Chapter 7

9K 791 58
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Julia menjatuhkan dirinya ke atas lantai dan mulai menangis. Emosinya benar-benar sudah berada dibatas titik terendah dan untuk pertama kalinya, disaat dirinya sedang mengalami berbagai masalah tidak ada seorangpun yang bisa Ia jadikan sebagai sandaran. Ibunya tidak ada, Darren menjadi orang asing dihidupnya, Diana sedang sibuk mencari siapapun yang bertanggung jawab atas penyerangan Val, dan Val... Pria itu sedang terbaring koma di rumah sakit.

Apalagi yang bisa Ia lakukan? Julia melirik ke arah kotak hadiah yang diberikan Darren dan meraih kotak yang berisi cokelat. Air mata menggenang di sudut-sudut matanya saat melihat deretan cokelat yang menjadi favoritnya sejak pertama kali Darren membelikan cokelat ini untuknya. Cokelat ini selalu mengingatkan Julia pada moment ketika Darren memintanya menjadi seorang kekasih setelah mereka berkencan dua minggu lamanya.

Julia mulai menangis saat mengingat moment memgharukan itu. Kenapa ini terjadi pada dirinya? Hidupnya berubah sejak kedatangan Darren dan Julia sama sekali tidak melakukan apapun untuk mencegahnya. Perlahan Julia menutup kotak cokelat tersebut dan meletakkannya kembali ke atas meja. Kemudian Ia bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar tidurnya, yang Ia butuhkan saat ini adalah memejamkan mata.

***

Malam berikutnya, Julia baru saja kembali dari cafe pukul delapan malam. Julia ingat kalau hari ini Diana berniat untuk menginap di apartemennya, tapi sepertinya sahabatnya itu akan datang terlambat karena sampai sekarang Diana belum memberi kabar padanya. Julia melangkah memasuki apartemen dan menyalakan sakelar lampu, seketika suasana gelap yang melingkupi apartemen berubah menjadi terang benderang.

Julia mengerjapkan matanya sedikit untuk menyesuaikan dan langsung membulat penuh ketika Ia melihat pemandangan yang tidak asing berada disana, tapi yang berbeda kali ini mawar yang menemani bukanlah mawar berwarna merah seperti biasanya, melainkan mawar berwarna putih dan itu membuat Julia takut setengah mati. Dengan langkah gemetar, Julia berjalan menghampiri dua benda itu dan tangannya dengan otomatis meraih amplop hitam yang menerrornya selama beberapa waktu.

Ia membukanya dan membaca satu kalimat yang tertera disana.

I'm coming for you.

Julia menarik napas panjang dan menjatuhkan kertas yang dipegangnya ke lantai. Matanya bergerak liar mencoba mencari sesuatu yang ganjal ataupun kehadiran orang asing di dalam apartemennya. Lalu Ia mengecek seluruh ruangan apartemen dengan tergesa-gesa, tapi tidak menemukan sesuatu yang aneh. Semuanya masih sama seperti terakhir kali Julia pergi meninggalkan tempat ini.

Julia kembali ke tengah apartemen dan saat itulah lampu apartemennya mendadak mati. Jantung Julia berhenti berdetak saat itu juga dan napasnya tercekat, karena suasana yang gelap membuat pandangannya menjadi terbatas, hanya ada cahaya bulan yang masuk melewati jendela. Julia mencoba untuk mencari ponsel, tapi tidak menemukannya. Dengan terpaksa Ia berjalan perlahan menuju pintu, tangannya meraba-raba apapun yang dapat disentuhnya, lalu langkahnya tiba-tiba terhenti.

Darren Obsession ✔ [ON KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang