Penyusup

17 9 0
                                    

Aku dikejutkan oleh suara orang tak dikenal yang menyebabkan aku terbangun dari tidur. Sepertinya suara-suara itu berasal dari bawah, dan tanpa melihatnya pun, aku bisa tau kalau ada lebih dari satu orang di bawah sana.

Aku segera bangun dari tempat tidurku dan mengendap ke arah pintu. Aku benar-benar ketakutan karena saat ini aku di rumah sendirian, aku berharap ayah akan segera pulang dan mengusir para penyusup itu dari sini.

Aku menuruni tangga dengan sangat berhati-hati, khawatir kalau salah satu dari penyusup itu dapat mendengarku. Suara mereka terdengar dari arah ruang tamu. Terlepas dari perasaan takutku, aku tetap memberanikan diri dan pergi memeriksa.

Mengintip melalui pintu tengah, aku mendapati tiga orang, satu di antaranya merupakan perempuan. Mereka sedang membicarakan sesuatu namun aku tidak bisa mendengar dari tempatku berdiri. Seorang di antara mereka mendadak berbalik ke arahku, membuatku panik dan menyenggol sebuah vas di dekatku hingga jatuh dan pecah.

Napasku tercekat saat ketiga orang itu menatap ke arahku, membuatku terdiam membeku tak tau harus melakukan apa. Wanita itu berjalan mendekatiku, melangkah dengan sangat perlahan seolah takut aku akan tiba-tiba menyerangnya.

Dia mengalihkan pandangannya pada pecahan vas di antara kakiku dan balik kepada dua laki-laki di belakangnya.

"Bagaimana mungkin vas ini bisa terjatuh sendiri? jangan katakan kalau rumah ini berhantu, Heru!" ucapnya dengan nada bercanda. 

"Yang benar saja Alin, kau tidak mungkin percaya hal seperti itu." Pria bernama Heru itu tertawa. "Mungkin seekor tikus." Aku bernapas lega, kadang aku sering lupa kalau manusia tidak bisa melihatku.

Short Story CollectionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang