Ketahuan

3.2K 212 0
                                    

Hari itu Guanlin sangat nekat mengantarkan temannya, Ji ra untuk pulang. Ahkir-ahkir ini dia khawatir pada sahabatnya itu jika dibully oleh penggemarnya.

Well dia tampan, baik, pintar, dan jago ngerapp. Tidak ada alasan dia tidak disukai oleh para anak cewek. Sayangnya hubungan teman tapi mesra versi Guanlin dan Ji ra sangat tidak disenangi oleh banyak orang, meskipun Ji ra membantah istilah itu mati-matian.

"Saat sudah dirumah langsung mandi dan makan, aku akan menelfonmu setelah sampai!" Guanlin mengacak rambut
Ji ra gemas, setelah itu meninggalkan Ji ra yang melangkah menuju kompleks rumahnya dengan perasaan bahagia.


.



Entah perasaan Ji ra saja atau ada yang aneh dengan kakak-kakaknya sore itu.
Mereka semua lengkap berada dirumah, dengan wajah murung yang sangat kentara.

Ada yang tidak beres.
Batin Ji ra sambil melangkah mendekati Jin hyungnya.

"Hyung kenapa makan malamnya sekarang? Apa nanti malam hyung akan lembur?" wajar saja Ji ra bertanya seperti itu, ini masih jam 4 sore saat Jin hyung menyiapkan berbagai makanan berat di atas meja.

Jin menghela nafas pendek sebelum beralih dari udang gorengnya menuju sang adik.

"Cepat mandi dan ganti baju! Kita akan bicara setelah makan bersama!"

Jujur saja saat ini perasaan Ji ra campur aduk, dia merasa akan disidang dimeja persidangan. Tidak ini lebih menakutkan.
Setelah makan malam yang sangat hening seperti ada dikuburan, Ji ra digiring untuk duduk disofa sendirian. Di sebrangnya duduk tujuh hyungnya menatapnya serius.

Yoongi hyung duduk dipaling kiri diatas sofa, sedangkan Jin hyungnya duduk disebelahnya, dilanjutkan oleh Taehyungnya dan Namjoon hyung. Di bawah sofa tepat didepan meja kecil Hoseok hyung, Jungkook hyung, dan Jimin hyung duduk.

Mereka menatap Ji ra dengan tatapan 'apa yang kau sembunyikan dari kita Ji ra' membuatnya merinding. Dia menunduk saat Taehyungnya mulai berdehem memecah keheningan.

"Jadi..."

"Siapa yang pergi denganmu dan Hoseok sore itu?!" perkataan Taehyung terputus dengan kata to the point milik Yoongi, selalu saja tanpa intonasi tapi mengintimidasi. Hoseok hyung terlihat memutar matanya.

"Hyung sekali lagi itu bukan salahnya, aku yang menawarkan bantuan untuk keluar dari rumah!"

"Hoseok siapa yang menyuruhmu bicara, pertanyaan nya untuk Ji ra!" Jin hyung berkata perlahan dan penuh penekanan, kentara sekali jika marah.

Sial! Ji ra ketahuan.

Ugh ini dia yang tidak dia sukai dari kakak-kakaknya, dia hanya jalan-jalan dengan temannya. Oke dia jalan dengan teman laki-lakinya, tapi bukannya itu wajar. Dan sekarang dia di introgasi seperti dia sudah mengambil uang tanpa bilang?!, sungguh berlebihan.

"Em... Itu.... Benar aku keluar dengan Hoseok hyung dan-"

"Guanlin, si anak rapper jadi-jadian itu kan!" perkataan Ji ra terpotong oleh Taehyung, wajahnya datar dengan wajah sombong andalannya.

"Hyung dia bukan rapper dan juga dia temanku!" bela Ji ra.

"Sama saja dia pernah jadi penyayi rapper yang tidak pernah jadi!"

"Jadi siapa si Guanlin itu Ji ra?" Mungkin hanya Namjoon hyungnya satu-satunya yang paling tenang saat bertanya saat ini.

"Huft... Dia Lai Guanlin, hyung... teman satu bangku dan satu-satunya teman laki-lakiku. Tapi tenang sa-"

 Lil SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang