37(KARA)

1.9K 256 16
                                    

WAAH TERIMA KASIH SEMUANYA! ASTAGA LIHAT-LIHAT I'LL BE YOURS UDAH 10K AJAA!!! WAAAAHHHHH!!!!

Kemungkinan cerita ini akan  tamat sebentar lagi, dan seperti biasa akan ada bonus content dan the next preview for yours series 2 tentang Kal-El "I'M YOURS"

SO!!! LOVE YAA!!! 

Kupandangi jendela rumah yang kini sudah menjadi pemandangan umum bagiku selama satu bulan penuh. Berkali-kali aku menyuruh Barry Allen, Kal-El, Ayah, Ibu dan Pandora untuk tidak menganggapku seperti kaca yang mudah pecah. Mimpi-mimpi buruk itu selalu datang kembali. Setiap malam selalu menghantui tidurku. 

Bahkan aku tidak ingat kapan terakhir kali aku tidur tanpa berteriak dan membangunkan Kal-El.

Kal-El dan Barry Allen selalu menemaniku tidur di kamar. Mereka akan membawa kasur lipat atau hanya sekedar tidur diatas karpet.

Kejadian penculikan yang bahkan menimbulkan kehebohan di sekolah. Stasiun televisi lokal selalu ingin mewawancaraiku namun Ayahku selalu menahan mereka untuk menanyakan berbagai pertanyaan yang membuatku trauma.

"Kau butuh sesuatu sister?"Aku menoleh ke arah pintu kamarku dan melihat Kal-El masih memakai seragam lengkap baseball, kurasa dia baru pulang dari latihan.

"No, I'm okay."Jawabku dengan singkat dan pelan.

Kal-El mendesah dengan kencang lalu berjalan menuju tempat tidurku dan duduk di pinggiran tempat tidur.

"Kara, kalau kau butuh sesuatu, please tell me okay?"Aku hanya mengangguk pelan.

"Kara, jawab aku..."

"Okay,"Jawabku dengan nada datar. Kal-El meletakkan tas besarnya di lantai lalu ia tampak ragu akan memelukku atau tidak. Setelah itu dia mengambil tas besarnya lagi dan berdiri dari tempat tidur.

"Mau kupanggilkan Johnson kemari?" Aku menggeleng pelan. Kal-El tampak frustasi dengan responku lalu dia meletakkan lagi tas besarnya dan duduk di pinggiran tempat tidurku.

"Kara..."

"Kal-El,"

"Please, sister...aku ingin... kau yang dulu, apakah ini karena Parrish?" Oh, kurasa kelenjar air mataku telah bocor. Air mata mengalir begitu saja dari pelupuk mataku dan hatiku seperti tersayat dan seperti terkikis. Kupukul-pukul dadaku karena terasa sakit dan perih.

Sepertinya Kal-El menyadari hal ini lalu dia memelukku dengan teburu-buru dan meminta maaf padaku. Padahal aku sendiri tidak tahu kenapa dia meminta maaf, hanya saja mendengar nama Dashiell disebut membuatku sangat sedih.

"I'm sorry... so sorry..."Aku menangis lebih kencang di pelukan Kal-El dan Kal-El tidak hentinya meminta maaf padaku.

***

Aku kembali menjadi Kara yang tanpa partner di kelas Literasi Amerika. Kupandangi bangku kosong di sampingku, hatiku seperti tersayat dan tangisku sulit untuk kubendung. Maka aku meminta izin kepada Mr Bryan untuk menuju kamar kecil. Mr Bryan menatapku dengan penuh kesedihan lalu menepuk pundakku dan berkata

"Take your time,Owen." Shoot,aku tidak bisa menahan tangisku maka aku keluar dari kelas dan berlari menuju kamar kecil.

Padahal kejadian penculikan itu sudah berlalu sekitar tiga bulan yang lalu dan aku masih terbayang kejadian tersebut. Penyesalan memang selalu datang belakangan. Andai, saja aku waktu itu tidak mejauh darinya, andai saja aku waktu itu memaafkan masa lalunya dan menerimanya. Andai, andai dan andai...

***

Selama tiga bulan terakhir aku menemui psikiatri di sekolahku,MrsDobberman akan menuntunku secara perlahan dan menghilangkan trauma yang menggerogoti kegembiraanku selama tiga bulan terakhir.

Well,mungkin di awal konseling Mrs Dobberman akan memaksaku untuk menggali ingatan-ingatan yang tak ingin kuingat termasuk kejadian tidak menyenangkan yang menimpa Dashiell.

 Jujur, diawal aku konseling dengan Mrs Dobberman aku sangat membencinya karena dia memintaku untuk menggali dan menggali hingga aku histeris dan meminta tolong kepada seseorang diluar sana untuk menghentikan apa yang ia lakukan.

Tetapi, di bulan ketiga, tidurku lebih nyenyak dan mimpi-mimpi buruk itu tidak kunjung kembali. Aku lebih terbuka menceritakan kejadian yang terjadi padaku serta hubunganku dan Kal-El juga membaik berkat Mrs Dobberman.

Sekarang, aku tahu alasannya kenapa Kal-El begitu dingin padaku, karena dia merasa bersalah padaku. 

Saat Kakekku Jonah mengetuk pintu rumahku di tengah malam, seharusnya Kal-El yang membukakannya namun dia terlalu malas untuk menuju pintu depan karena waktu itu sangat larut malam, maka aku yang membukakannya. Saat itu ternyata keadaan Kakkeku terlalu mabuk hingga botol whiskey yang ia pegang dipukul ke arahku dan mengenaiku. 

Kal-El tidak sanggup melihat wajahku karena itu mengingatkannya pada kesalahannya.

Padahal, aku tidak menganggap hal tersebut kesalahan Kal-El, itu murni kesalahan Kakekku Jonah Townsend yang memang memiliki drinking issues, hingga ia harus di rehabilitasi hingga kini.

***

Aku memencet bel rumah MrsWatson dan tidak lama kemudian MrsWatson membukakan pintu untukku lalu memelukku dan menyuruhku untuk masuk.

"Berikanpumpkin pie ini pada Ibumu okay? Lalu, sepertinya aku akan pergi ke Boston sekitar tiga minggu, tolong beritahu Ibumu, karena aku tidak akan sempat menemui rapat untuk para pemimpin saham di perusahaan Ibumu."

"Apakah,Mom memintamu untuk membuatkan pumpkin pie?" Mrs Watson hanya terkekeh lalu menggeleng.

"No, no...hanya saja aku teringat adikmu Barry Allen dia menghabiskan satu loyang pumpkin pie buatanku dan Bianca juga sangat menyukai pumpkin pie ini, serta aku ingin kau menengok keadaan rumahku selama tiga minggu, aku akan membayarmu," 

Aku mengambil pumpkin pie dari tangannya lalu berjalan menuju teras rumah, setelah itu aku menoleh lagi ke arah Mrs Watson dan memanggil namanya.

"Mrs Watson?"

"Yes, dear?"

"Kau tidak perlu membayarku untuk mengawasi rumahmu, aku dengan senang hati akan mengawasinya," Mrs Watson menghampiriku lalu mengusap pipiku.

"Thank you, sweetie...kau anak yang kuat," Aku menggigit bibir bawahku lalu lagi-lagi berusaha menahan tangisku.

"You miss him?" Tanya Mrs Watson dan aku hanya mengangguk pelan.

"Me too Kara," Kata Mrs Watson dengan nada bergetar dan aku memandang wajahnya yang juga menahan rasa sedih ini. Teras rumah Mrs Watson tidak jauh dari garasi mobilnya dan tampak Rubicon warna hitam yang sudah bertengger di garasi rumah ini selama tiga bulan.

"Aku harap dia kembali..." Kataku menahan tangisku.

"I hope so...tetapi kita tidak bisa memaksakan hal itu terjadi,"Jawab Mrs Watson sambil menekan lenganku dan berusaha memberiku kekuatan ketika dia juga butuh dikuatkan. Maafkan, aku Mrs Watson, aku tidak bisa memberikan kata-kata yang membuatmu kuat, karena aku sendiri tidak tahu harus bagaimana menguatkan diriku.

I miss Dashiell Parrisha lot... I miss him so much... and I love him too much...

Dadaku terasa nyeri karena aku terlalu cinta padanya dan terlalu merindukannya.

HAI SEMUANYAA!!!!

DITUNGGU VOTE DAN COMMENT KALIAN!!!!

XOXO

FANAMALIA!

kalau penasaran dengan visual Kara langsung aja cek ke IG ku di fana_malia 

I'LL BE YOURS ( YOURS SERIES 1) KARA STORY [END]Where stories live. Discover now