08; gak usah

5.8K 673 113
                                    

06.40㏘
solo, jawa tengah

Jimin melangkah masuk ke dalam rumah bercat dinding warna biru itu. Sejak di teras tadi dia mencium wangi masakan. Tanpa salam atau sapaan, pemuda berpipi gembil langsung berjalan ke arah dapur. Seperti dugaannya, ternyata Yoongi sedang sibuk memasak sesuatu.

"KAK YOONGI!" pekik Jimin.

"ANJING!"

Klontang!!

Tiba-tiba ada sebuah garpu melayang ke arahnya hingga membuat Jimin terkejut. Untung saja dia bertindak cepat dengan berjongkok menghindar. Lalu menatap tajam si pelaku yang diduga melempar garpu padanya.

"Kak Yoongi KDRT!" celetuknya sambil menunjuk-nunjuk Yoongi.

"Ya elah, refleks doang tadi. Kamu sih, kebiasaan main nyelonong aja ke rumah orang." Yoongi menghampiri Jimin, lalu mencubit pelan hidung kekasihnya itu.

Jimin menyengir, "hehe, maaf. Kak Yoongi lagi masak ya? Wanginya ampe kecium di teras loh!"

"Iya, cah kangkung sama lele goreng."

"Wah, aku mau bantu!"

Yoongi langsung membelalak, "eh, gak usah! Mending kamu nonton TV aja, atau liat lipgloss di olshop." tolaknya halus.

Tentu saja Yoongi menolak, bisa jadi kapal pecah nanti dapurnya jika Jimin ikut membantu. Kesusahan membalikkan telur goreng di wajan saja sudah berkoar-koar. Yoongi tidak mau ambil resiko dengan membiarkan Jimin turun tangan.

"Gak mau, aku maunya bantuin Kak Yoongi masak." sahut Jimin.

"Ntar kamu kejedotan minyak!"

"Yang di depan kompor Kak Yoongi aja, aku bantuin yang lain." usul Jimin dengan wajah nemelas.

Menghela napas berat, akhirnya Yoongi mengangguk pasrah. Dan itu cukup membuat Jimin memekik girang. Lalu mereka mulai bersiap memasak.

"Loh, sayurnya udah jadi?" tanya Jimin sedikit kecewa.

"Udah, tinggal lele gorengnya. Sekarang kamu bikin sambel aja, nih bumbunya udah aku takarin."

Jimin melongo melihat aneka bumbu sambel yang sudah siap diblender. "Aku cuma bantu mencet tombol blender? Yang bener aja?!" protesnya.

"Ya 'kan tinggal sambelnya aja yang belom dibikin. Apa kamu mau pake cobek aja?" diam-diam Yoongi menahan tawanya.

"Iya! Biar aku ada usaha gitu loh!"

Yoongi hanya memutar bola matanya malas mendengar ucapan Jimin. Mengambil cobek dari rak piring di belakangnya. Lalu memindahkan semua bumbu sambel ke cobek itu. Membiarkan Jimin mulai menghaluskannya.

Tangan Jimin terus bergerak penuh tenaga dalam, tentu karena tidak terbiasa mengulek cabai. Pemuda itu mengulek dengan sangat tidak santai. Seperti seseorang yang tengah melampiaskan emosinya.

Duk!

Duk!

Duk!

Tiga detik kemudian~

"AAAKH! KAK YOONGI! MATAKU PERIH! HUHUUU!!" jerit Jimin nyaring.

Yoongi meringis, "makanya pelan-pelan aja nguleknya, sayang. Jadi kecipratan 'kan?"

•••

Yoongi menghela napas melihat Jimin yang menempelkan dagunya di meja makan. Ia tahu pemuda itu masih emosi karena insiden sambal tadi. Sebenarnya Jimin hanya kecipratan sedikit. Jimin saja yang terlalu lebay. Lagipula, itu salahnya sendiri karena mengulek dengan kasar.

"Udahlah, sekarang makan dulu. Nanti kalau masih sakit, kita ke klinik." bujuk Yoongi.

Jimin hanya mengangguk, lalu mengambil nasi dan lauknya. Porsi makanannya yang sangat sedikit itu membuat Yoongi bingung. Padahal biasanya porsi makan Jimin lebih banyak daripada porsi makan Yoongi. Tapi, kali ini porsi Jimin tidak ada apa-apanya dengan porsi kekasihnya.

"Kok nasinya dikit banget? Itu juga lelenya cuma secuil. Tambah lagi aja!"

"EH JANGAN!" Jimin menahan tangan Yoongi yang hendak mengambilkan nasi untuknya.

Yoongi mengernyit, "kenapa? Kamu gak suka masakannya? Gak enak ya?" tanyanya datar.

Buru-buru Jimin menggeleng. "Bukan gitu! Ini enak kok sumpah! Aku cuma rada gak nafsu makan aja kok."

Awalnya Yoongi memang diam, hanya menatap datar Jimin yang mulai melahap makanannya. Jangan dipikir dia tidak tahu apa tujuan Jimin.

"Gak usah diet, kamu udah langsing gitu kok." ucapan tiba-tiba Yoongi membuat Jimin menoleh.

"A-aku gak diet kok, sok tau!" bantah Jimin membuang muka.

"Halah, adek gak bisa bohongin kakak. Siapa yang udah ngeledek kamu gendut?"

"Ish, gak ada yang ngeledek. Aku juga gak diet kok!"

"Oh gak mau ngaku, ya udah. Mulai malam ini gak usah nginep di sini."

Sontak Jimin melotot horor, tidak menyangka Yoongi akan ancaman kekasihnya itu. Diraihnya lengan Yoongi sambil memelaskan wajahnya.

"Iya iya, aku ngaku! Aku diet, tapi bukan karena ada yang ngeledek. Aku cuma takut Kak Yoongi keberatan gendong aku. Kemarin Kak Yoongi kelihatan capek banget abis gendong aku. Pasti berat badan aku naik, terus aku diet deh. Aku 'kan masih pengen digendong Kak Yoongi." jelas Jimin pelan.

Tiba-tiba saja Yoongi menarik Jimin hingga pemuda itu terduduk di atas pangkuannya. Memeluk pinggang Jimin sangat erat.

"Kemarin itu gara-gara aku abis main futsal. Bukan kecapekan abis gendong kamu. Kamu itu lucu kalau tembem gini pipinya. Aku gak mau dua bakpao ini kempes." Yoongi mencubit gemas pipi Jimin.

"Gak usah diet, kamu cantik apa adanya kok. Yang penting kamu sehat dan baik-baik aja. Coba kalau kamu sakit gimana? Sakitmu 'kan sakitnya kakak juga." lanjutnya lembut.

Yang bisa dilakukan Jimin hanya menyembunyikan wajah meronanya di bahu Yoongi.











•••

agak panjang nih ye:')
sorry for typo(s)
vote+comment, please?
thx u;)

dingin tapi peka ✧ yoonminDonde viven las historias. Descúbrelo ahora