Bab52

33K 1.3K 14
                                    

Bab 52 : "Lapangan Gagah Lurus."




****

Bulan desember hampir berakhir.....

Tinggal beberapa hari lagi menuju liburan dan tahun baru.

Kali ini Hazel justru merasa sangat sedih pasalnya sebelum sempat merayakan hari ibu di tanggal 22 desember nanti ia tidak bisa merayakannya bersama Harris.

Hari ini tanggal 19 desember Harris harus kembali ke Amerika. Ia mendapat telepon dadakan dari Universitas nya dan karena tahun ini adalah tahun terakhir Harris, ia semakin mempunyai banyak tugas. Tahun depan tepatnya di bulan Juni jika tidak ada halangan Harris akan Wisuda.

Pukul 9 malam Hazel dan Tirsa pergi ke bandara mengantarkan Harris yang mendapatkan jadwal penerbangan malam ini.

Hazel tidak berhenti memeluk Harris, tentu saja ia akan berpisah lama lagi dengan kakak kesayangannya itu. Tahun kemarin Harris sudah tidak pulang dan ditahun ini ia dapat kesempatan pulang selama satu bulan lebih sejak hari ulangtahun Hazel akhir september kemarin.

"Kalau udah sampai telepon Mama ya kak, gak peduli jam berapa telpon aja."

"Iya," gumam Harris, ia memeluk Tirsa, dan wanita singel mom itu tidak lupa mencium kening Harris dan kedua belah pipinya. Tirsa tahu Harris sudah berusia 20 tahun tapi ia melihat jika Harris masih mirip dengan Harris kecilnya dulu.

"Yang serius ya, ini tahun terakhir kamu loh." Tirsa mengelus wajah Harris.

"Iya mah, Mama doain Harris ya." Harris berpindah melihat Hazel yang berdiri disampingnya, Harris mengelus kepala Hazel. "Elo juga de, jangan keluar rumah balik malam-malam, gak baik."

"Enggak dong. Hazel kan gak pernah jalan-jalan lama kalau gak kakak yang ngajak."

Padahal tadi pukul delapan Hazel sudah tidur, setengah jam kemudian Tirsa membangunkannya karena mereka harus mengantarkan Harris ke bandara. Jadi Hazel sudah tergesa-gesa bahkan lupa mencuci wajahnya. Ia langsung memakai sepatu dan masuk kedalam mobil.

"Buruan masuk Kak, Pesawatnya udah mau berangkat." Seru Tirsa.

Harris melihat kopor-kopornya, lalu mulai melangkah menjauh dari Mama dan Adiknya. "Dadahhh.." Seru Harris, ia melambaikan kedua sebelah telapak tangannya dengan semangat. "Jangan lupa keramas ya Zel!" tambah Harris.

Hazel tersenyum sambil memegang rambutnya yang digulun tinggi diatas puncak kepala. Ia juga memakai hoodie longgar berwarna oranye dan terbordir buah jeruk ditenga-tengah nya.

Harris mulai menghilang dari ambang pintu yang dijaga beberapa petugas bandara. Hazel menoleh kesamping dan melihat Mamanya. Wajah yang sudah mulai menunjukkan garis kerutan di bawah matanya itu bergetar, detik selanjutnya air mengalir dari sela-sela matanya dan membasahi pipi yang mulai kendur itu.

Hazel menarik bibir nya kedalam, mendadak dia juga ingin menangis setelah melihat Tirsa seperti itu. Terdengar isakan kecil lalu Tirsa mengusap pipinya yang basah dengan tisu.

"Ayo kita pulang, besok kamu sekolah." Ucap Tirsa sambil berbalik.

Hazel berlari kecil menyeimbangi langkah Mamanya, ia memeluk lengan Tirsa. Hazel ingat seperti inilah waktu pertama kali Tirsa melepas Harris untuk bersekolah di Negeri Paman Sam itu. Beberapa tahun lalu Tirsa juga menangis seperti ini saat mengantar Harris kebandara untuk bersekolah dan mengejar biaya siswanya.

21 DAYS WITH MY ICE BOYFRIENDWhere stories live. Discover now