12 (KARA)

2.4K 240 3
                                    

Aku menunggu dengan cemas di dekat mobil Rubicon hitam Dashiell. Apalagi setelah dia memberitahuku bahwa aku perempuannya 'my girl'

Aku perempuan normal, wajar saja seperti ada kupu-kupu yang terbang di perutku dan jantungku berdebar dengan tidak normal. Wajahku merona sepanjang kelas membayangkan suara berat Dashiell yang mengatakan 'my girl'padaku.

Aku melihat Barry Allen yang berjalan melewatiku, seperti tidak sadar akan kehadiranku di dekatnya.

"Barry Allen! Hei, kau mau kemana?" Sepertinya ia baru menyadari aku ada di dekatnya, wajahnya sangat lemah dan tampak pucat.

"Hei, are you okay?" Tanyaku cemas. Barry Allen memelukku lalu terisak.

"Apa yang terjadi?"

"Blossom... Blossom... Blossom berpacaran dengan Kato," Ah, Blossom Lovelace partner biologi Barry Allen yang sudah ia taksir sejak awal masuk sekolah. Aku menepuk punggungnya yang lebar menenangkan dirinya.

"Aku tidak tahu kalau Blossom menyukai laki-laki penyuka olahraga bela diri," Katanya sambil terisak di pelukanku.

"Aku akan mendaftar menjadi member gym dan akan menjadi petarung yang handal, aku akan ikut muaythai, boxing, taekwondo seperti Mom dan Dad, lalu Karate, Capoeira," Aku hanya mengangguk-angguk dan tidak berkata apa-apa.

"Aku akan mempunyaichocolate abs dan tidak memakai t-shirt ku sepanjang kelas untuk memamerkan absmilikku," Aku mengernyit betapa gelinya jika hal itu benar-benar terjadi. Barry Allen melepaskan pelukannya lalu menghapus air matanya dan tertawa kecil.

"Aku terdengar konyol ya?" Aku hanya mengangguk dan ikut tertawa lalu mengacak-acak rambutnya.

Tidakkah para anak perempuan di sekolahku melihat betapa menakjubkannya adikku, jika dia bersedih dia akan cepat tertawa seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Barry Allen selalu membuat suasana disekitarnya berwarna.

"Kau akan mendapatkan yang lebih baik dari Blossom, tenang saja..." Kataku menenangkan.

"Yeah, aku berharap akan datang anak perempuan yang menatapku seperti Dashiell menatapmu," Aku mengernyit.

"Memangnya seperti apa tatapan Dashiell ketika menatapku?"

"Seperti Dad menatap Mom," Kini bisa kurasakan wajahku memanas.

"Oh my god, my sister is blushing,"

"Shut up!"

***

Karena Dashiell tidak keluar dari sekolah sampai sore, kuputuskan untuk ikut dengan mobil Kal-El. Ayah dan Ibuku sebenarnya membelikan mobil ini untuk kami bertiga, namun karena mobilitas Kal-El yang tinggi, dia hampir memonopoli mobil ini.

"Kemana Barry Allen?" Tanya Kal-El sambil melihat ke belakangku dari tempat kemudinya.

"Dia berlatih di gym di dekat sekolah,"

"What? You kidding," Katanya sambil tertawa mengejek. Aku kesal dengan responnya, yang menganggap Barry Allen suatu lelucon.

"Memangnya hal yang aneh adikmu berusaha melakukan kegiatan yang berarti?" Tanyaku dengan nada ketus.

"Whoa, sist, kau PMS?"

"Bisakah kau tidak bersikap selalu menyebalkan Kal-El?"

"Okay okay... pakailah sabuk pengamanmu," Aku mendengus kesal lalu memakai sabuk pengamanku dengan gerakan kesal.

"Kau menunggu pangran kegelapanmu sampai sore?" Tanyanya pelan.

"He's a bad influence for you and Barry Allen," Katanya lagi pelan. Ketika Kal-El memasuki jalanan aku menatapnya dengan kesal.

"Setidaknya dia peduli padaku yang dipermalukan di seluruh sekolah," Kataku dengan nada seketus mungkin.

"Tapi dia dulu bersekolah di Browns Ville

terdenga dan tinggal disana, dia berkelahi untuk mendapatkan uang, dia mengerikan Kara,"

"Oh, aku lebih memilih orang seperti dirinya dibandingkan kakak kembarku yang tidak pernah perduli pada keadaan kedua adiknya, dia terlalu terlena oleh kepopuleran sekolah dan sibuk menggerayangi Sloan Vaughn!"

"Shit! Kara! Aku hanya tidak tahu harus berbuat apa ketika kau dipermalukan teman satu timku! Jangan bawa-bawa Sloan aku tidak ada hubungan lagi dengannya,"
"Setidaknya kau bisa membantuku berdiri ketika aku terjatuh Kal-El!" Kurasa mataku sudah memanas dan ingin menangis.

"Please don't cry, kau membuatku seperti orang jahat,"

"You are a bad guy a bad bad bad guy Kal-El," Sepanjang perjalanan sampai rumah aku tidak mengatakan apa-apa lagi pada Kal-El dan hanya terdiam.

 Aku masuk kamarku tanpa menyapa Ibuku yang sedang duduk di ruang tengah. Terdengar suara debuman keras pintu dari kamar sebelahku. Kurasa Kal-El juga kesal dengan apa yang kukatakan padanya. Aku tidak peduli.

Terdengar ketukan pintu di kamarku lalu pintuku terbuka, Ibuku berdiri di depan pintu sambil tersenyum lembut. Ibuku menghampiriku lalu duduk di pinggiran tempat tidurku.

"Kau bertengkar lagi dengan Kal-El?" Aku tidak menjawab.

"Aku tidak pernah menduga ketika melahirkan kalian berdua, kalian akan sangat tidak akur seperti ini," Ibuku merangkulku lalu mengecup puncak kepalaku.

"Mengertilah Kal-El banyak hal yang terjadi padanya," Kata Ibuku lembut lalu aku menoleh ke arahnya.

"Tidak, dia hanya memikirkan baseball, ketenaran dan Sloan," Kataku kesal. Ibuku terkekeh.

"Suatu hari nanti kau akan mengerti, Kal-El memang terlihat kaku namun hatinya lembut, dia khawatir denganmu Kara,"

"Kalau dia khawatir kenapa dia tidak pernah peduli padaku Mom?"

"Dia hanya tidak tahu caranya untuk memberikan perhatian pada orang yang ia sayangi, yeah memang aku juga sedikit sedih dengan kehadiran Kal-El yang jarang ada di rumah," Aku membalas pelukan Ibuku lalu membenamkan wajahku di pundaknya.

"Kau rindu Kal-El yang dulu Mom?"

"Yeah, aku merindukan kalian berdua yang dulu,"

"Aku juga rindu masa itu," Ibuku melepaskan pelukannya lalu membuka rambut yang menutupi wajahku. Raut wajah Ibuku sedih seperti ingin menangis.

"I'm sorry Kara, aku yang menyebabkan ini semua," Aku menggeleng dengan cepat.

"No, Mom no... jangan meminta maaf, seharusnya Jonah yang meminta maaf padaku dan pada keluarga ini, bukan dirimu, jangan lagi menyalahkan dirimu Mom," Air mata Ibuku mengalir dan kini giliran aku yang menenangkannya.

"You are the best Mom in the world Mommy, jangan pernah salahkan dirimu atas kesalahan orang lain," Ibuku terkekeh.

"Terkadang aku ragu kalau umurmu hanya tujuh belas tahun, kau lebih dewasa dibandingkan Daddy mu dan aku!" Aku tersenyum dan menghapus air mata Ibuku.

"Well, kau dan Dad membesarkanku dengan baik."

"We are..." Kata Ibuku dengan bangga.

Saat Ibuku akan keluar dari kamar aku dapat melihat dari jendela kamarku bahwa Rubicon milik Dashiell masuk ke parkiran rumah Mrs.Watson. 

Jantungku berdegup dengan kencang serta terasa seperti ada kupu-kupu yang menari-nari di perutku.

"Mom,aku harus ke rumah Mrs.Watson, aku akan kembali saat makan malam, Love you!" 

Aku mencium sekilas pipi Ibuku lalu berlari menuruni tangga dan cepat-cepat mengarah ke rumah Mrs.Watson.

I'LL BE YOURS ( YOURS SERIES 1) KARA STORY [END]Where stories live. Discover now