Sepasang manik emerald milik seorang gadis tengah menatap kejauhan, yang ia lihat hanya jalanan beraspal dengan banyak taksi-taksi yang terparkir dipinggir jalan. Ia menoleh ke arah kanan dan kiri, memerhatikan lalu-lalang orang-orang---sama seperti dirinya, mereka membawa koper besar dengan aneka warna yang berbeda-beda. Merasa bosan, ia kemudian menengadah ke arah langit. Tidak terasa, setelah dua bulan lebih ia dapat kembali menginjakkan kakinya disini, kembali ke Chaldea.
Angin berhembus ke arahnya, menggoyang gaun one piece berwarna putih dengan hiasan pita hitam yang ia dikenakan. Ia kembali melirik sekeliling, berusaha mencari dua orang lelaki yang tadi meninggalkannya---maksudnya, ia disuruh menunggu oleh mereka di tempat ini, di arrival area. Gadis itu mendengus sebal, kurang lebih ia sudah menunggu selama tiga puluh menit, tanpa duduk dan yang tetap setia menemaninya hanyalah sebuah koper berwarna coklat, koper yang berisi perlengkapan dirinya.
Ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, jam sudah menunjukkan pukul satu siang---ternyata sudah lewat tengah hari. Ayolah, ia ingin segera sampai di asrama Chaldea! Ia butuh istirahat. Perjalanan menggunakan pesawat terbang tidak jarang membuatnya kelelahan, sempat ia berpikir untuk membuat penelitian soal pintu kemana saja milik Doraemon agar tidak sulit berpindah tempat---dan juga, gratis!
Belum lagi, cacing di perutnya sudah berteriak emosi minta diisi dengan makanan. Ia baru sadar jika saat sarapan tadi hanya menghabiskan satu potong sandwich, benar-benar porsi yang sangat kurang untuk seorang gadis seperti dirinya. Sialnya, ia juga tidak dapat menghubungi siapapun karena smartphone-nya kehabisan baterai---harapan terakhir hanyalah menunggu mereka yang tengah berada di bagian lain di bandara. Kesialannya begitu parah, sampai-sampai ia harus mengelus dada.
Berusaha sabar, ia menerawang jauh. Memikirkan beberapa hal di Chaldea.
Mulai dari dirinya yang sudah menginjak kelas dua di SMA Chaldea, bertemu dengan kakak laki-lali dan adik perempuannya lalu pertemuan kembali dengan sahabat-sahabatnya dari Camelot yang bersekolah di tempat yang sama, kesibukan anggota Osis, klub kendo, rasa bosan yang tercipta di ruang kelas saat pelajaran berlangsung dan ... bertemu dengan kouhai baru. Dia cukup excited dengan hal tersebut sampai-sampai tanpa sadar kedua ujung bibirnya terangkat ke atas. Ia tersenyum.
"Ah ... selama aku tidak disana, hal apa saja yang aku lewatkan, ya?" Gumamnya pelan.
O iya, dia juga merindukan masakan Tamamo di kantin Chaldea---memang pada dasarnya keluarga Pendragon sangat erat kaitannya dengan hal bernama 'makanan'. Moto keluarga Pendragon adalah:
"Rasa memang hal utama dalam sebuah makanan, namun ... kuantitas lebih penting!"
---absurd memang.
Ditengah lamunannya, ia akhirnya kembali ke dunia nyata saat seseorang pria bersurai putih memanggilnya, "Arthuria, jemputan kita sudah datang!"
Menengok ke arah pria tersebut, ia tersenyum, melangkahkan kakinya ke arah si pria sembari menarik kopernya---dalam hati ia bersorak riang,
"Chaldea, aku datang!"
🌿
🌿
🌿
C h a p t e r 6
---Weakness [1]---🌿
🌿
🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaldea Academy || Fate/Grand Order Fanfiction
FanfictionKeseharian siswa di Chaldea Academy selalu penuh cerita dan warna layaknya sebuah dongeng. Entah itu persahabatan, keluarga dan cinta--- ---mari ikuti kisahnya... --- --- --- Fate/Grand Order Fanfiction [AU] [SchoolLife] Fantasy, Comedy, Friendship...