau menekan-"

Krieet

Decitan bangku itu menghentikan ucapan Taehyung. Tatapannya mengarah pada Jimin yang sudah bangkit secara tiba-tiba. Membuat eaophone yang terpasang di telinga terlepas begitu saja.

"Yak! Jimin-ah!"

Jimin beranjak tanpa kata. Tungkainya ia arahkan keluar kelas. Tidak menggubris suara Taehyung yang memanggilnya di belakang.

---

Jimin masih setia dalam diamnya. Cola di tangan telah habis sejak beberapa menit lalu. Menikmati hembusan angin musim semi yang hangat dan menenangkan. Rooftop sekolah memang tempat yang terbaik.

The Untold Truth (ON HOLD)Where stories live. Discover now