Tangan Atha meraba sekitar meja kecil yang terletak disamping tempat tidur. Masih enggan untuk membuka kedua matanya, ia hanya mengandalkan indera peraba untuk mencari benda persegi panjang berwarna putih yang ia simpan diatas meja sebelum ia tertidur kemarin malam---smartphone miliknya. Tidak butuh waktu lama, Atha sudah menemukan apa yang dia cari. Matanya setengah terbuka, menyipit. Atha menekan tombol standby dan melihat jam di layar smartphone-nya---
---05.00. Serius dia terbangun di waktu seperti ini? Pada hari Minggu? Ini masih subuh!
Keadaan kamar masih gelap karena lampu yang dimatikan, dengkuran halus sayup terdengar menghiasi sepi, Atha yakin itu suara dengkuran Nefertari atau Gudako. Dari arah jendela yang masih tertutup oleh gorden merah, keadaan di luar sana masih gelap, buktinya belum ada tanda-tanda cahaya matahari akan menghapus kegelapan malam. Hanya ada suara ayam berkokok---itupun hanya beberapa.
Atha keluar dari selimut, bangun dari tempat tidur dan merenggangkan tubuhnya. Tiga mahluk lain penghuni kamar ini masih mengembara di alam mimpi. Sebisa mungkin ia tidak ingin membangunkan Nefertari, Gudako ataupun Rei.
Tunggu---
Rei?
Atha mengerjapkan matanya, mengedarkan pandangannya ke arah tempat tidur yang lain, ia baru sadar jika teman sekamarnya hanya ada dua orang---kemana Rei pergi? Atha yakin semalam Rei masih ada di kamar ini. Tapi sekarang dimana gadis itu?
Kedua mata Atha yang masih mengantuk kini terbuka sempurna, rasa kantuknya hilang karena Rei yang menghilang. Atha segera berjalan ke arah saklar lampu dan menekannya, segera terang mendominasi ruangan ini.
"Hmmm? Sudah pagi?" ujar Gudako yang masih setengah tidur.
Atha mengernyit, "Maaf, aku membangunkanmu ya?"
Gudako menggeleng pelan, ia menguap. Tidak lama setelah itu, Nefertari mulai bergerak-gerak dibalik selimutnya, "Selamat pagi..." ujarnya.
Atha tersenyum masam, "Maaf... kalian jadi bangun karena ulahku. Padahal masih jam lima pagi."
"Tidak apa, kok. Ngomong-ngomong kenapa kau bangun jam segini?" Nefertari bangun, mengerjapkan kedua matanya yang masih berat.
"Itu..." Atha menunjuk ke arah tempat tidur Rei yang kosong, "Rei hilang."
---
---
----eh?"Dia hilang?"
Gudako segera bangkit dari tempat tidur, begitu pula dengan Nefertari.
"Aku tidak tahu kemana dia," Atha berjalan menuju jendela dan membuka gorden, "ketika aku bangun, Rei sudah tidak disana. Mungkin dia sleep walking keluar mencari shen-long atau butuh beberapa kaleng susu beruang."
Nefertari berusaha menahan tawa, "Atha, bisakah kau tidak terlalu menistakan Rei?"
Gudako manggut-manggut setuju dengan Nefertari.
Atha menghela nafas panjang, "Karena pada dasarnya Rei itu absurd."
Terdengar suara klik ketika jendela kamar dibuka, semilir udara sejuk pagi hari segera memenuhi ruangan kamar. Angin pagi yang bertiup membuat ketiga penghuni kamar sedikit menggigil---maklum, ini masih musim semi. Nefertari segera mengambil mantel yang ia sampirkan disamping kepala ranjang lalu memakainya, keadaannya yang hanya mengenakan gaun tidur tipis berwarna putih membuatnya langsung kedinginan. Gudako melakukan hal yang sama, ia hanya memakai kaos tipis berwarna coklat dengan celana pendek setengah paha.
"Dingin." Ucap Nefertari dan Gudako bersamaan.
Yang paling kalem hanya Atha. Atha tidak terlalu kedinginan karena setelan pakaian tidurnya selalu tertutup---sebuah kaos tangan panjang warna hitam dengan model turtle-neck dengan bawahan training panjang yang juga memiliki warna yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaldea Academy || Fate/Grand Order Fanfiction
FanfictionKeseharian siswa di Chaldea Academy selalu penuh cerita dan warna layaknya sebuah dongeng. Entah itu persahabatan, keluarga dan cinta--- ---mari ikuti kisahnya... --- --- --- Fate/Grand Order Fanfiction [AU] [SchoolLife] Fantasy, Comedy, Friendship...