13 (DASHIELL)

2.4K 255 0
                                    

Principal Duval membuat aku dan si brengsek Raymond harus membersihkan seluruh toilet sekolah serta ruang shower para pemain baseball

Si brengsek Raymond tidak bekerja sama sekali, yang dia lakukan hanya menyombongkan apa yang dimiliki Ayah dan Ibunya serta beberapa restoran yang dimiliki oleh Ayahnya di seluruh pen juru negara bagian.

"Kau tahu, rasanya lelah jika para wanita mengejarku, bahkan ada diantara dari mereka sudah berkuliah atau bekerja, mereka memang tidak bisa tahan dengan pria yang mempunyai kekayaan, kekuasaan serta wajah tampan," Ingin rasanya aku segera pergi cepat-cepat dari tempat itu dan melemparnya dengan air pel yang tadi kupakai untuk mengepel toilet laki-laki.

"Mereka rela melemparkan diri mereka kepadaku hanya untuk merasakan diriku di ranjang," Oh, yeah jelas-jelas dia memperbesar hal itu. Kuyakin wanita yang mengejarnya pun rata-rata wanita bodoh yang ingin bersama orang bodoh seperti dirinya.

"Apa rasanya Parrish? Kau bersekolah di tempat kumuh lalu bersekolah di sekolah kami? Luar biasa rasanya bukan? Aku tahu siapa dirimu, kau sering berkelahi di arena untuk mendapatkan uang," Aku hanya terdiam dan tidak menjawab satu pun pertanyaan orang gila ini.

"Apakah kekasihmu the beast tahu? Kuyakin jika dia mengetahuinya dia akan segera jauh-jauh dari hidupmu," Aku mendekatinya dan menarik kerah bajunya, wajahnya tampak ketakutan dan keringat dingin mengalir di pelipis si brengsek.

"Jangan pernah memanggilnya the beast! asshole!" Aku melemparnya sampai terjatuh dan dia meringis kesakitan lalu aku meninggalkannya sendiri di ruang shower hingga dia berteriak

"MOTHERFUCKER DARK PRINCE! KAU AKAN TAHU APA RASANYA JIKA SELURUH SEKOLAH TAHU SIAPA DIRIMU! FUCK YOU PARRISH!"

***

"Dash! Dash!" Aku menoleh kea rah sumber suara dan Kara menghampiriku lalu memelukku. Sungguh sebuah kejutan yang sangat tak terduga. Kara Owen memelukku duluan!

"Thanks God!Kau tidak apa-apa," Katanya masih membenamkan wajahnya di leherku. Aku bisa merasakan seluruh tubuhku menegang karena mencium aroma tubuhnya dan merasakan kehangatan tubuhnya dari jarak sedekat ini.

"Err... Kara, aku sungguh tidak menduga kau orang yang lebih suka memeluk duluan," Kurasa dia menyadari hal ini dan langsung mendorongku menjauh, lalu aku terkekeh melihat sikapnya yang salah tingkah.

"Aku... aku ... aku hanya khawatir, that's it!" Katanya masih belum berani menatap wajahku dan berusaha menutupi bekas lukanya dengan rambutnya. Kuambil tangannya lalu kuremas tangan kanannya.

"Ayo, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu," Kutarik dengan lembut tangan Kara dan kami berpegagangan tangan menuju kamar tidurku. 

Saat sampai di kamarku Kara pelan-pelan melepas tangannya dariku dengan wajah yang merona. Kulihat dia menepuk-nepuk wajahnya sambil melihat-lihat koleksi buku favoritku di rak. Aku melepas jaket kulit yang kupakai lalu t-shirt hitam yang kupakai dan melemparnya ke tempat tidur. Kara panik dan matanya melebar.

"Wait wait wait! Apa yang mau kau lakukan?" Aku tersenyum lalu terkekeh karena melihatnya yang berpikiran tidak-tidak dengan aku melepas pakaianku. Aku mendekat ke arahnya dan mengambil tangannya lalu menekannya ke arah tato bergambar akar pohon yang terdapat di dadaku.

"Aku ingin kau mneyentuhnya dan merasakannya Kara," Kataku lembut. Kara merona lalu seperti ragu ingin melakukan apa yang kuminta atau tidak, namun ia melakukannya.

"Kau bertato," Katanya pelan. Aku mengangguk.

"Kau murid SMA dan bertato," Aku mengangguk lagi.

I'LL BE YOURS ( YOURS SERIES 1) KARA STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang