Permintaan

60 13 0
                                    

Happy reading 😊😊
-
-
-
-

Rachel pov

Aku melangkah maju masuk kerumah Om reza, cukup ragu apakah aku bisa tahan dengan apa yang akan aku lihat nanti nya.

Aku melihat ka Kevin dkk sudah ada disana, kami menghampiri mereka. Tapi aku tidak melihat keberadaan Juna.
Untuk apa aku mencari nya?
Mulai sekarang dia bukan siapa-siapa mu Rachel.

Om Reza telah selesai meresmikan perusahaan nya tersebut. Dan selanjutnya, acara tunangan Juna.

"Adik gue cantik banget malem ini"puji ka Kevin

"Makasih ka Kevin"

"Pacar aku juga cantik"Goda Raka

"Makasih pangeranku"sahut Melly.

"Hmmmmmm"Tasya berdehem ria

"Lo kenapa sya"

"Enggak papa"

"Sya"panggil ka Kevin.

"Iya"

"Cantik"

Bisa terlihat pipi Tasya udah kaya kepiting rebus, dibuat ka Kevin.

"Makasih ka Kevin"

Ka Kevin membuang muka, tapi masih bisa ku lihat dia terkekeh kecil.
Ada apa dengan Tasya dan Ka Kevin?

"Luna gue suka"Ucap Rafa

"Apa nya"

"Gue suka sama lo"

Kami membulatkan mata seketika, Rafa menyatakan perasaannya secara live didepan kami.

"Lo gak modal banget, nembak cewek ditempat tunangan temen Raf"

"Biarin, yang penting moment bagus"

"Bagus apaan"

Rafa tak lagi menanggapi, dia terus saja menatap Luna.

"Gimana lun, terima"ucapku membisiki Luna

"Gue gak tau, emang ini beneran"

"Ya iyalah Luna, lo pikir Rafa ngelawak. Lo liat deh muka nya dia"

"Hmm"

"Gimana"tanya Rafa

"Gue... "

"Inilah acara yang kita tunggu-tunggu, pertunangan anak tunggal kami"

Jawaban dari Luna terpotong, gue gak kebayang gimana perasaan Rafa, gantung.

"Untuk mempersingkat waktu, kalian maju"ucap Om Reza mempersilahkan Juna dan Fika untuk maju dan memasangkan cincin dijari manis mereka.

Juna sudah berdiri disana, dengan jas hitam dia terlihat menawan. Bodoh lo chel. Dia tidak berhenti nya tersenyum.
Tapi dimana Fika, seharusnya dia sudah ada disana.

Kurasakan ada sepasang tangan merangkul bahu ku, berusaha menuntun ku melangkah kedepan. Aku menoleh menatap orang itu, ternyata dia. Eh untuk apa dia menuntunku.

"Fika"gumamku.

Fika hanya tersenyum, aku menatapnya bingung kepada orang tuaku, mereka hanya tersenyum jahil. Juna, dia kini juga tidak berhenti tersenyum memperlihatkan lesung pipit nya. Kenapa seakan aku yang akan tunangan dengan Juna disini.

"Nah, akhirnya.  Putri bunda cantik banget malam ini"ucap bunda(mamanya Juna)

"Makasih bun, ini sebenarnya apa ya"tanyaku bingung. Mereka terkekeh mendengarku, aku merasa dipermainkan sekarang.

BUM ( REVISI )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora