02; makan apa?

7.6K 803 72
                                    

4.10㏘
solo, jawa tengah

Sore ini Yoongi dan Jimin sedang dalam perjalanan pulang. Mereka pulang dengan motor sport hitam milik Yoongi. Kedua tangan Jimin melingkar indah di pinggang Yoongi. Tentu saja karena Yoongi selalu mengendarai kendaraan dalam kecepatan tinggi. Bukan modus, walau sedang sendiri pun Yoongi akan tetap mengebut. Sudah menjadi kebiasaan lelaki itu.

Motor sport Yoongi berhenti karena lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Hidung Jimin mencium wangi aroma makanan yang entah menguar dari mana. Kedua manik hazelnya menelisik mencari tahu dari mana asalnya wangi aroma masakan ini. Tapi, dia sama sekali tidak menemukan adanya warung makan.

"Kak, ini aroma masakan apa ya? Wangi banget ih," celetuk Jimin.

"Nggak tahu, kenapa? Laper? Mau makan apa?" ujar Yoongi sembari menjalankan motornya karena lampu sudah hijau.

Yoongi dan kepekaannya, selalu berhasil membuat Jimin semakin jatuh cinta.

"Hehe, nggak kok. Cuma penasaran aja tadi itu aroma masakan apa." kata Jimin jujur, dia tak bermaksud untuk mengode.

Yah, tidak jujur sepenuhnya. Perut Jimin terasa lapar karena tadi siang hanya makan roti coklat pemberian Jungkook.

"Tadi keknya ikan bakar. Mau? Atau yang lain?" tawar Yoongi.

"Eum~mau." jawab Jimin.

Yoongi terkekeh, "tadi katanya nggak, sekarang mau."

"Ya udah deh, pulang aja!"

"Canda, adek. Baperan dih," Yoongi mengelus tangan Jimin yang melingkar di pinggangnya.

Tak dapat dipungkiri, kedua pipi gembil Jimin merona hanya karena perlakuan manis Yoongi.

"Fokus aja ke jalanan." tegur Jimin mencubit kecil pinggang Yoongi.

Yoongi hanya terkekeh tanpa suara, tahu bahwa Jimin malu. Ia kembali fokus pada jalanan dan sedikit menambah kecepatan motornya. Di belakangnya, Jimin tidak berhenti tersenyum dengan dadanya bergemuruh. Jimin selalu seperti itu bila bersentuhan dengan Yoongi. Itu sudah menjadi rutinitas, dan dia masih belum bisa mengatasi hal tersebut.

Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di sebuah restoran seafood. Yoongi menggandeng Jimin masuk ke dalam sana. Restoran itu cukup ramai, jadi hanya ada beberapa meja yang kosong. Akhirnya mereka duduk di kursi bernomor meja 09. Setidaknya Jimin dapat melihat kolam ikan yang ada di luar.

"Pesan apa?" tanya Yoongi meraih buku menu dari meja.

"Samain aja, kak." jawab Jimin menatap ke arah kolam ikan.

Yoongi mengangguk, lalu memanggil seorang pelayan dan memesan makanan. Sembari menunggu makanan, Yoongi sibuk memainkan kunci motornya. Jimin yang melihat kekasihnya hanya diam pun menghela napas. Dia tahu Yoongi memang pemuda yang tidak banyak bicara. Tak apa, bagi Jimin itu bukan masalah. Ia mulai mengajak Yoongi mengobrol.

Mereka berdua mengobrol tentang apa saja. Lebih tepatnya, Jimin yang sering bertanya dan Yoongi yang menjawab singkat. Hingga makanan pesanan mereka telah siap dihidangkan.

Setelah berdo'a bersama, Yoongi dan Jimin mulai melahap makanan mereka masing-masing.

"Uhuk! Uhuk!" rasa pedas makanan Jimin berhasil membuatnya tersedak, karena menyengat di tenggorokan.

Yoongi buru-buru menyerahkan segelas es jeruk pada Jimin yang langsung meminumnya. Lalu bangkit dari tempatnya, duduk di samping sang kekasih. Dielusnya pelan tengkuk Jimin supaya lebih baik.

"Kenapa sih?" cemas Yoongi.

"Pedes, nyegrak banget." lirih Jimin.

"Udah, jangan pake sambel lagi." Yoongi mendorong jauh mangkok kecil tempat sambal dari piring makanan Jimin.

Jimin mengangguk, lalu melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda. Dia diam-diam menarik kedua sudut bibirnya. Ternyata Yoongi khawatir padanya dan sigap menyelamatkannya. Tak apa Yoongi bersikap dingin dan juga tak banyak berbicara. Yang penting Yoongi bisa membuktikan bahwa dia menyayangi Jimin.















•••

sesuai permintaan kalian, gue lanjutin nih ff cerpen.
ff yg lain juga bakal up kok;)

dingin tapi peka ✧ yoonminDonde viven las historias. Descúbrelo ahora