#1: Musuh Bebuyutan

2.4K 271 7
                                    

"Berenti!"

Teriakan itu memecah keheningan sekolah di pagi hari yang tenang. Suara teriakan yang sudah tidak asing lagi di telinga para penghuni SMA Panca Bakti. Terdengar hampir setiap hari dengan nada yang sama, kesal campur marah. Teriakan seorang murid perempuan layaknya seorang polisi sedang menangkap perampok besar kelas kakap.

"Gue bilang berenti!" teriaknya lagi menggemparkan partikel-partikel yang ada di dinding koridor sekolah sehingga menyebabkannya bergema. Sementara murid laki-laki yang sedang dikejar oleh murid perempuan itu seakan tidak peduli. Ia justru semakin senang karena merasa seperti sedang dikejar oleh penggemar setianya.

Murid laki-laki itu adalah Galang Adyatma. Pemuda bertubuh gempal pemilik senyum semanis gulali yang terkenal paling usil di Panca Bakti. Salah satu korban keusilan Galang adalah murid perempuan bernama Akina Caramelia yang saat itu sedang mengejarnya. Gadis blasteran Jepang-Indonesia yang agak tomboi itu adalah musuh bebuyutannya.

"Kalau nge-fans sama gue, bilang aja! Enggak usah malu-malu!" teriak Galang sambil terus berlari menghindari kejaran Kina yang tak pantang menyerah sedikit pun.

"Dih, siapa juga yang nge-fans ama buntelan bantet?" teriak Kina geram.

"Jangan ngejer lagi dong, kalau gitu!" sahut Galang membuat Kina semakin mengencangkan larinya.

"Kembaliin buku PR gue dulu!" teriak Kina dengan wajah garang.

Mereka terus saja berkejaran di koridor, lalu pindah ke taman, ruang kelas, dan pada akhirnya tragedi kejar-kejaran itu berakhir di ruang guru, berhadapan dengan wali kelas mereka.

Wali kelas mereka adalah Bu Hesti yang berperawakan gemuk dan berwajah nyentrik dengan gaya khas rambutnya yang digulung ke atas. Suaranya besar seperti halilintar jika sedang marah, tetapi tidak pernah membuat Galang dan Kina kapok berulah.

"Berdiri di koridor kelas sampe bel pelajaran selanjutnya!" perintahnya dengan suara menggelegar. Galang dan Kina hanya meringis sesaat sambil menutupi telinga mereka.

Dengan santai seolah tidak bersalah, Galang segera melangkah keluar untuk menjalani hukuman. Lain halnya dengan Kina. Ia keluar dari ruang guru sambil menggerutu menyalahkan Galang atas hukuman itu.

"Ini semua gara-gara lo, tau!"

"Cerewet!"

Tangan Kina sudah terangkat hendak menjambak rambut Galang yang seperti habis terkena badai itu, tetapi ia langsung mengurungkan niatnya. Jika sampai ketahuan oleh guru lain, hukuman mereka bisa bertambah dan itu adalah hal yang paling ingin dihindarinya.

Mereka sudah sering mendapat hukuman sejenis itu dan Kina sendiri sudah lelah sebenarnya. Ia ingin menjalani tahun terakhirnya di SMA dengan tenang. Namun, Galang selalu saja mengganggunya.

Sejak perkenalan pertama mereka yang begitu dramatis, Kina langsung tahu bahwa wajah bersenyum manis seperti malaikat itu hanyalah kamuflase untuk menyembunyikan sisi lain dalam dirinya.

Kina tidak akan pernah lupa dengan apa yang dilakukan Galang di hari pertama mereka berkenalan. Senyum manis penuh kelicikannya juga tangannya yang buntet bersama cicak yang ia sembunyikan dalam genggaman ketika mengajaknya bersalaman.

Hal yang dilakukan Galang kepadanya itu telah membuat ia mendeklarasikan perang yang berlangsung hingga sekarang.


🍭🍬🍭


"Galang!" teriakan Kina kembali pecah saat melihat isi lacinya dipenuhi oleh serpih serutan pensil aneka warna. Beberapa bukunya yang ia simpan dalam keadaan terbuka jadi berwarna-warni terkena tangannya yang langsung panik membersihkan. Bukannya membuat bukunya bersih, tetapi malah membuatnya semakin kotor.

Enemy CrushWhere stories live. Discover now