5B

5.2K 275 6
                                    

Happy reading guys!

Tetep vote yaa ;)

      James mengeram pelan, wolf dalam dirinya nampak begitu tersulut emosi begitu mendengar Carol menemui Lily tanpa seijinnya. Ditambah wanita itu telah membuat soulmate-nya terluka. Hal itu tidak bisa ia maafkan. Siapa yang melukai Lily akan berhadapan dengan dirinya batin James geram.

Setelah memerintahkan Jane untuk mengobati luka Lily, lantas laki-laki itu langsung pergi untuk menemui Carol di pack-nya. Ia yakin wanita itu berada disana, mengingat hari ini ada pertemuan resmi bagi anggota pack-nya untuk membahas wolf liar yang berkeliaran didaerah tutorial kuasanya.

    James harus menunggu beberapa jam kedepan, mengingat ia harus menjaga sikap dan wibawanya sebagai seorang Alpha. Dan ia akan membuat sedikit perhitungan dengan Carol. Wanita itu terlalu mencampuri urusan pridbadinya dan terlebih mengganggu hubungannya dengan Lily.

“Apa semua telah berkumpul?” tanya James pada Nick yang menjajari langkahnya.

“Ya, kecuali adik anda” jawab Nick dan dibalas dengan anggukan sikap oleh James. Ya, laki-laki itu sudah paham tentang kelakuan adiknya yang sangat membenci pertemuan para anggota pack yang menurutnya membosankan. Dicatat membosankan. Meskipun berulang kali James melontarkan ancaman akan membloki kartu kredit miliknya tetap tidak akan membuat Anna akan mengikuti rapat pack. Menyebalkan bukan?

“Kau sudah tau siapa yang mendalami kemunculan wolf liar di wilayahku?”

Nick menggelengkan kepalanya seraya menyunggingkan senyum perminta maafnya. ”Secepatnya saya akan memberitahukan pada anda tuan. Tapi saat ini belum ada perkembangan sama sekali”

“Aku curiga ada yang mendalangi ini semua. Tidak mungkin wolf liar sebanyak itu bisa dengan mudah masuk ke wilayah ini” ungkap James dengan rahang mengeras. Nampak terlihat emosi.

“Ya, saya setuju. Saya akan secepatnya mencarinya tuan” ungkap Nick tegas. “Silahkan masuk” ujarnya kembali membukakan pintu untuk James.

***

James membuka pintu kamar Lily dengan hati-hati. Tak ingin mengintrupsi tidur gadis itu. Ia yakin Lily sudah tidur, melihat arah jarum jam di pergelangan tangannya menunjukkan jam satu pagi.

Dengan langkah pelan ia masuk dan berjalan menghampiri tempat tidur Lily, bermaksud ingin melihat keadaan luka Lily. James mengeram tertahan melihat tempat tidur Lily kosong. Dengan segera ia menuju kamar mandi dan berharap gadis itu ada disana. Namun nihil, tak sekalipun ia melihat keberadaan Lily. Kemana dia?

“Jane—” teriak James melangkah pergi dari kamar Lily, memanggil Jane yang memang ia tugasi untuk menjaga gadis itu selama ia pergi. “Jane—” teriak James kembali berteriak.

“Ada apa tuan muda?” ujar Jane menekan rasa takutnya. Menyeret langkahnya untuk segera menemui James.

“Dimana Lily?” tanya James tanpa basa basi.

Jane menyunggingkan senyum tipisnya, “Nona ada di kamar nona Anna”

“Anna? Dia disini?”

“Ya. Setelah nona mendengar nona Lily sakit”

James menganggukkan kepalanya mengerti lantas menyuruh Jane untuk kembali beristirahat. Ia segera menaiki undakan anak tangga, tujuannya hanya satu. Kamar Anna.

Dengan tak sabar, James mengetuk kamar Anna. “Anna aku tahu kau belum tidur, jadi cepat buka pintunya!”

“Anna—” ujar James kembali, memanggil Anna untuk segera membuka pintu kamarnya. Ia tahu Anna dan Lily tengah menonton film berkat telinganya yang begitu sensitif bisa mendengar hal apapun meskipun dalam skala rendah.

Werewolf's MateWhere stories live. Discover now