Three ☀️

4.1K 685 52
                                    

"Ya, kau bisa membantu." tangan Lucas meraih batu yang tergeletak di dekat kakinya, lalu bangkit dan melemparnya ke dalan sungai. "Dengan membawaku pulang.. secepat mungkin. Yah.., jika kau mau."

"Ya sudah, ayo kita berangkat sekarang."

Lucas tercengang ketika Jungwoo berseru dan melangkah cepat kembali ke gubuk. Lelaki itu setuju secepat itu? Sulit untuk dipercaya.

Lucas berlari menyusul Jungwoo setelah ketercengangannya hilang dan mendapati Jungwoo yang sedang memasukkan berbagai hal ke dalam sebuah tas coklat yang cukup besar.

Wajah lelaki itu terlihat sedikit muram dari yang Lucas lihat. Bukankah Jungwoo bersemangat tadi? Apa Jungwoo menyesali keputusannya sekarang?

"Jika tidak ingin hari ini tidak apa."

"Tidak, kau ingin secepatnya, jadi sekarang adalah waktunya. Ah.., bajumu ditinggal di sini tidak apa-apa, kan? Aku akan mengembalikannya padamu.. suatu hari nanti?"

Tak bisa memikirkan yang lain, Lucas mengangguk. Dia akhirnya bergerak membantu Jungwoo menyiapkan berbagai hal yang sekiranya akan diperlukan dalam perjalanan nanti. Ini akan menjadi perjalanan yang panjang bagi mereka.

"Aku lupa memberitahumu, kita akan melewati jalan yang kurang manusiawi. Tapi jangan khawatir, jika lewat sana kita akan sampai ke kota dalam delapan jam." Jungwoo menutup tas dan memindahkannya ke atas punggung. "Percaya padaku." bibirnya tersenyum begitu lebar.

Lucas kehilangan kata-kata, dia terlalu terpana dengan Jungwoo. Entah apa itu, tapi Jungwoo terlihat luar biasa di matanya sekarang. Bahkan ketika Jungwoo sudah melangkah keluar, Lucas masih berada di tempatnya sampai teriakan Jungwoo menyadarkannya untuk segera menyusul.

☀️

Entah sudah berapa lama mereka berjalan, Lucas tidak tahu. Kakinya terasa sedikit berat sekarang, dia ingin istirahat. Tapi melihat betapa bersemangatnya Jungwoo yang berada di depannya membuat Lucas malu pada dirinya sendiri. Maksudnya, yang membutuhkan perjalanan pulang ini adalah Lucas, seharusnya dia lebih bersemangat dari Jungwoo.

"Kau lelah?" Jungwoo berbalik, bertanya pada Lucas. "Kita bisa duduk sebentar jika kau mau. Sebentar lagi kita harus menuruni bukit yang terjal."

Lucas hampir menggeleng jika Jungwoo tidak menariknya untuk duduk. Lelaki berkulit pucat itu tertawa, sepertinya menertawakan Lucas dengan gengsinya.

Keadaannya menjadi hening setelahnya. Lucas memandangi sekelilingnya
Hanya ada pohon besar dan daun yang berserakan yang menyapa matanya, membuat Lucas terserap kembali ke dalam lamunan karena tak ada yang menarik.

Setelah perjalanan ini selesai.. Jungwoo bagaimana?

"Kau melamun lagi. Kau senang sekali melamun."

Lucas berjengit karena suara Jungwoo yang terlalu tiba-tiba. Nafasnya tertahan, bukan karena rasa terkejut, tapi karena jarak wajah Jungwoo yang terlalu dekat dengan wajahnya. Lucas bahkan bisa merasakan deru nafas Jungwoo yang dingin.

"Wajahmu memerah? Kau sakit?"

"M-menyingkir dariku!" Lucas mendorong Jungwoo. Yang di dorong sedikit terlempar ke belakang dan meringis kecil karena tangannya menekan kerikil tajam. Walau tangannya jadi sakit, Jungwoo tidak menyalahkan atau marah pada Lucas. Salahnya juga mengganggu dan mengejutkan Lucas yang melamun,-

"A-a.. maaf, apa kau tidak apa?"

toh, Lucas juga meminta maaf akhirnya.

Jungwoo menggeleng. Dia bohong, tidak apa bagaimana? Tangannya berdarah sedikit sekarang, tapi tidak apa, perjalanan masih jauh dan luka ini bisa diobati nanti.

"Ayo kita lanjut saja."

Lucas hanya mengikuti Jungwoo. Kakinya terus melangkah ke depan mengikuti Jungwoo, berbeda dengan pikirannya yang berkelana ke belakang. Kejadian ketika wajah Jungwoo berada dekat dengan wajahnya.. Lucas tidak tahu apa, tapi ada sesuatu tentang hal itu yang membuat perutnya bergejolak aneh. Rasanya geli di dalam membuat Lucas ingin sekali berteriak kencang.

Ah..

Wajah Jungwoo yang memerah tadi.. lelaki itu terlihat manis, jauh lebih manis dari sebelumnya.

Bangun Lucas!

".. jadi kita harus berhati-hati."

Lucas membelalakkan matanya. Sepertinya dia melewatkan sesuatu yang penting.

"Nah, kau duluan."

"A-apa?"

Jungwoo berbalik dan memandangi Lucas yang tampak bingung. "Kau tidak mendengarkan ya?" Jungwoo berdecak, alisnya sedikit mengerut dan bibirnya mengerucut.

Sementara Lucas menelan ludahnya. Astagaa.. manisnya.. Batinnya menjerit.

"Aku tahu masalamu besar, tapi fokus. Kau bisa terluka jika tidak mendengarkanku tahu."

Selanjutnya Lucas hanya bisa mengangguk patuh, takut membuat Jungwoo marah dan mengubah keputusannya secara tiba-tiba.

"Sekarang kita harus menuruni bukit ini. Hati-hati, ada banyak batu yang rapuh." Jungwoo berucap. Kaki Lucas kembali melangkah dengan hati-hati.

Bukit ini terjal, sangat terjal. Yang membuatnya lebih buruk lagi bukit ini adalah kumpulan batu terjal. Lucas tidak bisa membayangkan jika dia atau Jungwoo terpeleset.. uugh.. mengerikan.

Perlahan mereka sudah melewati setengah bukit batu. Lucas selalu menginjak apa yang ada di depannya terlebih dahulu sebelum melangkah lebih lanjut, berjaga-jaga jika ada pijakan yang rapuh. Mulutnya juga selalu mengingatkan Jungwoo bahkan sesekali dia menggenggam tangan Jungwoo, takut jika Jungwoo terpeleset dan terluka.

"Hati-hati, agak rapuh. Biar aku dulu." Lucas melepas tangan Jungwoo dari genggamannya untuk melangkah. Tubuhnya berbalik dan segera mengulurkan tangannya pada Jungwoo. "Hati-hati." ucapnya.

Jungwoo sedikit melompat dan ketika kedua kakinya berpijak, saat itulah dia terpeleset karena pijakannya yang amblas.

"Aakh!"

"Tenang! Aku mendapatkanmu! Aku dapat!"

Untuk beberapa saat semuanya terasa kosong untuk Jungwoo. Dia masih terkejut dengan kenyataan dia hampir mati. Lalu dia sadar jika Lucas menyelamatkannya. Jika Lucas tidak meraih tangannya dengan cepat, Jungwoo yakin bukan lecet dan lebam saja yang ada di tubuhnya.

"Kau tidak apa?"

Lucas mengguncang pelan tubuh Jungwoo. Jantungnya berdebar cepat karena takut Jungwoo terluka parah. Bagaimana pun juga yang meminta untuk ditolong adalah Lucas, secara tidak langsung menjadikan Jungwoo tanggung jawabnya. Lucas tidak tahu harus apa jika Jungwoo terluka parah.

"Jungwoo?"

"Ya.., ya.., aku baik." akhirnya lelaki yang sedikit pucat itu menjawab. Helaan lega keluar dari mulut Lucas. Sempat terlintas keinginan untuk mengomeli Jungwoo karena bukan melangkah pelan dan memilih untuk melompat di atas pijakan yang sudah Lucas bilang rapuh. Tapi Lucas jadi tidak tega ketika mendapati kedua manik Jungwoo berkaca-kaca.., Jungwoo pasti terguncang.

Mengikuti kata hati, Lucas memeluk Jungwoo dengan hati-hati dan mengusap punggungnya lembut. Dia bisa merasakan sedikit getaran dari Jungwoo.

"Sudah, tidak apa. Kau aman sekarang." Lucas berucap, berusaha menenangkan Jungwoo yang terisak.

"Untuk ke depannya genggam tanganku saja. Tapi jangan melompat."

"Ung!"

☀️

With You [LuWoo | CasWoo] ✓Where stories live. Discover now