7 - (Pertemuan Kembali)

2.2K 86 0
                                    

Setelah pulang dari sekolah, aku langsung mengganti pakaianku dengan baju pergi. Umi mengajakku untuk pergi ke spurermarket. Aku menggunakan baju gamis berwarna peach dan kerudung syar'i yang senada dengan warna bajuku.

Sejujurnya aku sangat malas sekali untuk pergi kesana, tapi mau gimana lagi, aku gak bisa mengelak umi.

Sekitar 30 menit, akhirnya kami sampai di sebuah supermarket. Lumayan jauh jaraknya dari komplek rumahku.

Aku dan umi segera turun dari mobil, dan segera menuju salah satu toko penjual alat-alat masak yang lebih tepatnya Parabot.

'Ngapain umi ke tempat parabot? Parabot dirumah kan masih banyak mau ngapain beli lagi? Aku kira tujuan kesini mau belanja sayur' -batinku.

Banyak sekali banyak alat-alat masak yang ada di dalam toko ini, aku sampai pusing melihatnya karna tidak tahu fungsi-fungsinya apa, hanya fungsi wajan dan panci saja yang ku tau dengan baik.

Umi langsung ngacir kesana-kemari, sedangkan aku ditinggalkan. Beginikah kalo diajak belanja sama ibu-ibu? Apakah suata saat nanti aku bakalan suka shopping perabotan?.

"Kamu sedang cari alat masak apa nak, Kelihatannya kamu kebingungan?" tanya seorang wanita paruh baya ketika ia melihat ku sedang merengut.

Aku menoleh ke asal suara itu. Ketika menatap wajah wanita tersebut, aku teringat pada seorang wanita yang hanan rangkul di foto yang aku lihat dari instagram hanan. Wajah ibu itu sangat sejuk, pantas saja anaknya pun memiliki paras yang menenangkan.

"Kamu mau belanja apa nak cantik?" tanya ibu itu lagi.

"Hehehe saya ga belanja bu, saya cuma lagi temani umi saya belanja, tapi umi nya hilang"

"Ohh seperti itu ya, ibu kira kamu lagi belanja terus kayak lagi kebingungan gitu, makannya ibu samperin kamu niatnya pingin bantu" ucap ibu itu.

"Hehehe enggak bu, lagipula kalo saya belanja, mau belanja apa? Sedangkan saya gak pernah belanja kayak peralatan masak"

"Lebih seringnya berbelanja baju ya?" tanya ibu itu.

"Hehehe iyaa buu"

"Bundaa... Hanan ambil panci yang ini ya" ucap lelaki memanggil sebutan bunda kepada wanita yang sedang berbicara denganku.

Ha-hanan?!

'Kenapa dia disini? Ah! Ku kira ibu ini pergi sendirian, ternyata bersama hanan' - batinku.

Hanan menghampiri kami berdua. Jantungku? Ya! Jantung ku berdegub sangat kencang saat hanan menghampiri kami.

"Bundaa, hanan ambil panci yang ini dua" ucapnya kepada ibu-ibu yang sedang bersamaku.

"Ohh yasudah"

Ku lihat hanan menghembuskan nafasnya. Entah kenapa. Kurasa, sekarang dia sedang melihat ke arahku.

"Kamuuu? Temannya nada?" Tanya hanan yang tentunya mengarah kepadaku.

Aku hanya menjawabnya dengan anggukan. Jantungku makin berdetak tak berkaruan. Darimana dia tau kalo aku temannya nada?. Ah! Lebih baik aku pergi saja darisini daripada nanti hanan bikin aku sport jantung.

"I-ibu saya harus pergi, saya takut umi mencari saya. Assalamualaikum" ucapku langsung lari terbirit-birit.

Sungguh sangat menyebalkan! Kenapa harus ada hanan disini?.

IMAM SAMPAI SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang