Two ☀️

4.9K 750 109
                                    

Pagi menyapa dan Lucas tidak tahu bahwa udara di hutan akan sedingin ini di pagi hari. Dia tidak pernah camping, karena dia akan membuat banyak alasan agar dirinya tidak pergi. Sekarang Lucas sadar betapa pentingnya acara itu untuk membiasakan diri dengan alam.

Lucas menoleh ke kirinya. Ada Jungwoo di sana, terlelap dengan selimut yang boleh Lucas katakan tipis. Tadi malam Jungwoo menyuruhnya untuk memakai selimut itu, tapi Lucas merasa bahwa tidak mungkin dia meninggalkan pemilik rumah tidur tanpa selimutnya sendiri. Jadi Lucas menolak dan segera tidur agar Jungwoo tidak banyak bicara.

Aneh..

Jika dipikir lagi, Lucas awalnya begitu tidak mempercayai Jungwoo, tapi lihat dia sekarang. Hanya dalam sekejap dia jadi begitu ramah pada orang asing yang baru memasuki hidupnya sebagai penolong. Mengingat betapa picky-nya dia dalam memilih orang untuk menjadi temannya dan hanya beberapa yang dia perlakukan dengan baik, rasanya begitu aneh.

Tapi.. itu bagus kan? Itu berarti Lucas diberikan orang yang tepat oleh Tuhan untuk menjadi penolongnya.

"Hng?"

Lamunan Lucas buyar dan dia dihadapkan dengan Jungwoo yang berusaha untuk membuka matanya. Jungwoo terlihat begitu lucu sekarang, Lucas ingin tertawa tapi itu bukanlah sikap yang baik pada penolongnya. Lagipula lucunya lucu yang baik seperti.. manis.. menggemaskan.

Jungwoo yang belum sepenuhnya sadar menoleh pada Lucas dan tersenyum. "Kau sudah bangun?" tanyanya. Lucas balas dengan senyum kecil dan sebuah anggukan. Enggan mengeluarkan suara karena tenggorokannya terasa kering.

Sementara itu Jungwoo menyeka kedua matanya, namun sadar dengan kondisi Lucas dia menggerakkan satu tangannya untuk menunjuk ke pojok kamar, ke sisi kanan Lucas. "Aku selalu menaruh botol air di pojok kamar, kau boleh minum itu." ucapnya dengan satu tangan yang masih menyeka matanya.

"Kau saja, uhuk! Ekhm!.."

Jungwoo berdecak. Dengan tenaga yang belum terkumpul, dia bangun untuk mengambil botol minum yang dia maksud dan menyerahkannya pada Lucas. "Tenggorokanmu pasti sangat kering karena kau lupa minum setelah makan semalam."

Dengan senang hati Lucas meraih botol itu dan meminum isinya. Tenggorokannya terasa begitu lega ketika air mengaliri setiap sisinya. Memang merupakan kebiasaannya untuk tidak minum setelah makan karena lupa, terkadang dia juga malas minum atau terburu-buru hingga tidak sempat minum.

"Oh iya, kau pasti ingin pulang ya? Kurasa kau baru bisa pulang besok.." Jungwoo berucap.

Dan itu membuat Lucas terheran.

"Kenapa?"

"Karena bajumu harus dicuci, tuan. Tidak mungkin kau ke kota dengan penampilan seperti itu. Kau harus mandi."

Lucas baru akan menyetujui perkataan Jungwoo ketika dia kembali teringat bahwa masalahnya terletak di pakaian dalam. Lucas tidak bawa pakaian dalam. Tidak masalah jika hanya pakaian luar yang tidak dia miliki selama masih ada pakaian dalam.

"Aku baru ingat kalau ayah meninggalkan beberapa pakaiannya. Tubuh ayahku sebesar dirimu, jadi mungkin akan pas."

Tiba-tiba lelaki dengan kulit yang baru Lucas sadari sedikit pucat itu berlari kencang keluar kamar entah kemana. Tak lama kemudian lelaki itu kembali dengan beberapa helai pakaian di tangannya. "Ini! Beruntung aku masih ingat dimana ayah meletakkannya." Jungwoo menyerahkan pakaian di tangannya dengan senyum cerah. Lucas jadi teringat akan sosok anak kecil polos tanpa dosa. Ya, Jungwoo seperti anak kecil.

"Mandilah, airnya sedikit dingin tapi tidak terlalu dingin."

"Bagaimana dengan sabun?"

"Aku tidak pakai sabun."

With You [LuWoo | CasWoo] ✓Where stories live. Discover now