4-A

6.7K 315 7
                                    

Ini THR buat kalian semua :D

THR terlambat harap dimaklumi xD

Happy reading guys ;))))

****************

Lily terus saja melayangkan tatapan sengit pada James sepanjang sarapan pagi berlangsung. Ia tak begitu bernafsu dengan sandwhich isi tuna yang berada didepannya, meskipun ia yakin sarapan didepannya akan menggugah nafsu makannya. Ia masih kesal akan sifat James yang tak menghormati akan komitmen yang sejak dulu ia pegang teguh. Tidak akan tidur seranjang dengan lelaki manapun kecuali suaminya!

Dan kali ini, James melanggar komitmennya, sehingga membuatnya sejak tadi terus saja mendengus kesal.

“Makan mine” ujar James nampak begitu tenang, tak terlihat terpengaruh dengan sikap permusuhan yang Lily tengah layangkan.

“Jangan memanggilku dengan sebutan mine, kau—” tunjuk Lily geram dengan garpu yang sedari tadi ia pegang. “Aku bukan milikmu”

James mendesah pelan, ia tak begitu mengerti apa seorang wanita  manusia hanya diciptakan untuk berteriak, merajuk dan menangis? Apa tak ada pekerjaan lain pikirnya. Dengan segera ia meletakkan garpu dan sendok yang sedang ia pegang, “Jangan membantah atau akan tahu sendiri akibatnya”

“Aku tidak takut” ketus Lily seraya mengangkat dagunya, menatap James dengan penuh keberanian.

James tersenyum, sebuah senyuman tak sampai ke matanya, “Makan atau aku akan menyuapimu dengan mulutku sendiri”

“Kau takkan berani” cemooh Lily seraya mengedarkan sekelilingnya dan bernafas lega bahwa beberapa pelayan tengah berdiri beberapa meter dari tempatnya, nampak siaga menerima perintah apapun. Ia yakin James takkan berani menyuapinya dengan mulut pria itu, pasti pria semacam James akan lebih mementingkan harga dirinya bukan?!

“Kau harus tahu, aku akan semakin tertangtang jika kau terus membantah” ujar James seraya beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju kursi yang ditempati Lily, membuat wanita membulatkan matanya tak percaya.

“Ma—mau apa kau?” tanya Lily gugup.

“Tentu saja menyuapimu”

“Ti—tidak perlu, aku bisa makan sendiri” ujar Lily seraya mengambil sandwhich miliknya dan melahapnya perlahan dengan wajahnya yang menekuk, tanda wanita itu cemberut.

“Aku suka melihatmu menurut seperti ini” James menepuk pelan kepala Lily dan mencium puncak kepala wanita itu. Ia berjalan kembali menuju kursinya dan melanjutkan sarapan yang tertunda.

“Aku sudah selesai” guman Lily seraya beranjak dari tempatnya. Ia harus secepatnya pergi ke kampus, ada kuis yang harus ia ikuti. Ia tak ingin nantinya jika tak ikut kuis, beasiswa miliknya akan dicabut dan ia tak mau itu terjadi.

“Kau mau kemana?” tanya James seraya mengangkat sebelah alisnya melihat sikap Lily yang nampak begitu tergesa, seakan mengejar waktu.

“Kuliah, aku ada kuis pagi ini” ujar Lily seraya menaiki undakan anak tangga untuk kembali menuju kamar James, mengambil tas dan beberapa buku kuliah yang ia perlukan.

“Siapa yang memberimu ijin?”

Lily mencebik kesal seraya melipat kedua tangannya di depan dada. “Aku tak perlu ijinmu, ini hidupku dan kau tak berhak mengaturku”

James tersenyum miring seraya melangkah ke depan Lily, “Sepertinya kau sering melupakan tentang bahwa aku telah membelimu”

Lily mengerjapkan kedua bola matanya dan lantas menepuk jidatnya cukup keras, membuat James tanpa sadar sedikit khawatir akan sikap heroik yang dilakukan soulmate—nya. “Aish, mengapa aku selalu lupa? Lily bodoh” guman Lily pada dirinya sendiri.

Werewolf's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang