10

2.4K 118 0
                                    

"Oooh, jadi ternyata Jungkook adalah boss nya Jimin Oppa ?...." ucap Hyunri disela mereka menyantap makan siang mereka.
Yang ditanya mengangguk-ngangguk sebagai jawaban.

"Sssh, ini terasa sungguh aneh...." ucap Hyunri, Jimin dan Jungkook hanya saling tatap lalu melanjutkan makan mereka.

"Oppa, Kau sudah lama bekerja dikantornya Jungkook ?."

Jimin mengangguk "1 tahun...." ucapnya.

"1 tahun ? Itu sudah lama."

"Ya begitulah...."

Semuanya terasa canggung, kenapa begini ? Yang banyak bicara sedari tadi hanyalah Hyunri. Dan lebih parahnya lagi, keduanya hanya menjawabnya dengan jawaban singkat, ataupun juga anggukan. Hyunri geram, dia tak suka suasana seperti ini.

"Kook.... apa Kau sudah selesai makan ?." Tanya Hyunri.

"Iya, kenapa Noona ? Kau ingin kembali kerumah sakit ?."

"Kurasa begitu."

"Baiklah, ayo !." Jungkook pun berdiri, lalu ditatapnya Jimin yang sedari tadi memperhatikan keduanya.

"Oppa, Aku kembali kerumah sakit yah."

"Arrasso, hati-hati !."

"Iya Oppa, terima kasih."

Hyunri dan Jungkook pun berjalan menuju kantor Jungkook dan berniat untuk masuk kemobil.

"Boss !!." Teriak Jimin dari belakang.

"Bisa kita bicara ? Berdua saja."

Jungkook menatap Hyunri sebentar. Yang ditatap terlalu peka, dia pun dengan segera masuk kedalam mobil terlebih dulu.

>>>

"Hyunri !!." Lagi, lagi dan lagi seseorang memanggil nama Hyunri. Kali ini Eomma Nena yang memanggilnya dengan wajah yang terlihat sedih. Bahkan sekarang air matanya telah mengalir dipipi.

"Ada apa Ajuma ? Nena kambuh lagi ?."

"Iya, sekarang lebih parah dari itu...."

"Maksud Ajuma ?."

"Kata dokter, kondisi Nena saat ini sangat parah. Jika, kita tidak cepat menemukan orang yang rela mendonorkan hatinya untuk Nena. Nena akan.... akan...."
Tangis Eomma Nena semakin tumpah, Hyunri merengkuhnya dalam pelukannya. Ditepuknya perlahan untuk menenangkannya.

"Ajuma, kumohon jangan menangis. Aku akan membantumu untuk mencarikan donor untuk Nena yah...."

Kini Hyunri juga ikut menangis, dia tidak kuasa melihat Ajuma yang berada dipelukkannya sudah menyerah begini.

***

"Noona, tidurlah !!."

"Nena...."

"Tenanglah Noona, Nena pasti akan mendapatkan donor untuknya. Percayalah."

"Apakah Kau yakin ?."

"Ya, Aku yakin."

"Baiklah, Kau bisa bernyanyi ? Hibur Aku !."

"Nyanyi ? Aku akan mencobanya."

Jungkook mulai membuka mulutnya untuk bernyanyi.

It’s a beautiful life
Ini adalah kehidupan yang indah
Nan neoui gyeote isseulge
Aku kan berada di sisimu
It’s a beautiful life
Ini adalah kehidupan yang indah
Neoui dwie seo isseulge
Aku kan berdiri di belakangmu
Beautiful love
Cinta yang indah
Haneurarae neowa issdamyeon
Jika aku bersamamu di bawah langit ini
Sumswineungeosmaneurodo joha
Hanya bernapas saja aku sudah bahagia
It’s a beautiful life
Ini adalah kehidupan yang indah
Beautiful day
Hari yang indah
Neoui gieogeseo naega saltende
Aku hidup dalam kenanganmu
Beautiful life
Kehidupan yang indah
Beautiful day
Hari yang indah
Nae gyeoteseo meomulleojwo
Tetaplah di sisiku
Beautiful my love
Indah cintaku
Beautiful your heart
Indah hatimu
It’s a beautiful life
Ini adalah kehidupan yang indah
It’s a beautiful life
Ini adalah kehidupan yang indah


"Su-ara.... huaaaaam...." Hyunri menguap.

"....mu bagus." Ucapnya lalu dia menutup matanya untuk tidur.

"Jaljayo Noona...." ucap Jungkook sambil mengelus pelan rambut Hyunri.

***

"Masih memikirkan Nena, Noona ?."

Hyunri spontan menoleh kearah sumber suara, Jungkook sedang berdiri diambang pintu. Dia baru saja kembali dari kamar mandi.
Hyunri tidak mengindahkan kata-kata Jungkook barusan.
Dia hanya kembali menatap lurus kedepan.

"Sebentar lagi ulang tahunku...."

"Lalu ?."

"Terakhir kali dirayakan saat umurku 16 Tahun."

"Kau ingin dirayakan, begitu ?."

"Iya, tapi keluargaku tidak ingin melakukannya."

"Kenapa ?."

Jungkook kini sudah duduk dikursi yang berada disamping kasur Hyunri.

"Entahlah, Aku tidak mengerti. Mereka juga tak pernah mengunjungiku kesini."

"Tak pernah ?." Jungkook membulatkan matanya, tak percaya dengan apa yang dikatakan Hyunri.

"Iya...."

"Yang benar saja ?."

"Mungkin mereka membenciku." Hyunri memeluk kedua lututnya, lalu dagunya ia tumpu disela kedua lututnya. Posisi terfavoritnya. Dia hanya menatap lurus kedepan.

Hyunri rapuh sekarang, semenjak dia tahu dia mengalami sindrom ini. Bukannya membantunya bangkit, keluarganya malah meninggalkannya.
Benar, tak ada satu pun keluarganya yang mengunjunginya 6 tahun terakhir ini. Bahkan Jimin pun tidak. Kakak yang sedari kecil selalu bersamanya.
Entah kenapa Pria yang dipanggilnya Oppa itu seperti tak perduli dengannya.
Apakah Hyunri harus menghilang saja, toh juga dia tidak dibutuhkan lagi oleh siapapun.

I'm Fine [JJK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang