Chapter 05 - Kebangkitan

1.4K 206 31
                                    

“AAAAKKH”

Sehun semakin dan semakin berteriak. Dadanya terasa sangat sakit, matanya bahkan tidak sanggup untuk melihat bagaimana saat ini bentuk dadanya. Jika dia diberi satu permintaan saat ini, pasti pilihannya hanya satu. Yaitu menghilangkan kehidupannya, karena rasa sakit ini sungguh sangat menyiksa sehingga jika dia bisa dia akan mengakhiri kehidupannya sendiri.

Keputus asaan Sehun jelas-jelas terlihat diraut wajah memohonnya agar semua ini berakhir. Tapi sungguh di luar dugaan Sehun, iblis itu kini terlihat meringis kesakitan. Tangannya yang ada di leher Sehun sepenuhnya terlepas.

KLANK

SRET

Setelah beberapa bunyi yang tidak asing di telinga Sehun terdengar, Sehun sontak menutup kedua matanya. Darah yang mengucur ke wajahnya tidak bisa segera terhindari mengingat saat ini tubuhnya seperti mati rasa. Sebelum dia menutup matanya tadi, dia sempat melihat sedikit cahaya biru memancar seperkian detik dari dadanya dan bunyi-bunyi  seperti logam beradu terdengar.

BRUK

Bunyi sesuatu terjatuh juga terdengar setelahnya. Limera yang tadinya terjerat oleh akar sudah terbebas. Tubuhnya terlihat berusaha memulihkan tenaganya sebelum terbang mendekat ke arah Sehun.

Saat merasakan semua yang terjadi tiba-tiba terasa lebih tenang, Sehun mulai membuka matanya. Tatapan matanya segera bertemu dengan Limera yang menatapnya layaknya Vivi yang ingin mendapat perhatian. Melupakan tentang Limera yang terlihat khawatir, Sehun menundukkan kepalanya dan mendapati tangan yang terpotong dari tubuh pemiliknya masih tertanam di tubuhnya. Rasa jijik sekaligus takut terlihat di wajahnya.

“Apa yang harus kulakukan?” gumam Sehun. Pandangannya beralih pada sebuah pedang yang kini beradu dengan kuku-kuku iblis itu. Dahinya berkerut, seakan-akan mengingat sesuatu yang pernah dia alami selama ini. “Pedang itu? Willis?” lanjut Sehun dengan memiringkan kepalanya.

Entah karena Sehun terlalu lama memikirkan dunianya sendiri, atau karena otaknya yang kurang berjalan layaknya kereta api, kini dia terlihat tenang. Tanpa merasa takut pada apapun dia melihat pedang tanpa tuan di depannya masih terus melawan iblis itu.

“AHH!!” Sehun tersenyum ceria, seakan ada bola lampu bundar besar menyala di atas kepalanya. “Willis Gesst Zwaard! Aku ingat itu sebelum-“

Mata Sehun melebar dan ucapannya lagi-lagi terhenti. Matanya tidak lepas dari pedang yang sebelumnya bertarung melawan iblis justru berbalik ke arahnya.

“Oh, tidak. Apakah itu tadi mantera? Apa aku salah menyebut mantera? Sekarang apa yang harus kulakukan?” tanya Sehun pada dirinya sendiri dengan mengedipkan matanya berkali-kali.

(•ω•)GZ ©weyoungch 2018/19(•ω•)

Jarak kediaman keluarga Flavescens ke akademi Fomalhaut cukup jauh. Sehingga jika bukan radice yang memiliki tingkat tinggi, akan butuh waktu lama untuk sampai di akademi. Beruntung karena Dong Gun dan Yeonseok termasuk jajaran tinggi radice yang bisa dikatakan sangat populer sehingga hanya butuh kurang dari 15 menit untuk sampai di akademi.

Langkah tergesa Dong Gun dan Yeonseok saat memasuki akademi membuat beberapa murid yang melihat mereka menatap heran. Tapi kedua orang itu tampak tidak sedikitpun terpengaruh oleh tatapan aneh dari para murid.

Beberapa langkah mendekati ruangan tempat mayat Master Ling berada, sekarang tampak beberapa guru akademi berdiri di depannya. Beberapa bahkan ada yang berusaha membuka pintunya. Keringat yang menetes dari dahi guru tersebut membuat kedua orang yang baru saja tiba bingung.

“Master Lin? Apa yang terjadi?!” teriak Dong Gun membuat beberapa guru menoleh ke arahnya, termasuk orang yang dipanggil tadi. Guru-guru yang menghalangi jalannya segera menjauh, memberi jalan kepada Dong Gun agar bisa menyelesaikan masalah yang sejak tadi membuat mereka penasaran.

[COMPLETE] GEEST ZWAARDWhere stories live. Discover now